• 19 | Weird •

64 14 0
                                    

ga bisa upload gambar, paket sekarat.

***

"Pikiran dipenuhi oleh bayangan yang 'tak beralaskan kenyataan. Mengubah takdir perjuanan menjadi pengorbanan."

***

Gedung City of London School mulai dipenuhi oleh siswa siswi yang berniat untuk mencari ilmu demi masa depan masing-masing. Berkumpul membahas sesuatu yang diminati, meluangkan waktu sebelum akhirnya bel masuk terdengar di telinga.

Celine dan Mira masuk di kelas yang sama, yaitu sejarah. Air wajah Celine tampak berbeda dari biasanya, tetapi Mira tidak menyadarinya karena setiap kali gadis Asia itu menatap ke arahnya, Celine langsung menampakkan wajah yang menandakan bahwa ia baik-baik saja.

"Jangan melamun, fokus dengan apa yang dijelaskan di depan," bisik Mira kepada Celine yang duduk di sebelahnya.

Sedari tadi, Celine menatap lurus ke arah depan tanpa mengedipkan matanya. Pikirannya dipenuhi banyak pertanyaan-pertanyaan yang belum mendapatkan jawaban. Dahinya berkerut, menandakan bahwa ia berpikir keras tentang apa yang terjadi kepadanya beberapa hari terakhir.

"Apakah yang melukaiku adalah orang yang sama dengan orang yang menelponku waktu itu?" batin Celine.

"Mengapa ada seseorang yang berniat menyelakaiku? Siapa dia?"

Embusan napas ia keluarkan dengan berat, ia memijit kedua pelipisnya. Menatap halaman buku catatan yang masih kosong, hanya terdapat garis hitam lurus yang memenuhinya. Tepukan pundak membuatnya terkejut, kepalanya bergerak menatap gadis di sebelahnya.

"Ada apa?" tanya Celine polos.

"Aku sudah bilang, fokus. Jangan menunggu Mrs. Dyra menyadari bahwa ada salah satu siswanya yang tidak menghargai materi yang ia berikan," tutur Mira dengan berbisik pelan.

Celine mengembuskan napasnya, lalu memangguk pelan. Ia mencoba untuk fokus, tetapi pikirannya masih kacau.

Sampai akhirnya, kelas diakhiri oleh Mrs. Dyra dengan memberikan tugas mingguan, tanpa merasakan ada seorang anak didik yang tidak memperhatikannya saat awal masuk. Celine dan Mira keluar dengan beriringan, Celine masih bungkam tidak mau mengeluarkan suara sedikit pun.

Mira mulai merasa ada hal yang aneh dari Celine. "Kau kenapa? Ada masalah?" tanyanya. "Aku perhatikan, sedari tadi kau terus melamun, tidak fokus."

"Aku baik-baik saja, tidak perlu dipikirkan," jawab Celine. Pandangannya lurus ke depan, pikirannya berada di tempat yang lain.

"Setelah ini, kau masuk kelas apa?" tanya Celine.

"Fisika," jawab Mira.

"Izinkan aku. Biarkan aku sendiri, jangan ganggu aku. Apa pun alasannya," pesan Celine.

"Tapi-"

Tanpa mendengar balasan dari Mira, Celine mengambil arah yang berbeda dengannya. Menuju lantai paling atas dengan atap yang membentang luas dengan awan-awan putih yang menggantung indah di atasnya.

Langkahnya terhenti di tepian gedung sekolah. Ia merentangkan kedua tangannya dengan sedikit meringis karena luka yang belum sepenuhnya pulih. Matanya tertutup rapat, memeluk angin kencang yang berembus ke arahnya. Membuat rambutnya yang tergerai panjang ikut berterbangan mengikuti arah angin.

"Aku ingin bebas, bebas dari semua hal yang bersangkutan dengan dunia yang fana ini," gumam Celine.

"Kau bolos masuk kelas?"

Celine (End)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang