Hari ini adalah hari keberangkatan Sidik ke Swedia, Sidik memakai setelan kemeja berwarna putih dan jas berwarna navy dengan celana berwarna sedana. Fafa membantu merapikan dasi dan juga jas yang di pakai oleh Sidik
"Kamu harus jaga diri baik-baik disana..." Ucap Fafa sambil fokus membenarkan dasi Sidik
Sidik menggenggam tangan Fafa, "Yang harusnya jaga diri itu kamu, kamu gak usah khawatirkan aku, aku akan baik-baik saja..." Kata Sidik berusaha menenangkan Fafa
Sidik berjongkok di hadapan Fafa, "Jaga mommy baik-baik ya sayang, jangan nakal! Papi gak akan lama disana..." Ujar Sidik sambil mengelus perut Fafa
Tak terasa air mata Fafa menetes, buru-buru Fafa langsung menyekanya. Sidik mendongakkan kepalanya dan melihat Fafa menangis.
"Heii.... Ada apa?" Tanya Sidik khawatir
"Aku gak apa-apa"
"Kalau kamu gak mau aku pergi ke Swedia, aku gak akan pergi..." Kata Sidik, Fafa menggelengkan kepalanya
"Kamu harus pergi... Aku hanya terharu..." Alibi Fafa, "Yasudah, mending kita berangkat ke bandara sekarang, takut nanti kamu tertinggal pesawat" Lanjutnya
Sidik mengangguk, kemudian Sidik menyeret kopernya sambil menggenggam tangan Fafa. Mereka menuruni anak tangga dan langsung menghampiri Yusuf dan yang lainnya yang sedang berkumpul di ruang keluarga.
"Kamu berangkat sekarang?" Tanya Yusuf
"Iya aku berangkat sekarang, Pah..."
"Yasudah, kamu hati-hati di jalan, maaf Papa gak bisa antar kamu ke bandara..."
"Iya Pah, gak apa-apa..." Balas Sidik
"Dik, Gue ikut ke bandara ya!!" Celetuk David
"Kamu gak kerumah sakit?" Tanya Arum
"Hari ini aku gak ada jadwal mah, aku libur..."
Sidik menganggukkan kepalanya, "Yasudah Mah, Pah... Aku pamit ya..." Kata Sidik sambil menyalami Yusuf dan juga Arum
"Kamu hati-hati disana..."
Sidik menyeret kopernya keluar rumah dengan masih menggandeng tangan Fafa di ikuti David dan Tiara di belakangnya.
***
Selama di perjalanan, Fafa hanya menyandarkan kepalanya di bahu Sidik, sedangkan David fokus menyetir dan Tiara memainkan ponselnya. 50 menit waktu yang dibutuhkan mereka untuk sampai di bandara. David berhenti di depan pintu masuk bandara, Sidik, Fafa dan juga Tiara keluar dari mobil disusul oleh David yang hendak membuka bagasi mobil untuk mengambil koper milik Sidik.
"Kalian duluan aja masuk, aku mau pindahin mobil dulu....." Ucap David sambil menyerahkan koper milik Sidik, mereka bertiga menganggukkan kepalanya kemudian melangkah masuk kedalam bandara. Sedangkan David pergi memarkirkan mobilnya di tempat parkir yang telah disediakan oleh pihak bandara.
Sidik, Fafa dan juga Tiara duduk di kursi kosong yang ada di ruang tunggu. Tak lama David menyusul mereka bertiga dan ikut bergabung disana.
"Selama di Swedia, lo mau tinggal di tempat orang tua lo atau dimana?" Tanya David ketika dia sudah duduk di samping Tiara.
"Gue bakal tinggal di apartemen yang gue tempatin sama Fafa..." Jawab Sidik
'Perhatian, para penumpang pesawat Garuda Indonesia dengan nomor penerbangan GA328 tujuan Swedia dipersilahkan naik ke pesawat udara melalui pintu A12.'
Terdengar suara Announcement di seluruh penjuru bandara. Sidik menegakkan badannya sebelum dia bangkit dari kursinya. Fafa, David dan juga Tiara ikut bangkit.
"Kamu hati-hati disana ya! Kabari aku kalau sudah sampai..." Ucap Fafa sambil memeluk Sidik dengan erat seakan enggan untuk melepas Sidik, Sidik pun membalas pelukkan Fafa
"Aku akan baik-baik aja... kamu juga jaga diri baik-baik, jangan terlalu banyak kerja. Kamu harus banyak istirahat, jangan kecapean. Jangan terlalu mikirin aku, okey!" Ujar Sidik. Fafa mengangguk dalam pelukan Sidik.
Fafa melepas pelukannya, Sidik beralih ke David. "Gue titip Fafa ya! Jagain dia selagi gue gak ada di dekat dia!"
"Tenang aja, lo gak usah khawatir Fafa bakal kita jagain.." Ujar David
'Perhatian, para penumpang pesawat Garuda Indonesia dengan nomor penerbangan GA328 tujuan Swedia dipersilahkan naik ke pesawat udara melalui pintu A12.'
Sekali lagi, Announcement itu terdengar begitu nyaring di penjuru bandara, Sidik menolehkan kepalanya melihat sekelilling.
"Kamu harus cepat pergi, aku gak mau kalau sampai kamu tertinggal pesawat!!" Kata Fafa, Sidik mengangguk kemudian dia mencium kening Fafa.
"Gue berangkat dulu ya!!" Ucap Sidik pada David dan juga Tiara
"Hati-hati, kalau ada apa-apa disana kabarin gue!" Kata David
"Iya, Lo gak usah khawatir tentang Fafa. Gue akan jagain dia!" Sambung Tiara
"Makasih ya..." Ucap Sidik, "Kalau gitu gue pamit ya!"
Setelah mengatakan itu, Sidik melangkahkan kakinya pergi meninggalkan merek bertiga. Sidik menyeret kopernya menuju pintu A12, lama kelamaan tubuh Sidik tak terlihat karena terhalang orang yang berlalu lalang.
"Yaudah, yuk kita pulang!" Ajak David, Tiara menuntun Fafa dan mereka bertiga pergi meninggalkan ruang tunggu bandara
"Kalian tunggu di sini ya, aku mau ambil mobil dulu..." David pergi meninggalkan Tiara dan juga Fafa di depan pintu masuk bandara
Fafa nampak melamun memikirkan sesuatu pandangannya lurus ke depan, hal tersebut tak luput dari penglihatan Tiara.
"Fa, kamu sedang mikirin apa?" Tanya Tiara sambil menyentuh tangan Fafa
"Ah... aku gak mikirin apa-apa Kak. Oh iya, Kak David masih lama gak ya Kak?"
"Kurang tau sih, Fa... Memangnya kamu kenapa sih?" Tanya Tiara lagi karena dirinya penasaran dengan Fafa
"Perasaan aku gak enak Kak..." Ujar Fafa
"Memangnya ada apa?"
"Nanti di mobil aku kasih tahu, tapi sekarang Kak Davidnya mana?" Ucap Fafa gelisah
Mereka berdua melihat kesana kemari mencari dari mana datangnya David, sesekali Fafa menatap ke depan lebih tepatnya ke arah mobil yang berwarna merah. Fafa melihat ada gumpalan asap berwana hitam di mobil tersebut. Fafa tau apa artinya itu, makanya dia sampai gelisah seperti ini.
Tiara melihat kesana kemari, "Itu dia..." Ucap Tiara sambil menunjuk ke sebelah kanan.
Mobil David berhenti di hadapan mereka berdua, Fafa langsung masuk kedalam mobil.
"Kak, coba Kakak lewatin mobil yang itu ya Kak!!" Pinta Fafa
"Tapi kenap-..." Ucapan David terhenti karena Tiara memegang tangannya, David menoleh ke Tiara dan Tiara menganggukan kepalanya.
"Turuti aja..." Ucap Tiara
David melajukan mobilnya perlahan. Ketika sudah mendekati mobil yang di maksud, Fafa menatap mobil tersebut, dan benar saja didalam mobil itu ada segumpal asap hitam. Namun, lama kelaman asap itu berubah menjadi bentuk yang entah apa itu, tapi bentuk itu memiliki mata yang memerah, mulut yang sangat lebar dengan gigi yang bertaring dan menyeramkan. Fafa merasa sesak ketika melihat sosok tersebut.
"Kak cepetan jalan...." Ucap Fafa panik, Fafa melihat ke belakang memperhatikan mobil merah yang tadi mereka lewati, takut sosok tersebut mengikuti mereka bertiga
"Fa... Kamu gak apa-apa?" Tanya Tiara khawatir
Fafa menolehkan kepalanya melihat Tiara yang juga sedang memperhatikannya, "A...Aku tadi lihat di dalam mobil merah itu ada sesosok yang entah bagaimana bentuknya, yang jelas sosok itu punya mata yang memerah, mulut yang sangat lebar dan giginya juga ada taringnya, Kak..." Ujar Fafa
"Kamu serius Fa?" Tanya Tiara
"Iya Kak, aku serius...."
Tanpa berpikir panjang, David langsung menancap gas mobilnya. Dia tidak tega melihat raut wajah Fafa yang ketakutan, di tambah sekarang Fafa sedang hamil besar, David takut terjadi apa-apa dengan adiknya itu.

KAMU SEDANG MEMBACA
My Indigo 2
De TodoSetelah menikah, fafa dan sidik memutuskan untuk tinggal di Stockholm, Swedia. Sidik dan fafa tinggal di sebuah apartemen mewah disana. Mereka memutuskan untuk tinggal di apartemen karena tidak mau banyak merepotkan orang tua sidik. Sebagai pengacar...