Epilog : Rahasia Cintaku

227 24 42
                                    

25 Februari 2023.

Sembilan hari lagi, libur semester ganjil segera berakhir. Biasanya di hari Sabtu, Keenan akan pergi ke rumah Joshua, bermain playstation dengan sang pemilik rumah beserta Darren dan Kenneth. Atau sekedar berkumpul. Sayangnya kebiasan tersebut hilang sejak dua tahun yang lalu. Dikarenakan masing-masing memiliki kesibukan, terutama Keenan. Menjadi anak dari jurusan kedokteran tidak bisa memiliki waktu luang seperti jurusan lainnya. Bukan berarti tak punya waktu kosong sama sekali. Hanya saja jika dibandingkan dengan jurusan lain tentu saja berbeda.

Selama 1 tahun lebih 8 bulan, tidak ada yang berubah secara signifikan. Mungkin hanya penampilan, sikap dan pola pikir yang sedih lebih dewasa. Sisanya tetap sama, seperti perasaan Keenan terhadap Marvelyn.

Lelaki bersurai coklat itu mengangkat sebelah alias begitu mendapat panggilan suara dari Joshua. Keenan kemudian mengangkatnya dan menempelkan benda panjang tersebut tepat di telinga.

"Halo?"

"Halo. Nan, udah liat story Marvelyn belum?"

"Lo gak kerja?"

"Sabtu gua pulang lebih cepat dari biasanya. Dah, gak usah alihin pembicaraan. Jawab pertanyaan gua barusan."

Keenan menghela nafas. "Gua udah sempet lupain dan sekarang lo ingetin lagi. Sengaja buat gua makin patah hati ya?"

"Kaga. Cuman nanya doang. Lagian salah sendiri gak pernah dengerin kata-kata gua dan yang laun buat deketin Marvelyn terang-terangan, bukan sebagai sahabat."

"Gua nunggu waktu yang pas dan nunggu Marvelyn move on. Katanya pengen beres sama masa lalu dulu , baru buka hati. Beres sama masa lalu, my ass. Yang ada rujuk sama masa lalu."

Suara tawa Joshua terdengar disebrang sana. "Kasian teman gua."

"Lo mau ngomong apa lagi? Kalau udah gak ada yang dibicarain, gua tutup."

"Pak dokter sensi amat. Mending lo ke rumah gua, ada Kenneth sama Darren. Alasan gua nelpon mau ajakin lo ke sini."

"Bentar lagi gua otw."

Begitu sambungan terputus, Keenan bangun dari tempat tidur. Menyambar leather jacket hitam miliknya yang ditaruh di kursi meja belajar. Kemudian ia meninggalkan kamarnya.

🌞

"Jangan minum bir banyak-banyak bego. Lo balik gimana? Udah tahu gak kuat minum," tegur Kenneth. Ia memukul kepala Keenan membuat lelaki itu mengaduh.

"Baru dikit."

"Dikit, dikit. Ntar bablas kayak waktu di Bandung," cibir Kenneth.

Keenan mendecak begitu Darren mengambil paksa kaleng bir miliknya. "Balikin!"

"Gak. Males gua urusin lo kalau sampai mabok."

"Satu kaleng gak bikin gua mabok. Gua juga baru minum dikit."

Darren merotasikan mata. Tak sangka bahwa Marvelyn berefek begitu besar dalam hidup sahabatnya itu. "Fyi, lo beli bir yang kadar alkoholnya tinggi. Lebih tinggi dari waktu karwis di Bandung."

"Asal ambil."

"Sepik," cibir Joshua menatap sinis Keenan. "Heh! Gua tau lo galau, tapi jangan lari ke alkohol. Goblok."

Matahari ✔️Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang