"Percayalah, sekenario Allah jauh lebih baik dari rencana-rencana indahmu"
_My Future_
***
JANGAN LUPA FOLLOW, VOTE AND COMMENT!! 🐝🐝🐝
Mohon maaf apabila ada kata yang salah dan juga typo, saya hanya manusia biasa dengan keterbatasan ilmu yang saya miliki. Karya ini asli dari pemikiran penulis, So. Hargai penulis dengan tinggalkan jejak. Thx 🤗
HAPPY READING....!!!
***
Hari berlalu begitu cepat, bulan pun kini telah berganti dengan bulan yang baru. Tanpa terasa perpisahan kelas dua belas tengah berlangsung di halaman SMAN Harapan Bangsa.
Abil kini tampak gagah dengan kemeja putih dan celana hitam serta jubah hitam kebesaran dan juga toga hitam yang melekat di tubuhnya. Senyumnya melengkung indah bak bulan sabit yang tengah bersinar di antara ribuan bintang.
Ditemani kedua orang tuanya, serta tak lupa seorang gadis cantik dengan broklat gamisnya yang berwarna coklat dan buket bunga dalam genggamannya. Rida Syafitri, dia adalah sahabat Abil yang namanya pula di sebutnya dalam doa panjangnya.
Namun, meski gadis itu bersama keluarga Abil, tetap saja suasana hatinya belum membaik karena pertengkarannya dengan Abil beberapa bulan lalu. Rida tampak seperti tak ada masalah apapun di hadapan kedua orang tua mereka, sebab jika kedua orang tua mereka mendengar pasti keduanya akan di eksekusi nanti.
Dari kejauhan tampak seorang pria dengan setelan baju batik dan celana hitamnya serta tak lupa dua buket bunga yang di bawanya untuk kedua sahabatnya.
"Assalamualaikum," ucap pria yang kerap disapa Arfan ini saat sudah berada di tengah-tengah keluarga Abil dan Rida.
"Waalaikumussalam," jawab mereka serentak pada salam yang diucapkan oleh Arfan.
"Eh, Nak Arfan apa kabar?" tanya ibunda Abil dengan mata binarnya saat mendapati pria yang baru saja datang dan sudah dianggapnya sebagai anak sendiri.
"Alhamdulillah Umi, sehat. Umi sama Abi sehat juga kan?" tanya Arfan yang hanya dibalas senyuman oleh kedua orang tua Abil.
"Alhamdulillah, Umi sama Abi juga sehat kok," jawab ibunda Abil.
"Hey Broo!! Barakallah fii ilmi ya, sukses selalu lah," ujar Arfan sembari bersalaman dan memeluk tubuh sahabatnya itu. Abil bahagia Arfan bisa hadir di acara wisudanya meski tak dapat dipungkiri di lubuk hatinya ia merasakan sesuatu seperti menghantam hatinya.
"Wah, syukron Fan, ente udah bela-belain mau kesini," ucap Abil sembari menerima buket yang disodorkan oleh Arfan.
"Tenang, tapi nggak gratis dong, besok pas acara lulusan ane, ente juga harus dateng dong," ucap Arfan sembari tersenyum ke arah Abil.
" Itu pasti," ujar Abil sembari tersenyum tipis.
"Oh, hay Da! Lama tak berjumpa ya? Apa kabar?" tanya Arfan saat netranya menatap gadis manis yang menjadi sahabatnya sejak kecil ini.
KAMU SEDANG MEMBACA
My Future
Genç KurguSebagian part dihapus HARAP FOLLOW TERLEBIH DULU SEBELUM MEMBACA;) Cinta datang karena terbiasa, tapi nyatanya tidak bagi seorang putri kiai pesantren Al Irsyad ini. Justru ia jatuh cinta ketika ia mendengar lantunan lafadz adzan dari seseorang yang...