23. 🍂 Ratus

31.2K 3.7K 45
                                    

Nafasku ngos-ngosan saat sampai ruangan departemen media. Begitu mendarat di atas kursi, kuhapus peluh sebiji jagung dengan tisu, mengecilkan suhu AC dan buru-buru membuka laptop. Johan yang melihatku dan Sandra datang dengan terengah-engah hanya bisa mengerutkan alis. 

"Kayak diuber maling," komentarnya heran.

"Ho-oh, maling hatinya Mbak Karin tuh." Sandra menenggak air mineralnya, duduk di kursinya dengan kaki selonjor. Capek. 

"Pak Bram?" Johan masih bertanya dengan nada heran, "Pak Bram lagi meeting di luar dari sejam yang lalu, ngapain nguber-nguber kalian?" 

"Meeting?" tanyaku dan Sandra berbarengan. 

"Iyo, di Aston, ada pertemuan Asosiasi Pengusaha Indonesia, katanya selesai jam 5, tadi titip pesen, katanya Mbak Karin gak boleh pulang dulu, aku dan Sandra disuruh nemenin." 

"Lho, terus evaluasi per divisi?" tanyaku kaget, "Nggak jadi?" 

"Evaluasi apaan? Ora enek ah, perdivisi diminta meeting sendiri-sendiri persiapan evaluasi akhir tahun Mbak, tadi pagi waktu meeting all kan sudah disampaikan Pak Bram, Mbak Karin gak nyimak yo?" 

Mataku membulat tak percaya. Astagaaaaa. GM sadiiis. Sandra yang melihat tanganku meremas tisu karena kesal hanya bisa tertawa terbahak-bahak, membuat Johan makin mengerutkan dahi. 

" Ono opo sih? Kalian dari mana? "

Sandra masih tertawa terpingkal-pingkal, sementara aku menyandarkan punggungku dengan lemas, tumitku sakit setelah lari-lari dari cafe ke kantor. Buru-buru kulepas sepatu dan menggantinya dengan sendal jepit. Sedikit perih, rupanya lecet gara-gara dibuat lari. 

GM itu gak boleh semena-mena
sama anak buah lho,
kualat nanti

Kukirim pesan singkat itu, tak butuh waktu lama untuk menerima balasannya. 

Kebalik

Kok kebalik? Mas bohong,
nanti sore nggak ada
evaluasi divisi ku kan ternyata? 

Siapa yang bilang? 

Johan

Saya kan gak butuh all tim
untuk evaluasi divisi kamu.

Maksudnya? 

Kamu cukup. 

Idih modus. Kerja ya kerja pak,
gak usa nyambi modus. 

Kamunya juga suka saya modusin. 

Ih pede

Hahaha 

Lucu rasanya membaca kalimat balasan Mas Bram, terkadang bahasa formal nya keluar. Sampai detik ini, aku juga masih nggak percaya kalau akan menikah dengan atasanku sendiri. Mudah-mudahan semua berjalan sesuai rencana dan RidloNya.

Aku berdoa, semoga peristiwa yang di alami Mas Bram di masa lalu tidak terulang kembali. Itulah kenapa, aku masih tak mau teman-teman kantor tahu hubungan kami, aku belum siap dengan kemungkinan buruk yang bisa saja terjadi. Meskipun aku berharap, tidak ada hal buruk terjadi diantara kami.

Nanti pulang habis maghrib aja sekalian ya? 
Tanggung, acaranya selesai jam 5, 
aku ngobrol dulu sama teman-teman,
maghriban di sini baru balik kantor

Jodoh Pasti Bertamu [TERBIT]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang