home 32

2.7K 245 33
                                    

Seharusnya tepat tengah malam nanti mereka memberikan kejutan untuk ulang tahun Jungkook, kue coklat yag menjadi favorit anak tersebut sudah Sera beli dan tersimpan dalam lemari pendingin di dapur, lilin angka delapan belas juga telah disiapkan, Taehyung dan Jimin juga sudah janji akan datang untuk turut merayakan.

Namun semua tinggal rencana, Jungkook yang awalnya baik-baik saja, setengah jam yang lalu terbangun dari tidur karna mengalami mimisan parah, darah yang mengalir dari hidungnya tidak kunjung berhenti dan anak tersebut terus merintih sakit pada kepala dan punggungnya.

Yoongi menyangga tubuh Jungkook yang bersandar padanya, memegangi masker oksigen Jungkook dan sesekali melepasnya untuk Sera membersihkan darah yang mengalir dari lubang hidungnya.

Perawat Song telah menghubungi dokter Yunho, melirik jam yang menunjukkan pukul setengah sebelas malam. Insung yang tengah lembur di kantor dan rencananya akan pulang mendekati tengah malam nanti  juga telah Sera hubungi perihal keadaan si bungsu.

Jungkook bernafas dengan susah payah, kini dadanya ikut terasa nyeri "Henghhhhh ma sakit"

Sera mengusap peluh di dahi putranya, matanya berkaca mendengar rintihan putranya "tahan sebentar ya nak, dokter sedang dalam perjalanan"

Yoongi kembali melepas masker oksigen Jungkook saat melihat darah mengalir dari hidung Jungkook. Jantung Yoongi berdegup cepat lantaran kekhawatirannya, bahkan tangan yang ia pakai untuk memegangi masker oksigen Jungkook nampak bergetar.

Jungkook mencengkram seprai tempat tidurnya dengan kuat untuk melampiaskan sakit yang mendera tubuhnya. Dadanya terasa sakit setiap kali ia menarik nafas, kepalanya terasa pening dan nyeri menjalari punggungnya.

"Jungkookie, kuat ya nak. Sebentar lagi dokter kemari" Sera mengusap dada putra bungsunya, melirik pada tissu dengan bercak darah yang memenuhi temapt sampah kecil disisinya, bersyukur karna darah yang keluar sudah berkurang.

Perawat Song mendekat, memeriksa lagi pernafasan dan tekanan darah Jungkook. Tidak berani memberi obat tanpa perintah Yunho maupun Seokjin.

"Hah p-papa, hah uhuk uhuk"

"Sebentar lagi papa pulang, Jungkookie tenang ya, atur nafasnya"

"Hiks sakiiit hah hah sakhiiit" rintih Jungkook.

Yoongi pengecup kepala Jungkook membisikan kata-kata penenang. wajah Jubgkook memerah, dibasahi peluh dan air mata, beberapa urat nampak menonjol karna menahan sakit.

Lima belas menit yang terasa begitu lama, Seokjin datang dengan membawa tas medisnya, ia dihubungi oleh doker Yunho yang mengatakan Jungkook collapse saat ia tengah berada di apartement, ia juga hanya mengenakan celana pendek dan kaos rumahan karna panik. Bergegas memasuki kamar Jungkook. Jungkook sendiri sudah nampak lemas dalam dekapan Yoongi, matanya begitu sayu, kernyitan di keningnya tercetak jelas dan nafasnya terengah.

Sera langsung berdiri saat mendapati kedatangan Seokjin "Seokjin, tolong Jungkook"

"Bibi tenang ya, biar aku memeriksa Jungkook" ucap Seokjin.

Seokjin mendekati Jungkook, menanyakan beberapa hal tentang kondisi vital Jungkook kepada perawat Song. "Yoongi tolong baringkan Jungkook, aku akan memeriksanya"

Yoongi mengangguk, ia perlahan mengeser tubuh berniat membaringkan Jungkook, namun belum sempat ia bergeser banyak tangannya dicengkram oleh Jungkook yang menggerang sakit.

"Aaaarrrghh j-jangan sakit sa-kit b-ber hah henti"

Yoongi dan Seokjin saling pandang. Memahami situasi, Seokjin segera memeriksa Jungkook dalam keadaan anak itu tetap dalam dekapan Yoongi, menyingkap baju Jungkook yang sudah basah karna keringat.

Come Back HomeTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang