"Lebih baik mencintai tanah air sendiri, daripada mencintai seseorang yang berakhir menyakiti hati."
~ Sabita Elmira
***
"Jadi ... apa hukuman yang diberikan Mrs. Monica kepadamu tadi, sampai-sampai kau mengacuhkan kita semua," tanya Niall.
"Apa?" teriak Celine dengan menutupi sebelah telinganya.
Suasana sekitar sungai Thames begitu ramai hingga Celine tidak bisa mendengar apa yang Niall ucapkan. Menyadari hal itu, Niall mendekatkan dirinya ke arah Celine dan mengulangi pertanyaannya.
"Menghitung angka," jawab Celine.
Niall menghentikan laju skateboard-nya. Lantas, ia tertawa terbahak-bahak membuat Celine ikut menghentikan sepedanya dengan kerutan di dahi.
"Hanya karena itu?" tanya Niall masih dengan tawanya.
Celine memukul pundak Niall kesal. "Dengar, aku berusaha untuk menghindari kelas fisika dalam satu tahun lebih ini. Dan ... Mrs. Monica memberiku hukuman mengerjakan soal-soal fisika! What the hell!" kesalnya.
"Sudahlah, jangan membuat mood-ku menjadi buruk seperti tadi lagi," lanjut Celine. Ia kembali mengayuh sepedanya meninggalkan Niall di belakang.
"Hei, tunggu!"
***
"Dasar cewek aneh! Selalu menganggap dirinya benar!" Daniel menggerutu kesal dengan terus memantulkan bola basket yang sedari tadi ia mainkan.
Lapangan basket yang tidak terlalu luas, terpampang jelas di seberang kafe milik kedua orangtua Thomas. Ia hanya membutuhkan beberapa langkah untuk bisa menyendiri dan mendinginkan pikirannya kembali.
"Daniel!" Suara teriakan itu menghentikan aktivitas Daniel, kepalanya tergerak menoleh ke sumber suara.
Niall menghampiri Daniel dengan dahi berkerut. "Kenapa kau di sini? Mengapa tidak ke kafe? Thomas dan Mira juga ikut, 'kan?" Ia melayangkan banyak pertanyaan kepada Daniel.
Daniel tidak segera menjawabnya, ia menatap Niall dengan datar tanpa ekspresi. Ia mengacuhkan Niall dan kembali bermain basket.
Niall menatap tubuh Daniel yang sedang bergerak lincah dengan heran, ia merasakan ada suatu masalah yang tengah Daniel hadapi. Ia menghampiri Daniel tanpa takut terkena bola yang bergerak dengan liar.
"Daniel, kau kenapa? Ada masalah apa?" tanya Niall.
Daniel diam 'tak bergeming. Matanya masih terfokuskan dengan bola basket yang ia pantulkan, tubuhnya terangkat ke atas untuk memasukkan bola ke dalam ring.
KAMU SEDANG MEMBACA
Celine (End)
Подростковая литератураDunia semakin tua dan fana, merusak pemikiran suci manusia. Menenggelamkan asa, terlepas dari genggaman jiwa. Luka yang didapatkan, mengubah alur kehidupan. Cinta yang didapatkan, hanya menyisakan kenangan yang menyakitkan. Topeng palsu menghiasi se...