36. Insiden Banana Boat

141 25 32
                                    

a/n:
biar kalian punya bayangan tentang vilanya, aku di sini bakal liatin bagian-bagiannya di chapter ini dan chapter kayak kira-kira pengambaran kondisi vilanya seperti itu.

okelah. happy reading!!

🌞

Sembilan perempuan itu berada di pemandian air panas belakang vila. Jangan heran, mengingat perkarangan vila milik keluarga Winata ini memang sangat luas. Mereka terlihat bersenang-senang sekaligus menghangatkan badan. Saling melempar canda-gurau dan bermain air.

Ada Marvelyn yang menyentuh punggung Fany dan mendorong tubuh gadis itu yang terdorong pasrah

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Ada Marvelyn yang menyentuh punggung Fany dan mendorong tubuh gadis itu yang terdorong pasrah. Senyum lebar tercetak di wajah keduanya.

Mereka sepakat bangun satu jam lebih awal dari cowok-cowok sebagai upaya balas dendam. Kesembilan perempuan itu sarapan lebih dulu. Bahan makan yang tersisa sengaja mereka habiskan supaya para cowok tidak dapat sarapan. Mereka juga meninggalkan piring bekas sarapan untuk ketujuh lelaki itu mencucinya.

"Kita keterlaluan gak sih sama mereka?" tanya May. Mendapat sahutan dari Kelsey yang duduk di bebatuan atau pinggiran kolam pemandian air panas. "Mereka yang mulai duluan. Jadi kita balas."

"Kita lebih parah tau, nyisain oreo tapi krimnya diganti pasta gigi," kata Fany membuat semuanya tertawa. Kemudian Ellie mengajak lomba tahan nafas di dalam air. Yang paling lama, yang menang. Dan diiyakan Marvelyn, Clementine, Gaby, Aluna dan Kelsey. Sisanya menonton enam orang itu.

Marvelyn adalah orang pertama yang menyerah. Ia hanya bertahan selama 20 detik. Disusul Clementine, Aluna dan Gaby. Ketiganya duduk di bebatuan menyaksikan Ellie dan Kelsey yang masih bertahan hingga akhirnya sang pemilik vila juga menyerah. Ellie sudah menang sebenarnya, tapi gadis itu tidak kunjung mendongakan kepala.

Tidak mengikuti teman-temannya yang mendekati Ellie, Marvelyn tetap duduk di bebatuan memperhatikan sahabatnya itu yang tak bergeming dari posisinya. "Wah gila juga lo, El."

"Ci lo gak mau udahan? Lo udah menang," kata Helsa.

"Tau El. Ntar lo kehabisan nafas," celetuk Fany.

Gak lama, Ellie mendongakan kepala. Mengatur nafas. May di sebelahnya mengamati timer pada ponselnya. "Hampir tiga menit."

"Berapa lama, May?"

"Dua menit lebih empat puluh lima detik."

"Hah?"

"Serius?"

"Iya."

"Wah.."

"Keren.. Keren.."

Lalu mereka ke pinggiran kolam pemandian air panas, menyandarkan punggung dan menaruh kepala di bebatuan tersebut. Sembari mengobrol dengan teman di sebelahnya.

Matahari ✔️Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang