Bab 33

349 15 0
                                    

Happy Reading


Tasya,Killa,Kina san Silvi sekarang sedang duduk manis di kantin sambil menyantap makanan yang mereka pesan tadi tidak ada yang mau berbicara sehingga keheningan lah yang terjadi.

Ervan,Zio,Ardan,Gerry mereka berjalan memasuki kantin dengan muka datar khas mereka.

Banyak sekali para kaum hawa yang melihat mereka dengan senyum terus mengembang di wajah mereka adapula yang diam-diam mempotret ke-empatnya,Namun Ervan Dkk tak memperdulikan itu baginya sudah biasa di perlakukan seperti itu.

"Gaada tempat buat duduk bangkunya udah penuh semua" bisik Zio kepada ketiga teman-temannya yang membuat mereka bertiga melirik kesana kemari memang benar semua bangku yang tersedia di kantin sudah penuh semua.

Ardan melirik kesana kemari hingga akhirnya matanya tertuju pada keempat gadis yang sedang duduk di pojok tembok.

"Itu bini si Ervan sama temen-temennya kita samperin ajah yu" kata Ardan melirik ketiga teman-temannya.

"Yaudah ayo" setuju Gerry lalu berjalan menghampiri Tasya Dkk.

Ervan sebenarnya tidak mau ia malas sekali melihat muka gadisnya itu namun mengingat tidak ada lagi kursi yang kosong disini mau tak mau ia harus duduk disana karna tempatnya masih agak longgar.

"Heii" sapa Gerry ketika sudah berada di hadapan keempat gadis cantik ini,Mereka semua mendongak melihat siapa yang menyapanya.

"Kita boleh ga duduk disini soalnya bangku yang lain udh pada penuh" kata Zio,Mereka pun langsung melirik kesegala arah.Iya benar tidak ada lagi kursi yang kosong.

"Iya boleh" ucap Tasya tersenyum kepada Ervan tapi Ervan hanya cuek saja tidak mau membalas senyuman Tasya.

"Sil,Kill sini pindah" Killa dan Silvi mengangguk dan duduk di pinggir Kina dan Tasya.

"Makasih Sya" Ardan langsung duduk disusul oleh ketiga teman-temannya.

Tasya melihat Ervan tak membawa makanan dan menanyanya.
"Kak Ervan belum pesen makanan?"

Ervan tak memperdulikan ucapan Tasya ia malah asik memainkan ponselnya.

"Biar aku pesenin ya Kak" ucap Tasya kembali.

Ervan berfikir sejenak,terlintas di pikirannya untuk mengerjai Tasya,Ia mendongak menatap wajah Tasya yang sedang tersenyum tulus ke arahnya.

"Boleh" ucapnya dingin.

"Kak mau pesen apa?"

"Apa ajah"

"Oke Kak aku pesenin dulu ya" Tasya hendak beranjak dari kursinya akan tetapi Ervan kembali berbicara.

"Sekalian ketiga teman-temen gw pesenin dan bawa makanannya semua sama lo kesini" perintah Ervan dingin lalu memainkan ponselnya kembali.

Teman-teman Ervan dan Tasya tercengeng mendengar penuturan Ervan.

"Eh gausah Sya kita bisa pesen sendiri" tolak Gerry tak enak sambil menggaruk tengkuraknya yang tak gatal.

"Van apa-apain sih lo,Kita bisa sendiri gamau ngerepotin Tasya kasihan dia kalo harus bawa pesenan kita semua" bisik Gerry

Ervan hanya menurun naikan halisnya tak peduli dengan ucapa Gerry.
"Tunggu apa lagi lo?sonoh pergi sekalian bawain makanan punya ketiga teman gw" titah Ervan kembali.

"Tap-" Kina hendak protes dengan perlakuan Ervan kepada Tasya namun Tasya langsung melihat ke arah Kina dan menggengkan kepalanya.

"Yaudah aku pesenin dulu ya Kak"

Kina pun terdiam dan tak mengucapkan kata-kata lagi,Killa dan Silvi hanya saling melempar tatapan.

Tasya kembali dengan membawa nampan besar di tangannya yang berisi pesanan Ervan dan ketiga teman-temannya dengan susah payah keringat membanjiri dahinya.Sungguh ia takut nampan yang berisi makanan tersebut tumpah.

"Nih pesanannya" Tasya langsung menaruh naman itu di atas meja.

"Mmm makasih Sya maaf ya jadi ngerepotin" Ardan mengambil makanan yang ada di nampan itu.

"Gpp,Ayo diambil" titah Tasya kepada ketiga teman-teman Ervan yang langsung di angguki oleh mereka.

"Nih Kak pesanan Kak" Tasya menyodorkan sepiring nasi goreng di hadapan Ervan.

Ervan mengambil makanan itu tanpa mengucapkan terimakasih kepada Tasya.

Ketika Tasya hendak menyuapkan satu sendok nasi goreng ke mulutnya tiba-tiba Ervan kembali berbicara yang mampu membuatnya terhenti.

"Mana minumnya" tanya Ervan menatap Tasya datar.

"Oh iya aku Lupa sebentar aku beli dulu" ucap Tasya segera beranjak dari bangkunya dan berjalan tergesa-gesa membeli minum untuk Suaminya.

Ervan menatap punggung Tasya yang sudah mulai menjauh dengan smirik miliknya.

Silvi,Killa dan Kina sangat geram atas perlakuan Ervan kepada Tasya.

Silvi berdiri dari kursinya dan menatap nyalang ke arah Ervan.
"Lo sengaja ya ngerjain Tasya" geram Silvi yang sudah mulai angkat bicara."Kasihan dia harus bulak balik gara-gara Lo" Silvi berbicara dengan nafas yang menggebu-gebu melihat temannya di perlakukan seperti itu.

"Dia Istri gw udah kewajiban dia buat ngelayanin gw" ujar Ervan penuh penekanan yang mampu membuat Silvi bungkam dan duduk kembali ke kursinya.

Kina dan Killa hanya mengelus-ngelus pundak Silvi supaya emosinya mereda.Padahal mereka pun sama geram terhadap kelakuan Ervan

Teman-teman Ervan hanya bisa menyaksikan saja dan tak mampu berbuat apa-apa saat ini.

"Nih Kak air minum nya" kata Tasya yang sudah kembali lalu menyodorkan satu botol air mineral di tangannya.

"Taro disitu"

Tasya mengangguk dan kembali duduk dengan nafas tak beraturan karna ia tadi harus lari-lari untuk datang kembali supaya Ervan tidak menunggunya kelamaan.

*****


Tbc.....

Suamiku Dikelas SebelahTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang