1

8.3K 399 20
                                    

Seperti biasanya taehyung sarapan berdua dengan tata putra semata wayangnya, tata sekarang sudah berusia 8th ia sudah kelas 2 sd dia sudah bisa mandi sendiri dan mengenakan pakaiannya sendiri tanpa perlu ia bantu dan taehyung sangat bangga akan hal itu ah sebanrnya tata sudah bisa melakukannya sejak ia masuk sd.

"Appa jangan lupa besok datang ke sekolah" ucap tata sembari terus memakan sarapan buatan ayah ya itu

"Oh tentu saja Appa mengingatnya jangan khawatir soal itu" ucap taehyung

"Aku hanya mengingatkan terakhir kali Appa lupa dan jadi terburu buru" ucap tata

"Jangan mengacak rambutku aku sudah besar aku bahkan lama untuk menata rambutku tadi" ucap tata saat taehyung akan mengusap rambut putranya ah sedih rasanya jika mengingat tata semakin besar dulu tata belum bisa protes seperti ini dulu tata pasrah pasrah saja saat taehyung mengacak rambutnya atau memeluknya ditempat umum tapi jagoan kecilnya sekarang sudah bisa protes jika taehyung melakukan sesuatu yang ia tak sukai anaknya bahkan malu jika taehyung memeluknya di depan teman temannya.

"Arasso Miane" ucap taehyung lalu menarik lagi tangannya dan melanjutkan sarapannya

Seperti biasanya setelah sarapan taehyung akan mengantar tata ke sekolahnya dulu baru ia akan berangkat ke kantor.

"Appa tak perlu turun" ucap tata

"Wae? Kau malu Appa mengantarmu?" Tanya taehyung

"Jangan merajuk bukan seperti itu maksudku pokoknya jangan turun" ucap tata lalu mencium pipi kiri taehyung lalu setelahnya ia turun dari mobil dan berlari kecil ke gerbang sekolahnya

***

Irene menyalakan rokok dengan pemantiknya lalu menghisap dalam rokok itu. Baru beberapa kali hisapan sebuah tangan terulur untuk mengambil rokok itu dari bibir irene

"Jangan merokok di kamarku" ucap Wendy terdengar ketus ia sudah berkali kali mengatakan kalau ia tak suka asap rokok "kau punya kamar sendiri kenapa kau selalu merokok disini?" Kesal Wendy

Irene tak menjawab perkataan Wendy dan malah berjalan keluar kamar, irene berjalan ke dapur dan membuka kulkas ia sedikit terkejut saat tak mendapati bir bir kesayangannya disana

"Kau membuangnya?" Tanya irene

"Ya aku membuangnya, memenuhi tempat" jawab Wendy cuek

"Kenapa kau ini? Ini apartmenku aku yang membelinya, kita Tinggal bersama kenapa kau egois sekali" kesal irene

Wendy berjalan mendekati irene dan mengambil susu pisang membukanya dan menyerahkannya pada irene "minum itu saja lebih sehat" ucap Wendy "kapan kau akan mencari pekerjaan?" Tanya Wendy

"Aku belum memikirkannya kau tau aku tak begitu pintar dan telaten aku tak mau berakhir dengan surat pemecatan" ucap irene "temanku akan mengenalkanku pada temannya yang memiliki agensi besar" ucap irene mengingat kata kata Joy beberapa hari yang lalu

"Ah kau memang cukup cantik, kau tak bosan jadi model kupikir kau kembali ke Korea karena bosan jadi model di sana" ucap Wendy

"Bosan tapi tidak ada yang bisa kulakukan lebih baik daripada itu" ucap irene "aku tidak sepintar kau wen aku juga tak sesabar kau"

"Kalau kau mau kau bisa jadi guru ditempat ku mengajar kau kan lumayan pintar melukis rene" ucap Wendy

"Aku tidak sabar menghadapi anak anak" ucap irene

"USD 80ribu pertahun" ucap Wendy

"Benarkah?" Tanya irene yang diangguki Wendy

"Kau tak perlu datang setiap hari anggap saja ini pekerjaan sampinganmu rene, sejujurnya ketua yayasan pernah melihat lukisanmu dan menyuruhku menawari mu pekerjaan" ucap Wendy apa adanya

Miss irene Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang