BAB 25 : Hurt

3.3K 462 563
                                    

Hallo👀Ada yang masih nungguin cerita ini? Hayohh siapa yang ramein komentar di part sebelumnya

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Hallo👀
Ada yang masih nungguin cerita ini?
Hayohh siapa yang ramein komentar di part sebelumnya. Ternyata kalian lebih suka sama alur yang menyakitkan ya🤣🤣

Oky mulai bab ini kita akan bertemu dengan kalimat kecil yang mungkin buat kalian emosi👀

Untuk part ini boleh gak, kalau kalian jebolin lagi komentar☺ kalau jebol sampe 500 aku bakal update cepet deh☺☺☺
Tapi aku gak maksa ko hehehe.

OKY LANGSUNG AJA. JANGAN LUPA KOMEN DAN VOTENYA YA. SIAP-SIAP AJA.








"Ayah ... kenapa terlambat?"

Butuh waktu bagi Seona untuk mencerna kalimat yang terucap dari bibir kecil gadis itu, bibir yang mirip dengan pria yang dia sebut dengan ayah. Tidak ada yang mengerikan di dunia ini selain moment yang baru saja dirinya saksikan. Sekarang dirinya kembali terluka ketika pria yang ia cintai menggendong anak itu, lalu menggenggam tangan perempuan yang jelas-jelas adalah ibu dari gadis kecil itu.

Yeonjun tidak berhenti mengatakan rasa kagum melihat interaksi mereka di taman sana. Namun sayang, tidak ada satu kata pun yang terdengar oleh Seona. Perempuan itu hanya merasakan rasa sakit, suara jantung, dan mati rasa dalam seluruh darah yang mengalir di dalam tubuhnya.

Tangan Seona terkepal dengan kuat, bersamaan dengan matanya yang menatap tajam, lurus kedepan. Tetesan air mata yang begitu cepat, namun tidak mengeluarkan isak tangis yang menyakitkan. Bibirnya kelu, benar-benar kelu sekali.

Sekarang ia tidak tahu harus melakukan apa. Kenapa Jungkook begitu tega melakukan semua ini padanya. Apa salah Seona? apa salah dirinya selama ini yang membuat Jungkook begitu tenang-tenang saja melakukan semua hal yang mengerikan ini.

Yeonjun yang merasakan tidak adanya respons dari perempuan yang berdiri sedikit lebih depan dibanding dirinya, memberanikan diri untuk mengecek kondisi Seona.

Betapa terkejutnya ketika ia melihat perempuan itu sedang menangis, dengan napas yang memburu, dan mata yang memerah. "Nyonya, apa anda baik-baik saja? apa yang terjadi?"

Yeonjun mengikuti arah mata Seona yang begitu tajam menatap ke arah depan, lebih tepatnya menatap ke arah ketiga manusia yang sedang memadu rasa kasih sayang. Sampai tidak menyadari bahwa ada dua manusia yang tengah ia kecewakan.

Seona memejamkan matanya. Ia merasa tidak boleh terlalu lama meratapi hal menyakitkan seperti itu. Seona berbalik badan, dia menunduk, dan mulai terisak. Tangannya yang semula mengepal tiba-tiba saja melemah dna mengelus lembut perutnya yang semakin terlihat besar.

"Maaf kan Ibu, seharusnya Ibu tidak datang ke sini dan membiarkan kau menyaksikan semuanya."

Memori tentang dirinya dan masa lalu kembali berputar. Seona merasakan ada gejolak yang berbeda di dalam dirinya, sesuatu yang menolak rasa lemah yang tengah ia rasakan saat ini. Sebuah gairah untuk melakukan pemberontakan yang begitu brutal.

REMORSE ; [j.jk]✔ (TELAH TERBIT)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang