Prolog : Pak Ketua

1K 67 44
                                    

Matahari FMV


a/n :
disarankan untuk menonton video di atas sebelum membaca bagian ini.

🌞

"Woi, jangan lupa mau techincal meeting kita," ucap Marvelyn mengeraskan suara begitu melihat teman-temannya berjalan ke pintu keluar gereja.

Clementine, Kelsey dan Ellie berbalik, memandangi gadis bermarga Wikarsa yang berdiri dengan jarak lumayan jauh dari mereka.

"Mau ke toilet, bentar. Lo mau ikut gak?" tawar Kelsey menaikkan volume suaranya juga agar dapat didenger oleh Marvelyn.

Gadis yang merupakan anak pertama dari keluarga Wikarsa itu menggeleng. Menolak tawaran temannya tersebut. "Enggak. Gua di sini aja."

"Oke!" kata Ellie dengan suara nyaring. Keempat perempuan itu kemudian berbalik.

Marvelyn melangkahkan kaki menghampiri Kenneth yang duduk di bagian multimedia bersama dua orang temannya.

"Gimana PPT-nya udah lo simpen, kan?" tanya Marvelyn.

Kenneth menggeleng, membuat Marvelyn melebarkan mata. "Lho? Terus gimana? Kalau gak ada PPT-nya, kita gak bakalan bisa technical meeting."

"Tenang. Ada kok. Keenan juga simpen file PPT-nya. Jaga-jaga kalau gua lupa." Ucapan Kenneth tersebut membuat Marvelyn lega. Gadis itu beralih menatap Keenan yang sedang fokus pada layar laptop di depannya. "Thank you, Nan. Kalau lo gak simpen juga, bisa-bisa technical meeting hari ini batal. Dan kita bakalan dimarahin sama kakak-kakak yang lain."

"Sama-sama. Udah kewajiban gua juga, kan?" Lelaki itu menyahut, namun tatapannya tetap pada laptop.

"Oh, iya, Lyn."

"Ya, kenapa Josh?"

"Katanya temen lo, si Tiffany ikutan juga? Mana dia?" tanya lelaki bernama Joshua itu.

"Terakhir gua liat, Fany bilang dia bentar lagi sampe."

Joshua membulatkan bibir sebagai respon. Lalu Marvelyn membuka tas selempangnya yang tertutup, dan mengambil ponsel di dalam tas. Ia membuka aplikasi line, membaca pesan terakhir dari Fany. Kemudian Marvelyn mendongak menatap ketiganya. "Gua duluan, ya. Mau jemput Fany dulu," pamit gadis itu pada Keenan, Kenneth dan Joshua.

Sepeninggal Marvelyn, Joshua yang menyeletuk ringan hingga membuat Keenan menoleh kepadanya.

"Keenan, lo sama Marvelyn aja."

Lelaki yang disebut namanya itu mendecak. "Ngaco. Lo mending bantu Dani ngatur bangku sana! Daripada ngeracau gak jelas."

"Yeh, dibilangin. Lo berdua, tuh, sama-sama lagi patah hati. Terus, nanti jadi saling mengobati hati masing-masing deh," kata Joshua santai.

"Yang ada malah jadi pelarian, goblok," umpat Keenan kesal.

"Udah-udah. Kalau mau ribut, jangan di sini. Ini masih di gereja," tegur Kenneth.

Matahari ✔️Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang