"Jika itu bahagia mu, maka aku akan mencoba untuk ikhlas"
Muhammad Arfan Hafidz
_My Future_
***
Jihan sudah kembali menetralkan degub jantungnya yang sedari tadi seperti sedang ber-DJ.
Senyum Jihan terus saja merekah sedari awal perbincangan mereka, entah siapa yang memulai perbincangan itu bahkan terlihat menyenangkan, bahkan sesekali Abil menyemburkan tawanya.
Kenapa rasanya seperti ini lihat senyum itu? Astaghfirullohal'adzim … sadar! Dia istri sahabatmu sendiri, Bil! gumam Abil dalam hati dengan segala penyesalannya.
Tanpa mereka sadari sepasang mata tengah menatap ke bangku mereka dengan tatapan tajamnya serta tangannya mengepal kuat menahan gejolak emosi. Rahangnya mengeras dan matanya memerah.
Dari segi mana pun aku kalah dengan dia, ujar seseorang dalam hati sembari mencoba menahan gejolak amarah yang menyakitkan.
"Jihan, gimana sudah isi belum?" tanya Aisyah yang mampu membuat Abil menoleh ke arah Aisyah juga Jihan dengan tatapan bertanya.
Jihan terdiam mendengar pertanyaan Aisyah, lidahnya kelu. Ia menoleh ke arah Abil yang kini tengah menatapnya juga.
Dengan hati-hati jihan menggeleng pelan menjawab pertanyaan Aisyah, membuat Aisyah menarik bibirnya tipis. Apalagi melihat interaksi antara sahabatnya juga Abil yang terlihat agak berbeda di mata Aisyah.
***
Arfan yang masih terduduk sembari meremas kuat buku Dairy milik istrinya itu hingga kusut, napasnya terengah menahan amarah. Bahkan air matanya menetes dengan sendirinya tanpa diminta, apa ia adalah orang paling jahat dengan memisahkan kedua orang yang saling mencintai?
Saling mencintai? Bukankah Abil mencintai Rida?
Awalnya memang seperti itu, tetapi semenjak setelah Abil bercerita pada Jihan ada rasa aneh yang menyelinap masuk ke dalan hati Abil. Senyum Jihan, tawa Jihan seakan tak pernah luput dari pandangannya, akan tetapi ia selalu menampik pikirannya bahwa ia telah menaruh rasa pada dua orang yang sama. Ia pikir ia hanya kagum pada Jihan, apalagi setelah mendengar suara merdu yang mengalun indah melantunkan surah ar-Rahman.
Arfan saat setelah ia menceritakan semuanya termasuk delima yang dialaminya, dan perihal perasaannya pada putri kiainya tersebut, ia meminjam ponsel milik Abil untuk mencari tahu tentang beasiswa yang ada di universitas pilihannya di instagram. Tanpa sengaja, Arfan melihat kolom pencarian instagram tertulis nama akun Jihan_Ma21.
Arfan tahu betul, nama pemilik akun tersebut. Seseorang yang sering disebut dalam doa sepertiga malamnya.
Ia segera bergegas menuju ke kampusnya, akan tetapi sebelum itu ia akan bekerja paruh waktu di sebuah kafe milik sahabatnya. Ia sudah bekerja sebelum menikah dengan Jihan, jadi sebelum ia berangkat ke kampus ia terlebih dahulu berangkat bekerja paruh waktu dari jam tujuh pagi hingga jam sepuluh, setelah itu ia baru berangkat ke kampus karena memang ia mengambil mata kuliah siang.
Arfan memarkirkan mobil pemberian orang tuanya sebagai kado pernikahan itu di area parkir tempat ia bekerja. Sesampainya di dalam ia disambut ramah oleh pegawai yabg lain, tetapi kali ini ada yang berbeda. Jika biasanya Arfan akan membalas sapaan mereka dengan sapaan yang hangat pula, kini ia membalas sapaan mereka hanya dengan senyuman yang sangat tipis.
KAMU SEDANG MEMBACA
My Future
Teen FictionSebagian part dihapus HARAP FOLLOW TERLEBIH DULU SEBELUM MEMBACA;) Cinta datang karena terbiasa, tapi nyatanya tidak bagi seorang putri kiai pesantren Al Irsyad ini. Justru ia jatuh cinta ketika ia mendengar lantunan lafadz adzan dari seseorang yang...