• PROLOG •

365 46 27
                                    

Hal yang paling ia benci adalah kehilangan memori masa kecilnya.

- Katya Violetta

Katya hilang ingatan, ia hanya ingat dua tahun yang lalu, sejak lahir hingga 15 tahun entah bagaimana hidupnya dulu

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


Katya hilang ingatan, ia hanya ingat dua tahun yang lalu, sejak lahir hingga 15 tahun entah bagaimana hidupnya dulu.

Ada sesuatu yang menarik dalam dirinya, di SMA Cendrawana Katya menjadi sorotan karena memiliki segudang bakat dan prestasi di bidang akademis maupun non akademis. Ingatannya menghilang, namun tidak dengan kemampuannya. Bahkan, menurut sang ayah Katya dulu tidak sehebat ini.

Peluh keringat membasahi pelipisnya, sebelum mengalir ke bawah seseorang menggelapnya dengan perlahan. Katya baru saja usai tampil menjadi pemandu sorak untuk tim basket di SMA Cendrawana dan duduk di kursi yang tersedia di koridor, menjauh dari tepi lapangan yang ramai oleh penonton.

Ia mendongak mendapati seorang laki-laki yang tampak familiar mengelap keringat Katya di wajahnya. Setelah selesai, ia memberikan sapu tangannya pada Katya lalu meninggalkan gadis itu dengan tanda tanya besar di kepala.

Ada angin apa siang ini sampai cowok itu melirik Katya? bahkan mengelap keringatnya.

"Aaa!" teriaknya ketika air dingin dalam botol menyentuh pipinya sekaligus membuyarkan lamunannya.

"Nara!" kesalnya. Sedangkan pelakunya hanya tertawa kecil. Entah sejak kapan teman-temannya itu berada di sini.

"Lagian benggong sih," sahut Luna, salah satu anak cheerleader yang barusan tampil bersamanya.

Katya kembali memikirkan kejadian tadi, terlalu mengejutkan untuk seorang Auriga peduli padanya. Mungkin akan biasa saja jika teman laki-laki lainnya memperlakukannya seperti itu.

"Yaudah yuk guys, we'll see right away, sebelum rame banget," ujar Yuri yang selalu menyelipkan english language dalam percakapannya sehari-hari.

Segera ia menyimpan sapu tangan pemberian Auriga ke dalam tasnya. Katya memiliki banyak teman dari berbagai kalangan karena tergabung di beberapa komunitas di sekolahnya.

Saat ini ia bergabung dengan tim cheers nya. Masih dengan seragam ala cheerleaders, mereka berjalan menuju mading sekolah dimana pengumuman pembagian kelas, apalagi dengan sistem sekolah yang cukup membuat beberapa siswa resah.

Terdapat kelas unggulan di setiap angkatannya, Katya sudah dua tahun berturut-turut menjadi peringkat pertama dan sekarang ia terlalu yakin untuk mendapatkan posisi itu kembali.

"Katya lo turun!" teriakkan Jevan - satu-satunya orang yang berdiri di depan mading sukses membuat jantung Katya berdegup lebih cepat.

"Siapa yang berani kalahin aku?" gumamnya, lalu ia berlari mengeceknya.

Matanya terfokus pada urutan siswa di kelas unggulan, menginginkan nama Katya Violetta di urutan pertama, namun sayang setelah dua tahun posisi itu bertahan akhirnya di runtuhkan oleh seseorang dengan tidak sengaja mengalahkan Katya si gadis besar kepala.

"Edgar!"

***

Lanjut gak kira-kira?

MAGIC VIOLET ☑️Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang