Nara Shikadai

2.9K 162 14
                                    

"Aku pulang."

Suasana begitu hening, Shikamaru tak mendengar satu pun suara dari dalam rumahnya.

"Temari," ia memanggil istrinya sambil berjalan masuk ke dalam rumahnya.

"Temari," panggil Shikamaru. Temari yang sedang duduk termenung di ruang keluarga tersentak.

"Ah, Shikamaru selamat datang, kapan kau pulang ?" Temari berdiri dan mulai membantu suaminya membuka mantelnya.

"Baru saja, kenapa kau tadi melamun hm ? Apa ada masalah ?" Shikamaru mencium bibir Temari lembut.

"Kau mau makan atau mandi ?" Temari mencoba mengalihkan pembicaraan mereka.

Shikamaru mengenyit heran "Jangan mengalihkan pembicaraan, Temari. Jawab pertanyaan ku, ada apa ? Aku ini suamimu, kau bisa menceritakan semuanya kepadaku."

Temari terdiam, ia terlihat ketakutan.

"Katakan saja Temari."

Temari mendongak menatap suaminya. Ia menarik tangan Shikamaru pelan ke arah kamar. Shikamaru mengikuti istrinya dengan patuh dan tanpa banyak bertanya.

Temari terlihat mengacak acak isi laci di kamarnya. Ia menghampiri Shikamaru yang duduk di tepi ranjang sambil membawa benda pipih berwarna putih.

Temari menyodorkan benda yang dibawanya kepada Shikamaru. Shikamaru menerimanya dengan tatapan bingung .

"Kau.... hamil ?" Ujar Shikamaru sambil melihat testpack yang disodorkan Temari. Ia melihat 2 garis disana, tanda sang putri Suna sedang hamil.

Temari mengangguk pelan, wajahnya terlihat menunduk. Shikamaru semakin heran dengan tingkah wanita yang baru menjadi istrinya 2 bulan yang lalu itu.

"Kenapa kau terlihat murung? Bukankah ini adalah kabar yang baik ? Apa mungkin kau tidak suka mengandung an-"

"Tidak !" tangan Temari menutup mulut Shikamaru dengan cepat sebelum pria itu menyelesaikan ucapannya.

"Tidak mungkin aku begitu, Shikamaru." Temari memasang wajah kesal.

"Lalu ?"

"Aku.... aku hanya...takut..." cicit Temari.

"Kau tahu bukan, Hahaue tiada karena melahirkan Gaara dan hal itu... membuatku takut dan trauma. Aku...aku takut Shikamaru, aku takut... Aku takut aku tak akan bisa melihat anak ini, aku..aku takut tak bisa membesarkannya dan merawatnya dengan baik...aku...aku benar benar takut, Shikamaru," Temari mulai terisak.

"Aku takut.... Aku tidak bisa menjadi ibu yang baik untuknya...aku...aku sudah lama tak merasakan kasih sayang orang tua....aku takut, aku tidak bisa mendidiknya dengan baik karena keadaanku. Aku takut kalau aku..."

"Ssht, tidak apa apa, kita akan melalui ini bersama, bukankah itu tujuan kita untuk menikah ? Kita sudah berjanji untuk melalui semuanya bersama, Temari. Dan kita juga akan merawat dia bersama sama, aku juga akan belajar untuk menjadi ayah yang baik. Dan soal kematian Hahaue mu, aku yakin kau tidak akan tiada."

"Kenapa kau bisa seyakin itu ?" Tanya Temari Dengan nada ragu.

"Karena istriku, Nara Temari adalah wanita yang sangat kuat." Shikamaru menyatukan dahi mereka dan memandangi mata indah Temari dari dekat, berusaha menyalurkan kekuatan dari tatapannya.

Air mata Temari semakin tak terkendali. Ia memeluk suaminya erat.

"Terima kasih, Shikamaru, berkat kau aku jadi sedikit tenang." Temari membenamkan wajahnya di leher Shikamaru

"Itu adalah tugasku sebagai suamimu bukan ? Lagipula seharusnya aku yang berterimakasih kepadamu, arigatou Temari, karena sudah mengandung anakku." Shikamaru mengecup ujung kepala Temari lembut. Temari tersenyum.

Wedding Mission ?!Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang