08. Bersama Senja

32 14 1
                                        

"Mengapa harus mengikis jarak? Jika memang rasaku ini tak kau harapkan, bisa kah kau melupakan fakta itu, dan kita tetap seperti dulu?"

Abil Dafa Muaffaq

_My Future_

***

Senja begitu indah menawan, semburat oranye kini mewarnai birunya langit. Menambah kesan yang begitu elegan.

Seorang pemuda tengah termenung di pinggiran danau, sembari menikmati senja yang begitu indah. Tak henti-hentinya rasa syukur terucap dari bibir pemuda tersebut.

"MasyaAllah, sungguh indah ciptaan-Mu yaa Rabb, ampuni hamba yang selalu kufur nikmat ini," lirihnya pelan sembari menatap hamparan langit berwarna jingga tersebut.

Nikmat yang Allah berikan sangatlah banyak. Tidak ada seorang pun diantara kita yang mampu menghitungnya. Baik berupa harta, keluarga, kesehatan dan yang paling besar adalah nikmat hidayah iman dan islam. Sebagaimana yang Allah firmankan :

وَمَا بِكُمْ مِنْ نِعْمَةٍ فَمِنَ اللَّهِ

Dan apa saja nikmat yang ada pada kamu, maka dari Allah-lah (datangnya)” (QS. An Nahl: 53)

Namun seringkali kita kurang menyadari akan nikmat yang telah kita terima tersebut. Sehingga tentu saja membuat kita lalai dari mensyukurinya. Padahal seorang muslim wajib mensyukuri nikmat yang ia peroleh. Allah ta’ala berfirman :

فَاذْكُرُونِي أَذْكُرْكُمْ وَاشْكُرُوا لِي وَلَا تَكْفُرُونِ

Ingatlah kepada-Ku, Aku juga akan ingat kepada kalian. Dan bersyukurlah kepada-Ku, janganlah kalian kufur” (QS. Al Baqarah: 152)

Dalam ayat ini, Allah ta’ala memerintahkan kepada kita untuk bersyukur atas nikmat yang telah Allah berikan dan melarang kita untuk berbuat kufur. Bahkan di ayat yang lain Allah mengancam orang-orang yang berbuat kufur dengan adzab yang pedih. Sebagaimana dalam firman Nya :

وَلَئِنْ كَفَرْتُمْ إِنَّ عَذَابِي لَشَدِيدٌ

“… dan jika kamu mengingkari (nikmat-Ku), maka sesungguhnya adzab-Ku sangat pedih” (QS. Ibrahim: 7)

Oleh karena itu wajib bagi kita untuk perhatian terhadap perkara yang penting ini, sehingga tidak menjadi golongan orang-orang yang kufur atas nikmat Allah dan dapat terhindar dari ancaman adzab yang pedih.

"Astaghfirullohal'adzim!" lirihnya pelan ketika ia teringat ayat-ayat yang menerangkan tentang dilarangnya kufur nikmat.

Dia terlalu lemah hanya karena urusan cinta, padahal ia tahu berharap kepada selain-Nya kekecewaan dan rasa sakitlah yang ia dapatkan.

Akhir-akhir ini pemuda yang kerap dipanggil Abil ini terlihat murung. Jika biasanya sorot mata miliknya selalu tajam, kali ini sorot mata itu meredup.

"Bil, lebih baik untuk saat ini kita sendiri-sendiri dulu yah, aku bahkan belum siap dengan kenyataan ini Bil," ucap Rida lirih, seiring dengan air matanya yang menetes membentuk aliran sungai kecil.

My FutureTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang