Marvelyn menaiki anak tangga sebelum akhirnya, kaki jenjang itu menyentuh lantai lobby sekolah. Ia mengambil beberapa langkah menuju papan yang tersedia. Terdapat kertas berisi daftar-daftar nama kelas pada papan tersebut. Mulai dari kelas sepuluh sampai kelas dua belas. Marvelyn sengaja datang pagi-pagi untuk mengecek di kelas mana ia ditempatkan.
Matanya menelusuri setiap papan, mencari kertas bertuliskan 'Daftar Nama Kelas XII MIPA'. Begitu menemukannya, ia melihat satu-persatu daftar nama per kelas. Dua kelas terlewati dan tidak ada satupun yang mencatumkan namanya. Gadis itu menyipitkan mata, membaca daftar nama kelas 12 IPA 3. Ia langsung melihat ke nama-nama dengan huruf awalan M.
"Ketemu," gumam Marvelyn saat menemukan namanya. Bola matanya bergerak, membaca nama-nama teman satu kelasnya. Dari nomor absen paling awal sampai akhir. Ia tersenyum senang karena melihat nama Kelsey, Fany, Keenan dan Darren.
Lalu Marvelyn merogoh saku rompi, mengambil ponsel. Mengakses benda persegi panjang yang terkunci itu dengan face id, kemudian membuka aplikasi line.
Anak Suci (15)
Marvelyn: kita satu kelas @Kelsey @Tiffany @Keenan @Darren
Tiffany: booking kursi
Tiffany: bentar lgi otw
Keenan: gila. lo dah di sekolah lyn?
Marvelyn: baru aja sampe
Kelsey: gua aja baru mau mandi
Clementine: hebat lo datang lebih dulu dari gua
Marvelyn mendecih kecil. Ia hendak beranjak, namun muncul sebuah notifikasi dari Keenan. Gadis itu buru-buru membalasnya.
Keenan: duduk bareng ya
Marvelyn: gua sama kelsey
Marvelyn: lagian ada darren. parah lo lupain temen sendiri ckck
Keenan: oh iya
Marvelyn: mau modus ye sama gua?
Keenan: anda jangan terlalu percaya diri:))
Marvelyn: :)))
Marvelyn baru saja ingin mengetik sebuah kalimat. Tetapi ia terintrupsi oleh orang yang memanggil namanya.
"Lyn!"
Marvelyn menengadah, menoleh ke sumber suara. "Lho? Oline?"
Gadis bernama Caroline itu menghampiri Marvelyn sembari tersenyum manis.
Kebetulan sekali dirinya bertemu Caroline. Ia tidak harus naik ke atas sendirian. "Oline, kita sekelas." Sejujurnya, Marvelyn lupa memberitahu empat orang itu kalau mereka juga satu kelas dengan Caroline. Ah, biarkan saja. Nanti mereka tahu sendiri.
"Asik! Ya udah, kita ke atas, yuk!" ajak Caroline.
"Yuk!"
Marvelyn segera memasukkan ponsel ke dalam saku rompi. Berjalan beriringan dengan Caroline. Tanpa tahu bahwa ia mendapatkan sebuah notifikasi dari seseorang yang belakangan ini menjadi alasan dirinya bersedih.
Harvey: hey, how are you?
🌞
"Gua udah bilang, jagain tempat duduk di belakang lo. Gimana sih Lyn?" protes Keenan.
Marvelyn memajukan bibir. "Maaf. Gua gak buka HP lagi."
"Darren ke mana lagi? Sisa lima menit sebelum bel masuk sekolah." Keenan menengok ke belakang, memandangi jam dinding di kelas.
KAMU SEDANG MEMBACA
Matahari ✔️
Novela Juvenil[Spin Off Dear You || 1st #SeniorYearSeries ] Jika diibaratkan dengan sebuah benda langit, Keenan adalah matahari. Sementara Marvelyn adalah bulan. Walau keduanya saling melengkapi, sampai kapapun matahari dan bulan tidak akan pernah bersama. Karen...