"Hanya sebuah sajak yang mampu kutuliskan, hanya sebuah doa yang mampu kulantunkan, menunggu setiap jawaban atas semua harapan"
Jihan Makaila Fakhirah
_My Future_
***
Hatika kian berdebar tak menentu,
Ketika senyum, bahkan tawa menghiasi bibirmu. Entah kau peruntukkan pada siapapun aku tak perduli.
Bahkan, ketika tanpa sengaja pandangan mata kita bertemu meski hanya sedetik, kau tahu? Jantungku berdetak dua kali lebih cepat. Aku tak tahu, sebenarnya apa yang kini tengah aku rasakan? Benarkah aku telah jatuh cinta?
Ada rasa yang tiba-tiba menyelinap rongga dadaku, ketika kau berada di dekatku.
Aku tahu, akan ada kenyataan pahit yang akan menamparku di hari esok
Tapi entahlah, mengapa hatiku masih terus berharap padamu, meski ku tahu itu menyakitkan.
Tapi tenang saja, aku tak berharap lebih padamu, hingga berujung pada titik kekecewaan. Terimakasih, dan maaf telah lancang mencintaimu bahkan meminjam namamu untuk ku sebut dalam doa panjangku, dan maaf telah lancang mengirim sepucuk surat ini padamu._MF_
Abil terpaku sejenak setelah membaca goresan pena tersebut yang tersusun dengan rapi untuknya. Entah mengapa tiba-tiba ada rasa aneh yang mulai menyelinap masuk dan mengusik hatinya.
Dengan segera ia menepis rasa yang tiba-tiba saja hadir, ia mencoba mengabaikannya dan bergegas ke kamar mandi membersihkan diri sebelum sang paduka ratu memanggilnya untuk makan malam.
Seusai mandi, ia mengambil ponselnya yang tergeletak di atas nakas. Tanpa sengaja netra hitam legamnya menatap lipatan kertas yang selesai dibacanya tadi. Sebenarnya ada setitik rasa penasaran yang menghantui pikiran Abil.
Abil kembali mengambil surat tersebut dan diamatinya lamat-lamat. Abil menghela nafasnya pelan sembari menutup mata.
"Siapapun kamu, saya minta maaf tidak bisa membalas rasa yang sama, karena di hati saya sudah ada nama seseorang yang selalu saya sebut namanya di sepertiga malam," ucapnya pelan. Namun, siapa sangka suara tersebut mampu ditangkap oleh gadis yang kini tengah mematung di depan kamar Abil. Saat hendak mengetuk pintu, tiba-tiba saja ia mendengar lirihan sang sahabat hingga mengurungkan niatnya untuk mengetuk pintu.
Setelah terdiam cukup lama, akhirnya Rida memberanikan diri untuk mengetuk pintu kamar Abil. Namun, belum sempat kepalan tangannya mendarat panda pintu, sang pemilik kamar lebih dahulu membukanya, membuat Rida tersentak kaget.
"Ada apa?" tanya Abil begitu mendapati Rida dengan posisi tangan yang sudah melayang ke arah pintu.
Rida hanya tersenyum sembari menggeleng pelan. Sedangkan Abil, ia mengernyit heran begitu mendapati sahabatnya itu senyum-senyum sendiri.
"Kenapa senyum?" tanya Abil yang lagi-lagi hanya dibalas gelengan oleh Rida.
"Kamu kenapa nggak pernah cerita sama aku?" tanya Rida dengan senyum yang masih setia bertahta di wajahnya. Abil menatap Rida dengan menaikkan sebelah alisnya tanda tak mengerti kemana arah tujuannya berbicara.
"Cerita apa?" tanya Abil lagi pada sang sahabat, membuat Rida gemas sendiri di buatnya.
"Kalau lagi ada yang di suka," Ucapan Rida mampu membungkam Abil, bahkan membuatnya mati kutu. Apa iya ia harus mengungkapkannya pada Rida?
KAMU SEDANG MEMBACA
My Future
Teen FictionSebagian part dihapus HARAP FOLLOW TERLEBIH DULU SEBELUM MEMBACA;) Cinta datang karena terbiasa, tapi nyatanya tidak bagi seorang putri kiai pesantren Al Irsyad ini. Justru ia jatuh cinta ketika ia mendengar lantunan lafadz adzan dari seseorang yang...