Bab 32

298 15 0
                                    

Happy Reading


Setelah pulang sekolah Ervan tidak langsung pulang kerumah ia malah pergi ke cafe terlebih dahulu karna ia malas pulang kerumah dan bertemu dengan Tasya.

Sedangkan Tasya?ia pulang sekolah langsung pulang kerumah tanpa pergi kemana-mana terlebih dahulu ia pun pulang sendirian menaiki taksi tidak pulang bersama Ervan karna mana mungkin Ervan mau pulang bareng bersamanya.

Ervan berjalan memasuki rumah baru yang kini di tempati oleh dirinya dan Tasya dengan muka datar sambil mengamblok tas sekolah di punggungnya.

Ketika ia sudah berada di ruang tamu matanya menemukan sesosok perempuan yang sedang terduduk di sofa sambil memainkan ponsel siapa lagi jika bukan Tasya istrinya sendiri.

Tasya yang menyadari ada seseorang yang masuk ke dalam rumah ia mendongak."Eh Kak Ervan udah pulang" kata Tasya lembut beranjak dari sofa dan mengahampiri Ervan berniat untuk menyalami Ervan namun tangannya langsung di tepis kasar oleh Ervan.

Ervan menatap Tasya sangar,Tasya sebenarnya takut namun ia berpura-pura bersikap seolah-olah biasa saja.

Tasya tersenyum tipis kepada Ervan."Oh iya Kak mau aku bikinin kopi,jus atau susu ga Kak" tanyanya lemah lembut.

"Ga" jawab Ervan singkat jelas padat lalu pergi menaiki anak tangga yang menuju ke lantai kedua dimana tempat kamarnya berada.

Tasya hanya memandang kepergian Ervan 'Sabar Sya'

Sesampainya di kamar Ervan langsung manuruh tasnya ke meja belajar lalu mengambil handuk untuk mandi.

Sesudah selesai mandi Ervan membaringkan tubuhnya ke kasur empuk miliknya dan melamun sebentar lalu hawa kantuk menjalar di benaknya dan tak lama ia pun tertidur pulas sangat pulas.

*****

Jam menunjukan pukul 19:45,

Drt Drt

Suara gawai Ervan terus saja berbunyi yang mampu membuat dirinya terusik dari tidur nyenyaknya.

"Siapa sih" gumam Ervan setengah sadar lalu ia meraih gawai yang sengaja ia tarus di atas nakas.

Ardan Is Calling....

Dengan segera Ervan menggeser tombol warna hijau untuk menganggkat panggilan tersebut.

"Kenapa?" ucap Ervan dingin.

"Santai bro,lo dimana?"

"Rumah" jawab Ervan.

"Rumah mulu loh mentang-mentang sekarang udah punya bini"

"Lo mau apa nelpon gw"

"Marah mulu lo cepet tua nanti"

"Hmmm"

"Gw Zio,Ardan sama Gerry lagi ada di cafe lo dateng kesini itung-itung kita nongkrong bareng-bareng lagian kita juga udah lama kan ga nongkrong bareng"

"Oke"

Tut Tut

Ervan langsung mematikan panggilan sepihak lalu berangsut dari kasurnya pergi ke kamar mandi untuk mencuci muka.

Tasya baru saja selesai memasak untuk makan malam dirinya dan suaminya ia menaruh semua masakan yang di buatnya ke atas meja makan dengan senyuman yang terus mengembang di wajahnya.

"Kak ayo kita makan malam dulu" panggil Tasya ketika melihat Ervan menuruni anak tangga dengan pakaian rapih.

Namun sangempu menghiraukan omongan Tasya ia terus saja berjalan menuruni anak tangga tanpa melirik Tasya sama sekali.

Tasya yang merasa omongannya tak di respon lalu ia menghampiri Ervan.

"Kak mau kemana rapih banget?"

"Bukan urusan lo" jawab Ervan dingin.

"Tentu saja itu urusanku karna sekarang Kak adalah suamiku"

Ervan hanya berdecih mendengar omongan Tasya.

"Yaudah mening sekarang kita makan dulu ya Kak" ajak Tasya meraih tangan Ervan dan mengenggamnya erat.

Ervan melirik kearah Tasya."Lepasin tangan lo" tegas Ervan melihat Tasya tak suka.

Tasya hanya menggeleng."Aku bakalan lepasin asalkan Kak makan dulu"

"Lepas" tegas Ervan sekali lagi.

Namun Tasya tetap menggelengkan kepalanya bertanda tidak mau.

"Lepasin tangan lo apa lo tuli Hah?!" bentak Ervan menggema di seluruh ruangan.

Tasya syok ketika Ervan membentaknya refleks ia langsung melepaskan genggamannya di tangan Ervan dan menundukan kepalanya,Sungguh ia tak pernah di bentak oleh siapa pun bahkan kedua orang tuanya dan abangnya tak pernah membentaknya baru kali ini ia di bentak olah orang.

"Bisa ga sih Kak gausah bentak aku" kata Tasya dengan nada tinggi.

Ervan meraih dagu Tasya dan mencengkramnya sangat kuat menatap kedua bola mata Tasya seperti singa yang sedang kelaparan."berani banget lo bicara dengan nada tinggi di hadapan gw "

"Awssh.. sakit Kak" rintihan dan isakan Tasya ketika dagunya di cengkaram kuat oleh Ervan.

Ervan tak menghiraukan rintihan kesakitan Tasya ia malah semakin mengencangkan cengkramannya.

"Kak sakit" rintahan Tasya lagi di iringi deraian air mata.

Ervan yang tak suka melihat seorang wanita menangis langsung melepaskan cengkramannya.

"Ck!" Ervan berdecih lalu melepaskan cengkraman tangannya dari dagu Tasya.

Tasya hanya bisa menundukan kepalanya.

Ervan segera melangkahkan kaki menuju pintu utama ntahla ia ingin pergi kemana karna Tasya juga tidak tahu.

Tes

Tes

Air mata Tasya terus saja turun membasahi pipinya,Takut itulah yang di rasakan Tasya sekarang,Ia menangis dalam diam lalu berlari pergi ke kamarnya.

Tasya menghempaskan badannya kasar ke kasur dan menutup mukanya dengan bantal diiringi isakan yang lolos dari bibir mungilnya.

'Hiks Hiks gw tau lo ben..benci sama gw tapi seengganya jangan ka..kasar dan bentak gw Kak Hiks Hiks'

*****

Tbc....

Suamiku Dikelas SebelahTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang