35. Langit Senja Pulau Dewata

135 25 22
                                    

Pukul setengah tujuh pagi, para cowok bangun lebih pagi dari cewek-cewek. Mereka baru saja menghabiskan sarapan yang dimasak Keenan dan Kenneth. Sebenarnya ketujuh lelaki itu sengaja bangun pagi-pagi karena ingin membalas dendam pada para cewek.

Keenan mengintruksi yang lain untuk pergi ke lantai dua. Sementara dirinya melangkah dari meja makan ke dapur, mengambil panci serta spatula masak. Lalu segera menyusul ke atas.

Saat di lantai dua, Keenan sudah siap untuk memukul panci dengan spatula masak. Di tangan Kenneth ada speaker bluetooth yang akan diputar lagu dari ponselnya.

"Gua hitung, ya," kata Joshua. "Satu... Dua... Ti..Ga!"

Keenan memukul kencang panci dan Kenneth memperbesar suara speaker begitu lagu Boombayah milik BLACKPINK terputar. Ia juga memperbesar volume ponsel agar lebih terdengar oleh para cewek-cewek yang berada di dalam kamar. Sisanya hanya bertugas untuk berteriak, membangunkan para kaum hawa yang masih terlelap.

"WOYY CEWEK-CEWEK BANGUN!!!"

"BANGUN! BANGUN!"

"BANGUN LO SEMUA! KEBO BANGET!"

"MASA KALAH SAMA KITA?"

"CEPETAN BANGUN!"

Bisa dibayangkan betapa kacaunya suasana vila karena suara bising yang dibuat ketujuh lelaki itu. Membuat seluruh cewek terbangun. Bisa saja mereka menghiraukan keributan di luar dan kembali tidur. Tapi saking gaduh dan berisiknya, rasa kantuk hilang. Berganti rasa kesal.

Dalam kamar masing-masing Marvelyn, Kelsey, Clementine dan keenam gadis yang lain terpaksa turun dari ranjang. Berjalan ke arah pintu kamar dengan umpatan keluar dari bibir mereka.

Cowok-cowok itu terlonjak begitu tiga pintu kamar terbentang keras ke tembok secara bersamaan. Memperlihatkan muka-muka para cewek yang tertekuk. Jika ini adalah acara televisi, maka ada efek api di mata mereka.

"Kalian kenapa sih? Ini masih pagi. Udah berisik aja!" omel Marvelyn.

"Tau! Gua lagi mimpi ketemu oppa-oppa kesayangan langsung buyar gara-gara lo semua berisik banget!"

"El, temen lo ini ada darah Korea, jadi masuk 11/12 lah sama oppa-oppa lo itu," sahut Darren mendapat tatapan tajam dari Ellie. "Lo mingkem aja! Gak usah pake acara bercanda di situasi kayak gini," kata gadis itu ketus.

"Kemarin yang ngajak perang duluan, kan kalian. Ngasih daging hambar ke kita. Ya, kita balas."

"Tapi gak gini caranya!"

"Gak peduli," balas Joshua dengan nada meledek. Membuat muka May semakin masam.

"Ya udah. Ayo, kita ke taman aja. Main bola. Dah!" Nada Keenan terdengar tengil, membuat para cewek ingin sekali mendorong lelaki itu berserta yang lain dari lantai dua.

Sepeninggal ketujuh lelaki itu, beberapa dari mereka ada yang membuang nafas kasar. Ada juga yang menggeram dan mengomel-ngomel. Meluapkan kekesalan mereka.

"Lyn, jalanin rencana kedua lo buat ngerjain mereka," kata Clementine yang berdiri di sebelah gadis itu.

"Rencana apa?"

"Apa, Lyn? Cepet kasih tau."

Kemudian Marvelyn mengajak mereka berkumpul, duduk melingkar. Dan menjelaskan perihal rencana yang sudah terpikirkan sejak kemarin.

🌞

Di daerah Ubud memiliki banyak tempat wisata terkenal yang dapat dinikmati para wisatawan yang sedang menghabiskan liburan di Bali. Kemarin keenam belasnya hanya sempat mendatangi tiga tempat di daerah tersebut.

Matahari ✔️Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang