Sera menyeka wajah Jungkook dengan handuk basah, matanya nanar menatap pipi putranya yang kian menirus hingga tulang pipinya nampak menonjol, terlebih sekarang selang ventilator telah dipindahkan ke lehernya untuk mengurangi resiko infeksi, hanya ada selang NGT yang berada di hidungnya. Sudah empat bulan, bahkan bebatan perban di kepala Jungkook telah di lepas, rambut yang sempat dokter pangkas karna pembedahan mulai tumbuh namun Jungkook belum juga tersadar dari komanya.
"Kookie nya mama, nanti saat bangun harus makan yang banyak ya sayang, lihat pipi favorit mama sudah kempis" ucap Sera dengan nada ceria seolah tengah berbincang dengan bungsunya.
Kemudian Sera mulai membasuh tubuh putranya, Jungkook telah dipakaikan pakaian rumah sakit, perban oprasi di dada dan perutnya telah terlepas menyisakan bekas jahitan yang memanjang di tubuh kurus Jungkook dan kabel-kabel kardiograf . Seorang perawat juga membantu Sera, menyeka bagaian bawah Jungkook, mengganti diapers dan mengosongan kantong drainnase yang tersambung dengan selang kateter.
Sera mengecup kening Jungkook yang kini telah selesai ia bersihkan dan ganti pakaian, membelai lembut pipi bungsunya. Perawat memberikan cairan nutrisi ke selang NGT yang menyalur kedalam lambung Jungkook, memeriksa laju infus dan kemudian pamit keluar setelah mencatat beberapa tanda vital Jungkook.
Yoongi masuk ke kamar rawat Jungkook setelah sebelumnya ia pulang untuk beristirahat.
"Ma" sapa Yoongi, mendekati Sera yang tengah duduk di sisi brankar Jungkook.
"Eoh Yoongi, kau sudah sarapan?" Tanya Sera saat mendapati presensi sulungnya.
"Sudah, mama pulanglah dan istirahat di rumah, biar aku yang menjaga Jungkook" ucap Yoongi setelah sebelumnya mendaratkan ciuman ke kening adiknya.
Sera menggeleng " mama ingin disini sebentar lagi"
Yoongi tidak menyanggah, paham betul akan Sera yang kini benar-benar tak ingin di pisahkan dari Jungkook.
Yoongi mendudukan diri sisi lain brankar Jungkook, menggenggam tangan kurus adiknya yang begitu dingin.
Kulit Jungkook terlihat begitu pucat, rona merah pada pipinya sudah hilang sejak hari pertama ia terbaring disini, entah berapa banyak Jungkook kehilangan bobot tubuhnya, Yoongi menatap miris tubuh adiknya yang nampak ringkih. Jungkook dulu begitu berisi, lemak bayi pada pipinya menambah kesan manis pada wajahnya, jemari yang di genggamnya sekarang juga dulunya begitu gemuk. Jungkook suka sekali makan, suka kue manis dan susu. Yoongi tersenyum mengingat wajah Jungkook yang pipinya akan menggembung lucu penuh makanan dengan bibir bergerak saat mengunyah makanan, Yoongi rindu dengan pemandangan itu.
Dokter masuk bersama beberapa perawat, memeriksa tubuh Jungkook, belum ada perkembangan, meski beberapa waktu terakhir keadaanya cenderung stabil.
Di tempat lain Insung tengah memijat pelipisnya, ia tengah berhadapan dengan ayahnya, Jeon Seok Ho.
"Sampai kapan kalian akan membiarkan Jungkook seperti ini?" Tanya Seok Ho, nadanya begitu dingin.
"Keadannya cukup stabil belakangan ini, aku yakin Jungkook akan segera sadar" jawab Insung
"Cih, kapan segera yang kau maksud?"
"Bawa Jungkook ke Amerika atau German!" Perintah Seok Ho
"Ayah, aku sudah mengatakannya berulang kali, aku dan Sera tidak ingin berjauhan dengan Jungkook, begitu pula Yoongi. Aku telah mendatangkan beberapa dokter terbaik" terang Insung, nadanya terdengar frustasi, ia sudah berulang kali menjelaskan hal ini kepada ayahnya.
"Berhenti menjadi lemah! Cepat bawa putra mu itu untuk mendapatkan pengobatan agar segera sadar!"
"Jika kau tidak mau, aku yang akan membawanya" ucap Seok Ho sebelum meninggalkan ruang kerja Insung.
KAMU SEDANG MEMBACA
Come Back Home
Fiksi PenggemarJungkook hanya ingin tempat yang ia sebut rumah juga menjadi tujuan untuk keluarganya kembali pulang. Cover by @dwiinfantriani