“Mang, udah berapa lama sama si Teteh?”
“Bisa gak lo gak usah kepo?”
“Idih, panik amat sih, Teh. Jibril pan cuma nanya udah berapa lama bukan sampe berapa lama.”
“Jibril!”
Kericuhan juga debat rusuh antara Soja dengan sang adik, Jibril tak terelakkan. Ajung selaku supir sampai tak sanggup menghitung kuantitas peperangan mulut dan fisik dua saudara itu. Entah Jibril duluan memulai celetukan usil, atau Soja yang tak sengaja melempar sesuatu ke adiknya.
“Sekali lagi ngomong ngasal, gue depak dari mobil ya lo!”
Tak terpengaruh, Jibril menjulurkan lidah pada Soja. “Emang ini mobil Teh Soja? Ini kan mobil si Mamang, ya gak, Mang?”
“Benar sekali,” sahut Ajun refleks.
“Yang, kamu kok gitu!?”
Ajun tersedak ludah sendiri akibat dipanggil Sayang oleh Soja. Bagus gak lagi makan atau minum, bisa lewat nanti nyawa Ajun dikit-dikit tersedak.
“Yang!” protes Soja belum reda, dia merengek sembari menunjukkan puppy face. “Yang, kalo aku ngomong liatiiin!”
“Ih, geli banget ya Gustiii!” ringis Jibril jijik. “Mang, gimana kalo Teh Soja aja yang kita depak dari mobil?”
Ajun mengangguk. “Ide bagus itu.”
Jibril tertawa ngakak bersama Ajun, respon Soja cemberut sambil mengomel panjang-pendek yang tentu saja tidak ditanggapi dua bujang di sisinya.
Tak lama, akhirnya mereka sampai di sebuah rumah bernomor 39, rumah keluarga Danapati. Ambu dan abah terlihat di teras, seperti sudah menduga kedatangan tiga anak muda itu pagi-pagi.
“Bah, mbem saha eta?”
“Nu mana?”
“Etaa, nu hideung kos mobil culik tea.”
Abah berdiri dari kursi rotan yang didudukinya. Ketika mau menghampiri, Jibril ke luar mobil lalu berlari riang. “Abaaah! Ambuuu, Jibril uiiih!”
“Aih, sugan si Jibril haha.”
Remaja kepala dua itu memeluk Abah kegirangan, bak TKI baru balik setelah lima tahun tak pulang. Padahal memang Jibril hobinya ya gitu, lebay suka melukin orang.
Apalagi meluk pacarnya ckckck.
“Abaah, apa kabar?”
Ambu berdiri, mendekat ke suaminya. Ditatapnya jahil anak bungsunya itu. “Nanya kabar kaya abis pergi lama aja kamu, Jib. Baru juga minggu kemaren pulang.”
“Aih, si Ambu! Biar keren kaya di film-film gitu!”
“Aya-aya wae kamu mah.”
Abah menunjuk Jeep Ajun dengan dagu. “Itu kamu sama siapa ke sini? Asta atau si Chandra?”
KAMU SEDANG MEMBACA
Rahasia-Rahasia | Ryujin - Dowoon ✔
Romansa❝Kok bisa-bisanya gue dapet genre hidup kaya gini sih, ya Tuhan ....❞ Was : #1 on Hallo Author #1 on Dowoon #1 on Lino #1 on Lee Know #1 on Orific #1 on Day6 #1 on Shin Ryujin #4 on yoondowoon #8 on Bahasa #11 on Ryujin Sebuah buku yang dibuat seba...