1. Semua berubah, begitupun dia.

917 90 252
                                    

"Kamu itu seperti pelangi, kenapa? Karena kamu selalu datang dengan keindahan, tetapi kamu pergi dengan kesunyian" Queenara Aurelia Alexander.

Happy Reading
°
°
°
°

♡ Queenara Aurelia ♡


Saat ini Queen sedang bersama Alvaro menikmati sejuknya angin malam di pinggir Pantai, tempat yang pertama kali Queen kunjungi bersama Bara. Melihat sunset, itulah kenangan yang sulit dilupakan.

Sakit jika mengingat itu, sakit pula bagaimana memperjuangkan seseorang untuk tetap kembali lagi. Namun, hasilnya nihil. Menghubungi sana sini, hingga menghilang tanpa sebab sudah Queen rasakan.

"Kamu lagi mikirin apa?" tanya Alvaro yang sedari tadi memperhatikan Queen.

"Gapapa, aku cuma inget sama dia aja. Aku rindu dia, kenapa dia gak ada kabar? Bolehkan aku rindu sama seseorang orang?" jawab Queen.

"Ya, itu sihh gimananya kamu. Kalo kamu rindu dia ya, gapapa. Aku gak mau kamu sakit lagi, aku ke sini dan yang lain ingin kamu kembali lagi sama sahabat-sahabat kecil kamu."

"Alva, aku takut sahabat-sahabat aku berubah. Berubah tidak kenal dengan aku, berubah seakan aku orang asing."

"Kamu gak perlu takut, kamu udah tau bagaimana sikap mereka bukan? Kalo kamu tau bagaimana mereka, jadi kamu gak usah takut."

"Alva, ini beda! Semua udah berubah, aku lima tahun berada di Amerika untuk menenangkan diri. Contacts-an dengan mereka pun gak pernah!"

"Queen dengerin aku dulu, niat kamu pulang ke Indonesia apa? Untuk berdamai dengan masa lalu bukan? Please .... Berfikir untuk hati kamu aja, hati kamu cukup sakit menerima beban masa lalu."

"Alva, aku gak peduli sama hati aku. Aku juga gak peduli bagaimana keadaan hati aku, sebab hati aku udah mati! Dua kali aku merasakan ini semua, dua kali pula aku terpuruk karena ini." Queen tidak bisa lagi membendung air matanya. Sakit rasanya jika mengingat semuanya.

"Please .... Aku gak mau air mata kamu jatuh lagi, aku gak mau liat kamu seperti ini. Jangan buat diri kamu sendiri makin sakit, aku tau kamu memiliki trauma yang cukup besar. Jadi aku mohon jangan seperti ini," ucap Alvaro langsung merengkuh tubuh mungil Queen.

Sakit? Itulah yang dirasakan Alvaro saat ini, jika di tanya Alvaro suka dengan Queen jawabannya tidak, dia sendiri ke sini pun ada alasan yang kuat.

Alasan yang sulit Alvaro jelaskan dan Alvaro pun bingung harus bagaimana dia menceritakan semuanya, sangat rumit masalah percintaan Alvaro.

"Udah ya, kita kan ke sini mau tenangin hati bukan untuk nangis. So, buat kamu tetap jadi Queen yang selalu kuat. Aku tau kamu itu kuat, kuatnya seperti batu karang yang ada di pinggir laut. Kenapa? Walaupun kamu selalu di terjang masalah, pasti kamu bisa mengatasi semuanya. Sungguh kuat buatkan?" ucap Alvaro menghapus sisa-sisa jejak air mata Queen.

"Tumben bijak?" cibir Queen sambil menahan tawa.

"Tuh, kamu ngeselin ya? Aku mau ngehibur kamu tau, malah di bilang tumben bijak. Kan emang dari dulu aku udah bijak, kamunya aja yang selalu sibuk sama masa lalu." jawab Alvaro sambil menghadap indahnya pantai pada malam hari ini, ya walaupun gelap tapi bisa terlihat bintang-bintang yang menyinari bumi.

"Alva, ngambek? Aku minta maaf deh, kan biasanya Alva ngeselin. Jadi pas Alva ngomong gitu kaya bukan Alvaro tau, kaya jelamaan Alvaro yang baik." ucap Queen sambil memastikan apa benar-benar Alvaro marah dengan dirinya.

Queenara AureliaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang