Bab 30

319 16 0
                                    

Happy Reading


Pip Pip

Tasya terusik mendengar bunyi jam beker di atas nakas lalu mengambil jam tersebut.

"Jam berapa sih" gumam Tasya dengan mata yang belum terbuka.

"Oh jam 5" ucap nya ketika melihat jarum jam yang menunjukan ke angka 5 lalu ia taruh kembali jam tersebut ke atas nakas.

"Hoaam"

Tasya mengumpulkan nyawanya beberapa detik.

Lalu beringsut dari kasur segera pergi menuju kamar mandi untuk mandi dan mengambil wudhu untuk melaksanakan shalat subuh.

Setelah selesai melaksanakan shalat subuh Tasya langsung turun kebawah menyiapkan sarapan pagi ini untuknya dan untuk suaminya.

Tasya berjalan menuruni anak tangga dengan hati-hati sekali karna ia tak mau membangunkan suaminya.

Setibanya di dapur."Gw mau masak apa ya" Tasya berfikir sejenak.

"Yaudahla gw masak nasi goreng aja pagi ini" sambungnya setelah mendapatkan ide.

Tak butuh lama untuk menyiapkan sarapan pagi karna ia di bilang cukup pandai memasak.

Mau tau siapa yang mengajarinya?tentu saja Mamahnya yang mengajarinya.

"Akhirnya selesai juga" ucap Tasya ketika sudah selesai menata rapih sarapan tersebut di meja makan.

"Cape juga ya" lanjutnya di iringi kekehan lalu duduk di kursi meja makan.

"Kak Ervan mana ya kok belum turun" gumam Tasya melirik ke arah pintu kamar Ervan.

Tap Tap Tap

Suara langkah kaki yang terdengar di pendengaran Tasya,Tasya melirik menatap siapa pemilik suara langkah kaki itu.

Ternyata itu adalah suara langkah kaki Ervan yang sudah berpakian rapih memakai seragam sekolah,Sedang menuruni anak tangga dengan muka datar lurus kedepan.

Tasya tersenyum tipis ke arah Ervan lalu beranjak dari kursi mengahampirinya.

"Selamat pagi" sapa Tasya kepada suaminya."Kak sarapan dulu yu aku udah siapin nasi goreng pagi ini" ucap Tasya tersenyum tulus lalu memegang tangan Ervan untuk membawanya menuju kursi makan.

'Percuma lo ngelakuin perlakuan baik buat gw karna semuanya itu cuma sia-sia hati gw gaakan luluh karna perlakuan baik lo' batin Ervan.

Ervan menatap Tasya datar lalu mengahampas kasar tangan Tasya dari tangannya.

"Jangan pernah sentuh gw dan jangan harap gw mau makan masakan lo" ucap Ervan dingin menatap Tasya tak suka.

Belum sempat Tasya buka suara Ervan langsung meninggalkannya.

Tasya hanya bisa menghembuskan nafas panjang ketika melihat punggung Ervan yang sudah mulai tak terlihat.

"Sabar Sya lo pasti kuat" ucapnya menyamangati diri sendiri dan melangkahkan kaki ke arah meja makan untuk sarapan pagi.

"Biasanya kalo pagi-pagi gini gw lagi sarapan sama Mamah,Papah,Abang tapi sekarang gw cuma sarapan sendiri" ucapnya tersenyum tipis mengingat moment-moment bersama keluarganya.

Setelah selesai sarapan Tasya mencuci piring ke wastapel lalu berjalan menaiki anak tangga untuk memakai seragam sekolahnya dan mengambil tas sekolah miliknya.

Mereka padahal di izinkan untuk tidak sekolah terlebih dahulu selama 3 hari oleh Bunda dan Ayah Ervan,Namun Ervan menolaknya ia ingin bersekolah kembali seperti biasanya walaupun baru saja malaksanakan resepsi pernikahan ia dan Tasya.

"Mana sih kok gaada taksi yang ngelewat" kata Tasya yang kini sudah berada di depan rumah miliknya.

Tasya terus saja celingak celinguk mencari taksi yang melewat namun nihil ia tidak menemukan taksi yang lewat ke jalan rumahnya.

"Masa sih gw harus jalan kaki" gerutunya.

"Kalo gw diem disini ajah bisa telat sekolah,Yaudah lah gw terpaksa harus jalan kaki" kata Tasya sebal.

Dengan ia berjalan kaki berangkat sekolah hari ini sambil mencari taksi siapa tau ada yang lewat.

30 menit berjalan akhirnya ada taksi juga yang melintas dengan segera Tasya memberhentikannya lalu masuk ke dalam mobil taksi itu karna 10 menit lagi bell pertama sekolah akan segera berbunyi.

"Pak bisa agak cepet lagi ga" kata Tasya.

"Ini udah cepet neng,Bapak gabisa nambah kecepatan lagi takut terjadi hal yang tidak di inginkan nantinya" ujar Supir taksi itu.

"Yaudah deh Pak" pasrah Tasya.

Supir itu hanya menganggukan kepalanya.

"Neng sudah sampai" ucap supir taksi itu ketika sudah berada di depan gerbang sekolah SMA Dirgantara.

Tasya langsung keluar dari dalam mobil.

"Berapa Pak ongkosnya" tanya Tasya ramah.

"20 ribu saja neng" ujar Supir itu.

Dengan segera Tasya mengambil uang 20 ribu yang berada di saku bajunya dan menyerahkan uang itu ke supir taksi yang di tumpanginya.

"Makasih ya neng" ucao supir taksi itu tersenyum tulus.

"Iya Pak sama-sama,Saya permisi" kata Tasya tersenyum kepada supir taksi lalu berjalan tergesa-gesa kearag gerbang.

Setibanya di sekolah Tasya terus saja berlari menyusuri koridor sekolah,Untung gerbang sekolah belum sempat di tutup.

Ketika ia ingin menaiki anak tangga untuk menuju ke kelasnya yang berada di lantai dua tiba-tiba ada suara yang memanggilnya.

"Woi liat jam berapa" ucap Seseorang di  belakang,Tasya menengok.

"Lo liat ga sekarang udah jam berapa" tanyanya lagi.

"Cuma terlambat 2 menit aja kok Kak Ervan,Biarin aku masuk ke kelas ya Kak plis" ujar Tasya memohon.

"Sama ajah lo dateng terlambat dan namanya peraturan ya peraturan" kata Ervan tegas.

Tasya hanya bisa pasrah percuma ia memohon kepada Ervan walaupun suaminya sendiri,Ervan pasti akan menghiraukannya karna ia bukan siapa-siapa baginya.

Tasya tersenyum menatap Ervan."Yaudah Kak apa hukumannya"

Ervan menatap Tasya datar."Bersihin semua toilet setelah itu Lari keliling lapangan 20 kali"

Mata Tasya membola bagaimana bisa ia di beri hukuman sangat banyak seperti itu.

"Yaampun Kak banyak banget"

"Mau gw tambah lagi hukumannya hah?" serkas Ervan menatap Tasya sinis.

Tasya menggelengkan kepala.

"Yaudah lakuin" perintah Ervan.

Tasya mengangguk patuh lalu meninggalkan Ervan.

Ervan menatap punggung Tasya yang mulai menjauh dengan senyuman Smirik miliknya.

'Rasain lo'







*****







Tbc...

Suamiku Dikelas SebelahTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang