“Aku tau, kau sedang terluka. Kehadiranku di sini, mungkin untuk memberikan obat dan menyembuhkannya.”
~ Theo Skouigky
***
Langkah kaki Mira terlihat begitu cepat, hingga Celine tidak bisa mensejajarkan langkahnya dengan sahabatnya itu.
“Mira! Tunggu aku!” teriak Celine.
Dengan napas yang masih tersenggal-senggal, Celine menatap Mira tajam sekejap setelah ia berhasil mensejajarkan langkahnya.
“Aku takut terlambat. Pagi ini aku masuk kelas Fisika, kau tau sendiri jika–”
“Whatever you say. Tapi, setidaknya kau tunggu aku,” sela Celine dengan menggerutu.
Mira menatap Celine tanpa ekspresi, ia berkacak pinggang dan mengembuskan napasnya panjang. Ia berkata, “Aku sudah menunggumu. Dan sekarang, aku sudah di sampingku. Apa yang kau inginkan lagi? Sudahlah, ayo masuk kelas!”
Celine diam ‘tak bergeming. Langkah kaki Mira terhenti ketika ia menyadari bahwa Celine tidak mengikutinya dari arah belakang. Ia membalikkan tubuhnya, menatap Celine dengan bingung.
“Kenapa?” tanya Mira.
“Aku harus mengambil baju olahrgaku di loker, karena pagi ini aku masuk kelas olahraga. Jadi, kita cukup sampai di sini saja,” jawab Celine dengan menampakkan deretan giginya yang putih.
Mata Mira membulat sempurna, napasnya naik turun. Akan tetapi, bibirnya tersenyum terpaksa. “Celine … how cute you’re,” pujinya dengan menahan kesal. Ia pergi meninggalkan Celine yang masih menampakkan deretan giginya.
Ia menghela napas panjang setelah punggung Mira hilang dari pandangannya. Kakinya tergerak untuk melangkah ke arah lokernya berada. Tangannya membuka loker berwarna merah dengan terburu-buru. Setelah mendapatkan baju olahraganya, ia langsung berlari menuju toilet untuk mengganti pakaiannya.
“Olahraga adalah kelas yang paling tidak kusukai setelah fisika,” gerutu Celine.
Ia menatap dirinya yang sudah terbaluti pakaian olahraga di depan cermin. Rambutnya tergerai panjang hingga menutupi lekukan punggungnya, ia berniat untuk menguncirnya supaya tidak menganggu aktivitasnya nanti.
“Sungguh, aku baru menyadari jika penampilanku begitu buruk,” gumam Celine menilai penampilannya sendiri.
Celine keluar dari toilet, menyimpan tas serta baju yang sebelumnya ia pakai ke dalam lokernya kembali. Kakinya melangkah ke luar gedung sekolah, menghampiri teman-teman sekelasnya yang sudah terlebih dahulu berkumpul.
KAMU SEDANG MEMBACA
Celine (End)
Novela JuvenilDunia semakin tua dan fana, merusak pemikiran suci manusia. Menenggelamkan asa, terlepas dari genggaman jiwa. Luka yang didapatkan, mengubah alur kehidupan. Cinta yang didapatkan, hanya menyisakan kenangan yang menyakitkan. Topeng palsu menghiasi se...