home 31

2.5K 223 20
                                    

Kembali pada keadaan beberapa waktu lalu.

Tuan Jeon duduk di sofa utama ruang baca, di sampingnya Insung dan Sera duduk berdampingan, Yoongi juga duduk di hadapan kedua orang tuanya, di sisi sang kakek.

"Perusahaan tengah kacau saat ini, aku tidak tau siapa yang memulai, tapi beberapa kepala divisi dan pemegang saham cabang perusahaan mengajukan untuk menghapus Jungkook dari nama pewaris utama"

Insung hanya menundukan kepalanya, ia faham betul dengan apa yang disampaikan sang ayah, salah satu alasannya pergi ke Jepang beberapa waktu lalu juga karna masalah ini.

"Seandainya kau menuruti ucapan ku, Jungkook pasti tidak akan seperti sekarang!" Ucap tuan Kim kembali.

"Ayah kita sudah membicarakan ini sebelumnya"

Insung mengangkat kepalanya, ia juga sangat khawatir saat ini.

"Kau harusnya faham, jika Jungkook adalah satu-satunya harapan ku untuk melanjutkan perusahaan setelahmu! Dan tidak semestinya penerus Jeon lemah seperti itu!"

"Kakek tolong jangan berkata demikian, Jungkook juga tengah berusaha saat ini" sanggah Yoongi, sementara Sera hanya terisak di tempatnya.

Tuan Kim menoleh, memandang geram ke arah cucu sulungnya "Ini juga karna kau yang membangkang dan justru memilih bersenang-senang diluar sana!"

Yoongi bungkam,menyadari sepenuhnya kesahalan yang ia perbuat karna keegoisannya.

"Sekarang katakan padaku bagaimana mungkin aku menunjukan Jungkook di depan umum dengan keadaannya yang demikian"

Hening dalam ruang tersebut terasa mencekam, hanya isakan Sera yang terdengar setelah tuan Jeon berbicara. Sebagai seorang ibu ia sangat khawatir terhadap putranya.

"Kalian tau, menjadi pewaris dan penerus dari semua ini bukan hanya mengandalkan otak dan tenaga. Nyawa juga bisa menjadi taruhannya!"

"Berapa banyak orang yang berusaha menghancurkan dan menjatuhkan kita, berapa banyak ancaman pembunuhan yang kita dapat karna semua ini! Aku tidak mau Jungkook ku terancam disaat kondisinya seperti ini !"

"Membawanya ke depan publik saat ini sama saja mengumpankannya pada bahaya"

Tuan Kim menghela nafas, menyandarkan punggung pada sandaran sofa. Beberapa masalah di perusahaan belakangan ini benar-benar membuatnya khawatir, ia mengkhawatirkan cucu bungsunya. Bukan tanpa alasan, karna sesuai kebiasaan keluarga, mereka akan membuat pernyataan dan mengumumkan penerus di usia delapan belas tahun. Bahkan Seok Ho telah memberikan lima puluh persen saham perusahaan utama sebagai hadiah ulang tahun si bungsu nanti.

Seharusnya posisi penerus perusahaan dipegang oleh Yoongi sebagai putra sulung, namun dulu sebelum berusia delapan belas tahun Yoongi menolaknya dan memilih untuk mengejar cita-citanya sendiri di dunia musik, melimpahkan seluruh tanggung jawabnya untuk diambil alih sang adik.

Namun ternyata skenario yang mereka susun tidak berjalan semestinya, Jungkook kecelakaan dan keadaanya saat ini tidak bisa dibilang baik, dan Seok Ho tak sampai hati membebani Jungkook dengan semua tanggung jawab tersebut. Dan kini entah dari mana awalnya beberapa divisi dan komite perusahaan yang semula mendukungnya berbalik arah menyerang dan meminta menghapus nama Jungkook. Mereka menganggap Jungkook tidak layak memegang kursi kekuasaan dengan semua kekurangan yang dimiliki, walaupun kepemimpinan itu sendiri tidak akan Jungkook pegang sekarang.

Semuanya terasa salah sekarang, berada diposisi tersebut atau tidak, Jungkook tetap berada dalam bahaya. Jika ia tetap maju maka akan banyak sekali pihak yang berusaha menjatuhkan, mengingat kondisinya cukup rentan dan terbatas. Seok Ho dan Insung bukan tidak mampu menjadi tameng, namun mereka tetap merasa khawatir jika mereka tanpa sengaja lengah mengawasi anak tersebut. Melepas Jungkook dari posisi tersebut juga beresiko besar, selain kursi penerus akan kosong, psikis Jungkook pasti juga terguncang. Jungkook telah menyiapkan diri untuk semua itu sejak jauh hari, jadi jika ia dilepas begitu saja dari sana terlebih karna kekurangannya pasti akan sangat menjatuhkan mentalnya.

Come Back HomeTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang