Ramaikan komentar paragraf dongsss..
Vote dulu sebelum baca..
Btw, gue Rapunzel. TITIK.
Dah. Selamat Membaca
nb : tandai typo
-------------------------------------------------------Bab 64. Ditikung Liam
***
SAMUEL baru saja pulang dari sekolah ketika mendapati Arsenio di depan pintu apartementnya- yang masih terbuka lebar. Bahkan dari radius beberapa meter ia dapat melihat dua koper tergeletak disana.
Begitu sampai di depan Arsenio, ia menatap tajam papanya itu. Belum sempat mengeluarkan suara, kasak-kusuk di dalam terdengar hingga kemudian dua pengawal Arsenio keluar sambil membawa tas biola dan kamera miliknya.
Samuel mengepalkan tangannya dan kembali menatap Arsenio sengit. Sedangkan papanya itu hanya tersenyum meremehkan sembari mengulurkan tangan, "mana acces card apartment kamu," katanya.
Dengan emosi di ubun-ubun, Samuel mengeluarkan acces cardnya dan menyerahkan pada Arsenio. Kali ini, papanya benar-benar keterlaluan. Selama ini, biasanya yang disita hanya mobil dan ATM saja. Itu pun bertahan beberapa minggu hingga akhirnya Samuel menyerah dan memintanya kembali. Tapi, sekarang, ia diusir. Berarti benar kata papanya, bahwa ia memang tidak diharapkan sejak dulu.
Persetan dengan semua kebaikan, rasa hangat, dan segala kenangan indah yang dulu papanya berikan. Itu semua hanya kamuflase dan tidak pernah tulus.
"Buku-buku sekolah kamu sudah di dalam semua. Jadi, langsung pergi sana," usir Arsenio.
Harga diri Samuel seperti diinjak-injak. Ia meraih tasnya dan menarik kopernya. Ia sedikit kesulitan melakukan itu tapi tidak ingin kelihatan mengenaskan di mata Arsenio.
"Kunci rumah di Menteng, siniin juga," kata Arsenio lagi.
Samuel memejamkan matanya. Ia berbalik kemudian melempar kuncinya ke arah papanya. Hal itu membuat Arsenio tersenyum penuh kemenangan.
Tidak ingin meladeni Arsenio, Samuel segera memasuk lift. Untung saja motornya hasil beli sendiri, jadi masih ada kendaraan untuk dipakai. Tapi, yang jadi pertanyaan adalah...
gimana caranya membawa semua barang bawaannya tersebut? dan kemana ia harus pergi?
Sepanjang jalan menuju basemant, Samuel tidak berhenti berpikir. Hingga akhirnya, ia mengeluarkan ponselnya dan menghubungi seseorang setelahnya.
"Ben, jemput gue di apartement."
***
SETELAH membatu Samuel menata barang-barangnya di kamar sebelah, Bennedith langsung ke dapur untuk mengambil minuman. Ia kembali ke ruang TV dan mendapati Samuel sudah duduk disana sambil memejamkan mata.
"Gue numpang disini dulu beberapa hari," kata Samuel ketika Bennedith sudah duduk di sebelahnya
"Nghokey."
"Besok gue mau mulai cari kost-kostan."
Bennedith berdecak, "daripada lo ngekost mending disini aja," katanya. Ia menyalakan televisi, mencari channel yang pas untuk ditonton siang hari. Ujung-ujungnya ya... liga sepak bola.
"Nggak lah."
"Kenapa nggak cari apartement aja?"
"Pingin suasana baru."

KAMU SEDANG MEMBACA
Retrouvailles
Teen FictionSamuel itu banyak lukanya. Papanya selingkuh, mamanya meninggal bunuh diri, pas dewasa malah dijodohin dan dituntut ini itu. Lalu, pertemuannya dengan siswi baru bernama Lyodra membawanya pada satu fakta bahwa ; gadis itu anak dari selingkuhan papan...