03. Bertemu Kak Tama

72 18 5
                                    

"Maafkan aku yang tak mampu menahan rasa kagum ku yang bermetamorfosa menjadi rasa cinta yang tumbuh dalam hatiku. Maka dari itu izinkan aku menyebut namamu dalam bait doaku"

Jihan Makaila Fakhirah

_My Future_

***

J

angan lupa tekan tombol bintang dan follow terlebih dahulu ya guys🤗

Happy reading....

_Jihan pov_

Aku tak tahu, entah sejak kapan rasa yang mulanya hanya mengaguminya kini bermetamorfosa menjadi rasa cinta, aku sadar aku bukan siapa-siapa. Bahkan mungkin tak akan menjadi siapa-siapa bagimu, hanya orang asing yang berlalu lalang di hadapanmu.

Terkadang aku juga heran, hanya melihatmu dari jauh degub jantungku bekerja dua kali lebih cepat.

Kalian tahu, bahkan tak henti-hentinya ku sebut namanya dalam sepertiga malamku, berharap suatu saat nanti takdir tengah berbaik hati menyatukan kami.

Saat ini aku tengah duduk bersantai di gazebo depan ndalem abi dengan menenteng buku berwarna hijau pudar dan sudah usang. Buku itu selalu kubawa kemana pun aku pergi, dimana ku curahkan segala rasaku dalam buku itu.

Namun, baru saja aku hendak menggoresnya dengan penaku, seseorang datang dan berdiri tepat di hadapanku sembari menaruh sebuah kotak putik di sebelahku, aku mencium aroma sedap dari kotak tersebut yang ku yakini pasti aroma dari martabak manis kesukaanku.

Saat ku dongakkan kepalaku, kak Arfan yang tengah tersenyum kepadaku, Aku pun yang tahu itu kak Arfan segera ku alihkan pandanganku. Terkadang aku heran dengan diriku sendiri, ketika dengan orang lain aku bisa menundukkan pandanganku, tapi anehnya ketika melihat kak ketos pengen di lihat terus, aneh kan.

"Em, ada apa Kak?" tanyaku basa-basi pada kak Arfan untuk menghilangkan canggung antara kami.

"Martabak manis, tadi aku lagi keluar terus nggak sengaja lihat penjual martabak, jadi inget sama kamu, terus sekalian mampir deh," ucapnya sembari tersenyum kepadaku dengan pandangan yang terus menunduk.

"Wah, syukron kakak! Jadi ngerepotin kan," gurauku pada Arfan.

"Afwan, eh bukannya biasanya kamu ya, yang suka ngerepotin kakak?" tanyanya dengan nada mengejek membuatku menatapnya sebal, ia hanya terkekeh pelan sembari menatap ke arah yang lain.

"Tuh kan, Kak Arfan mah ngerusak suasana aja!"rajukku dengan air muka yang sudah masam.

"Bercanda Ning, yasudah kakak permisi dulu," ucapnya sembari beranjak pergi meninggalkanku dengan sekotak martabak.

Setelah kepergian kak Arfan, aku kembali membuka buku diary ku dan mengabaikan sejenak aroma sedap yang menggugah selera itu.

Kenapa harus setiap bayangmu yang hadir dalam setiap anganku, jujur aku terlalu takut. Takut terlalu dalam menjatuhkan rasaku padamu. Aku berharap kamu segera mengenalku, itu saja. Lalu, kita bisa berteman? yeah, hanya sekedar teman pun tak masalah bagiku.

Adm.

Bekasi, 20 november 2006

Setelah usai menulis di buku diary ku dengan segera aku menutupnya dan mengalihkan pandanganku pada sekotak martabak manis yang diberikan oleh kak Arfan tadi. Dengan segera ku makan salah satu dari potongan martabak itu yang sedari tadi meronta ingin masuk ke perutku.

My FutureTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang