Bab 66. Pergi

90.5K 9.7K 3.1K
                                        

Tandai typo yaa..

Selamat Membaca

nb : coba baca sambil dengerin lagu Before You Go nya Lewis Capaldi.

--------------------------------------------------------

Bab 66. Pergi

Pernah ngerasain bimbang

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Pernah ngerasain bimbang. Di sisi lain ingin dia pergi, tapi sebagian hati malah menahan untuk jangan pergi.

***

SAMUEL mengamati separuh wajah Lyodra yang tertimpa sinar dari langit barat, membuat mata hitam gadis itu berkilat. Angin sore lagi-lagi menghempas rambut panjang gadis itu dengan lembut. Dengan background yang klasik, rumah bergaya skandinavia, halaman penuh bebungaan dan langit barat yang berwana merah menyala bercampur keemasan, Samuel merasa bahwa ia seperti melihat sebuah potret foto dengan fokus utama gadis dihadapannya.

"Kenapa lo nggak bilang kalau selama ini Aurbee ngancem lo?" tanya Samuel memecah hening.

Lyodra jelas kaget. Ia menghentikan makannya kemudian menatap Samuel. Lelaki itu membenahi duduknya agar menghadapnya penuh, membuat trampolin yang mereka duduki sedikit berguncang.

"Mulai dari yang dia nyamperin lo ke apartement sampai dengan ancaman-ancaman dia yang lain, kenapa lo nggak pernah cerita?" tuntut Samuel. Melihat gesture Lyodra yang bingung karena ia tahu semuanya, lelaki itu mengeluarkan ponsel Aurbee yang berhasil diambil tadi lalu mengangkatnya, "gue tahu semuanya dari HP dia," kata Samuel seolah menjelaskan semuanya.

Lyodra akhirnya mengerti, ia menghembuskan napas, "udah lah, jangan dibahas," katanya. Ia kembali menyuapkan mie tek-tek ke dalam mulutnya,  menikmatinya pemandangan senja yang kali ini lebih indah dari biasanya.

Samuel tersenyum sumir, "dia juga yang nyebarin foto-foto lo."

"Hm ya, dia juga ngakuin itu ke gue kemarin-kemarin."

"Lo sempat ketemu dia?" tanya Samuel.

"Enggak. Aurbee telfon gue dan—"

"Dan kembali ngancem lo?" potong Samuel. Ia berdecih dan kembali memasukkan ponsel Aurbee tadi, "lo kenapa nggak pernah cerita?"

"Emangnya untuk apa? nggak penting juga. Bukannya lo dan dia sama aja?" tanya Lyodra balik.

"Bilang aja lo nggak cerita karena udah cerita semuanya ke Liam," sengit Samuel. Lelaki itu mulai terbawa emosi karena tiba-tiba teringat pengakuan Liam soal Lyodra yang sering bercerita kepadanya.

"Kok jadi Liam sih?"

"Lah, lo 'kan biasanya cerita ke dia."

Bingung dengan apa yang Samuel katakan, Lyodra menatap lelaki itu dengan alis berkerut, "gue nggak pernah cerita apa-apa ke Liam."

RetrouvaillesTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang