bab 23

280 17 1
                                    

Happy Reading

Bulan pergi di gantikan dengan matahari yang terbit dari ufuk timur,Tasya turun dari tempat tidurnya untuk segera mandi.

Dengan keadaan yang sangat kacau,Mata sembab dan hidung yang terlihat merah.

Sepanjang malam ia tidak bisa tidur dan hanya bisa menangis dan terus menangis mengingat perjodohan konyol yang di buat oleh orang tuanya itu.

Setelah selesai mandi Tasya segera memakai seragam dan dasinya.

Setelah semuanya selesai ia langsung turun kebawah dan menyapa kedua orang tuanya dan abangnya.

"Pagi Mah" sapa Tasya.

"Pagi sayang" balas Mamahnya yang sedang menaruh sarapan pagi ini di atas meja."Ayo duduk kita sarapan dulu".

"Gausah mah Tasya langsung berangkat aja" ujar Tasya dan langsung menyalami Mamahnya itu."assalamualaikum" sambungnya lalu langsung pergi begitu saja.

"Waalaikumsalam,hati-hati sayang" ucap Mamah nya dengan tersenyum.

"Iya Mah" teriak Tasya yang sudah berada di pintu utama.

"Mamah harap kamu bisa menerima perjodohan ini nak" gumam Mamahnya sambil menatap punggung Tasya yang sudah tak terlihat oleh pintu.

*****

Ervan menuruni anak tangga dengan muka datarnya,Ia berjalan sangat santai dengan tangan yang di masukan ke saku celana.

"Pagi Bun,Yah,Kk" sapa Ervan ketika sudah berada di Meja makan.

"Pagi" jawab Bunda dan Ayah.

Gilang hanya menatap sekilas kearah Ervan dan melanjutkan sarapan paginya.

"Ayo duduk sayang,Mari kita sarapan dulu" ajak Bunda.

Ervan hanya menggelengkan kepalanya."Engga Bund biar nanti Ervan makan di sekolah aja" ujar Ervan lalu menyalami mereka semua.

"Beneran kamu ga mau makan dulu" ucap Bundanya membelai lembut rambut logam milik Ervan.

"Iya Bund gausah" tolak Ervan.

"Yaudah tapi beneran ya di sekolah kamu harus sarapan" peringat bundanya tegas.

"Iya Bund"

Setelah itu Ervan pun segera pergi dari ruang meja makan.

"Jangan lupa nanti malam Ervan" ucap Ayahnya.

Mendengar ucapan dari Ayahnya membuat langkah Ervan terhenti sesaat.

"Iya Yah" kata Ervan dengan nada dingin dan segera melanjutkan langkahnya.

Ketika ia sudah sampai di garasi ia langsung menaiki kawasaki miliknya dan melajukan dengan kecepatan rata-rata meninggalkan perkarangan rumah.

*****

Tasya berada di depan kelasnya,Berjalan menampilkan muka datarnya dengan mata yang masih sembab bekas semalam menangis, namun dia hanya acuh tak memperdulikan penampilannya saat ini.

Ketika ia sudah melihat ketiga teman-temannya yang asik berbicang ia langsung menghamipiri mereka.

"Hmm" deheman Tasya mampu membuat mereka menoleh kearahnya.

"Eh lo baru dateng" ucap Killa basa-basi.

"Iya" jawabnya singkat.

Kina berdiri dari duduknya menatap lekat wajah Tasya."Eits,Lo abis nangis ya mata lo sembab gitu" hardik Kina dengan tangan yang menunjuk-nunjuk kewajah Tasya.

Tasya pun yang sadar langsung memalingkah wajahnya karna ia sedang malas untuk berbicara pada siapapun saat ini.

"Lo ada masalah?ayo cerita ajh siapa tau kita bisa bantu" kata Silvi yang kini sudah angkat bicara.

"Gpp" ujar Tasya langsung duduk di bangkunya.

"Seriusan lo gpp?" Tanya Killa terhadap Tasya.

Tasya pun hanya menganggukan kepala ia belum siap untuk mengatakan tentang hal perjodohan konyol yang di buat oleh kedua orang tuanya,ia memilih untuk menyembunyikan sementara dulu ketika ia sudah siap ia akan memberitahukan kepada teman-temannya itu.

*****

Kawasaki yang di kendarai oleh Ervan sudah terparkir tapih di tempat parkiran sekolah.

Pemiliknya membuka helm fullpack nya lalu berjalan memasuki area sekolah dengan muka datarnya.

Beberapa menit ia berjalan,Dia sekarang sudah sampai di lantai dua dimana tempat kelasnya berada.

"Eh si bos udah dateng" celetuk Gerry ketika melihat Ervan yang sedang berjalan di ambang pintu.

"Hm" jawabnya sambil langsung duduk di kursinya.

Ervan terus saja melamun tentang perjodohan yang di buat oleh Ayah dan Bundanya itu,Iya tak habis pikir bagaimana di usia yang sangat muda sudah berumah tangga dan ia tidak bisa membayangkan bagaimana kehidupannya nanti,Apakah dia mampu mencintaì istrinya nanti dan akan hidup bahagia?apakah malah sebaliknya?.

Lamunan Ervan seketika buyar karna ada tangan kekar yang menepuk bahunya yang mampu membuat Ervan langsung mendongak.

"Lo kenapa Van diem ajah kaya ada masalah gitu" kata Zio kepada Ervan.

"Ga" jawab Ervan singkat,padat dan jelas.

"Kalau ada masalah cerita ajh siapa tau kita bisa bantu" ujar Ardan,Gerry dan Zio mengangguk menyetujui ucapan Ardan.

Ervan hanya diam ia merenungkan ucapan mereka.'Apa gw cerita ajh ya'batinnya.

Setelah beberapa detik ia berfikir akhirnya ia pun angkat bicara sekarang."Oke gw bakalan cerita tapi lo pada jangan sampe ada yang bocor" tegas Ervan menatap mereka dengan mata elang yang membuat mereka mengangguk patuh.

Ervan membuang nafas gusar.
"Gw.....











*****












Tbc...
Hallo,Gw up banyak nii gimana kalian pada suka ga?ya semoga suka ya uwuu
Jangan lupa Follow,Vote and komen.
Seeyou Next Part😍

Suamiku Dikelas SebelahTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang