"Tidak ada kata yang terpikirkan setelah melihat senyuman yang kau terbitkan. Senyumanmu membuatku melupakan indahnya dunia, karena semua keindahan itu berpindah ke dirimu."
~ Niall Winston
***
Celine mengembuskan napasnya kasar, meneguk air sampai tandas 'tak tersisa. Tatapannya tajam dengan dahi yang mengerut, menunjukkan kekesalan yang menguap setelah keluar dari ruangan Mrs. Monica.
"Apa yang terjadi di dalam?" tanya Niall dengan kecemasan yang terpancar di wajahnya.
Celine menatap Niall dengan datar, tanpa berniat untuk menjawab pertanyaan darinya. Kakinya berdiri dan melangkah meninggalkan sahabat-sahabatnya dengan tanda tanya.
"Hei, Celine!"
Kedua kakinya terus melangkah tanpa mempedulikan telinga yang mendengar teriakan memekik dari sahabat-sahabatnya. Niall berlari untuk mensejajarkan langkahnya dengan Celine, berniat untuk mengetahui apa yang terjadi dan mengembalikan senyum di bibir Celine lagi.
“Celine!” Niall menahan langkah Celine dengan memegang erat pergelangan tangannya.
Decakan sebal Celine keluarkan dengan menatap Niall datar. “Lepaskan! Biarkan aku sendiri, jangan berani untuk mencegahku atau pun menggangguku!” ancamnya. Ia menepis tangan Niall dengan kasar dan berlalu pergi meninggalkan kecemasan.
“Aku harus mengikutinya,” gumam Niall dan lansung berlari mengikuti ke mana Celine pergi.
“Pulang sekolah, nanti kita berkumpul di kafe seperti biasanya! Jangan lupa ajak Mira juga, ya!” pesan Niall dengan berteriak kepada sahabat-sahabatnya sebelum ia pergi.
Langkahnya melambat saat melihat Celine berjalan mengarah ke halaman belakang gedung sekolah. Ia melihat Celine yang mulai mendudukkan tubuhnya di hamparan rumput hijau dengan tatapan lurus ke depan.
Niall berniat untuk segera menghampiri Celine. Akan tetapi, ia mengurungkan niatnya setelah teringat apa yang Celine katakana sebelum ia pergi.
“Jika aku menghampirinya sekarang, dia pasti akan menghindar dan pergi lebih jauh lagi. Sepertinya, aku biarkan dia sendiri terlebih dahulu, tetapi aku tidak akan meninggalkannya,” batin Niall.
Pandangan Celine beralih menghadap ke atas langit dengan awan putih yang menggantung indah. Ia mulai bermonolog. “Kakak, adik kecilmu ini membutuhkanmu. Aku ingin menceritakan segalanya kepadamu, membagi senyum dan sendu bersama-sama. Sekarang, tidak ada kau di sampingku. Lalu, aku harus menceritakan kepada siapa?”
KAMU SEDANG MEMBACA
Celine (End)
Novela JuvenilDunia semakin tua dan fana, merusak pemikiran suci manusia. Menenggelamkan asa, terlepas dari genggaman jiwa. Luka yang didapatkan, mengubah alur kehidupan. Cinta yang didapatkan, hanya menyisakan kenangan yang menyakitkan. Topeng palsu menghiasi se...