"Untuk apa mengharapkan seseorang yang hanya dapat digenggam dalam bayangan saja?"
~ Daniel Samuel
***
"Kemarin malam aku bertemu seseorang yang wajahnya ... sama dengan kakakku." Celine mulai menceritkan kejadian kemarin malam kepada keempat orang di hadapannya. Air wajah mereka langsung berubah.
"Maksudmu ... Edwin?" Niall mulai membuka suara, bertanya mewakili pertanyaan yang ada dalam pikiran semua orang, kecuali Mira. Ia belum menyelami kehidupan Celine lebih dalam. Ia putuskan hanya diam dan mendengarkan.
"Ya, aku sempat berpikir bahwa kakakku telah kembali. Tetapi, aku salah. Dia bukan kakakku, dia orang lain yang hanya memiliki wajah hang serupa dengannya," lanjut Celine dengan suara yang parau.
"Lalu? Siapa dia?" Kini, giliran Thomas yang bertanya.
"Namanya itu Theo Skouigky," jawab Celine.
"Apa yang kau lakukan saat bertemu dengannya dan ... sebelum kau mengetahui kalau dia bukan Edwin?" tanya Niall.
Celine menatap para sahabatnya satu persatu, menelan salivanya dengan susah payah. Ia merasa sedang diintrogasi oleh polisi, seolah ia telah melakukan sebuah kejahatan. Tatapan para sahabatnya tidak kalah menakutkan.
"K-kenapa kalian menatapku seperti itu? Aku jadi takut," gugup Celine. Ia tersenyum kikuk dan menghela napasnya sekejap.
"Aku langsung memeluknya saat pertama kali melihat wajahnya, menangis dalam pelukannya, meluapkan seluruh rinduku kepadanya. Aku kira dia benar-benar kakakku, tetapi takdir berkata lain. Dan ... entah mengapa hatiku menolak kenyataannya, bahwa dia bukan kakakku," terang Celine.
Ia menekuk wajahnya, tatapannya kembali sendu. Pandangannya buram dan terasa panas karena air mata yang mulai keluar dari pelupuk matanya. Melihat hal itu, Mira menarik tubuh Celine ke dalam pelukannya, berharap ia dapat memberikan ketenangan dan kehangatan kepada Celine.
"Aku sangat berharap jika dia adalah kakakku, seorang yang membuat kehidupanku penuh warna kembali lagi dalam pelukanku," ucap Celine di sela-sela isak tangisnya.
"Kau jangan menangisi suatu hal yang memang bukan menjadi pusat kebahagiaanmu. Itu sia-sia dan hanya merugikanmu saja," sambar Daniel.
"Untuk apa mengharapkan seseorang yang hanya dapat digenggam dalam bayangan saja?" lanjut Daniel dengan menatap mata Celine yang sayu.
Mira tercengang mendengarkan ucapan Daniel, ia menatap Daniel tidak percaya. Niall, Celine dan Thomas sudah mengetahui sifat lain dari Daniel. Jika ada seseorang di antara mereka sedang ada dalam masalah, Daniel akan mengeluarkan kata-kata bijak dari mulutnya utuk dijadikan sebagai saran atau pun nasehat.
KAMU SEDANG MEMBACA
Celine (End)
Ficção AdolescenteDunia semakin tua dan fana, merusak pemikiran suci manusia. Menenggelamkan asa, terlepas dari genggaman jiwa. Luka yang didapatkan, mengubah alur kehidupan. Cinta yang didapatkan, hanya menyisakan kenangan yang menyakitkan. Topeng palsu menghiasi se...