Part 39

272 25 4
                                    

Tian's Birthday Wish

Hari minggu pagi, seusai ibadah misa pagi biasanya Feli dan Feinya akan langsung mengasuh sekolah minggu, namun berbeda untuk hari minggu ini. Sesudah misa pagi, mereka menuju ke sekolah minggu dan bersama-sama beberapa anak dari sekolah minggu, mereka menuju resto milik Tian. Hari ini adalah hari ulang tahun Tian. Feli dan Feinya berniat untuk memberi kejutan kepada Tian. Mereka dan beberapa anak dari sekolah minggu sudah merencanakan dari minggu kemarin.

Feinya dan Feli kini berjalan menyusuri koridor rumah sakit dengan membawa tumpeng nasi kuning. Umumnya, ketika ulang tahun, maka cakes atau roti ulang tahun yang akan dibawa, namun karena Tian memiliki riwayat hypersensitive terhadap protein pada terigu maka Feinya dan Feli memutuskan untuk menggantinya dengan tumpeng nasi kuning. Setelah sampai di depan ruang rawat inap, Feli mengetuk pelan pintu lalu tampaklah Siska membuka pintu. Melihat Feinya, Feli dan beberapa anak dari sekolah minggu dan terlebih tumpeng nasi kuning yang sekarang dibawa oleh Feinya.

"Ini ada apa? Kok rame gini?" Siska setengah berbisik karena Tian sendiri masih tidur sesudah minum obatnya tadi. Siska lalu mempersilakan mereka masuk ke dalam. Di dalam Markus, Reynald, Anne dan Joenathan sama terkejutnya dengan rombongan yang dibawa oleh Feinya dan Feli

"Lho, sekarang kan ulang tahunnya kak Tian. Ini Feinya bawa tumpeng nasi kuning, sama ada beberapa anak asuhya kak Tian yang kangen sama kak Tian" Mendengar itu, Markus dan yang lain juga terkejut. Dalam hatinya, Markus kembali meruntuki dirinya sendiri, bagaimana mungkin dia bisa melupakan ulang tahun anaknya itu setelah dia sendiri berjanji akan lebih memperhatikan Tian. Saat Markus dan keluarganya masih terkejut, tiba-tiba Brian, Mentari dan Mario datang dan bergabung bersama Feinya dan Feli.

"Kak Tian, lagi tidur ya om?" Ujar Feinya saat melihat Tian sedang tertidur. Markus mengangguk, lalu menghampiri Tian, mengusap lembut rambut Tian, bermaksud membangunkan Tian. Semuanya kini sudah mengelilingi brankar Tian. Feli kemudian menancapkan lilin di nasi tumpeng dan kemudian bersiap menyalakannya

"Tian, nak... Bangun yuk.. Lihat ada banyak yang nungguin kamu di sini" Ujar Markus lembut. Tian menggeliat pelan. Perlahan dia mulai membuka matanya. Sedikit demi sedikit kesadarannya kembali. Saat matanya sudah terbuka sempurna, seluruh orang yang mengelilinginya kompak berkata:

"SELAMAT ULANG TAHUN......" Melihat itu semuanya, Tian langsung tersenyum.

"Makasih semuanya.." Ujar Tian lirih. Dia masih terharu, karena ini adalah ulang tahun pertama dimana seluruh keluarganya berkumpul semuanya.

"Ayo kak, make a wish dulu, habis itu tiup lilinnya" Tian mengikuti apa yang dikatakan Feinya. Dia mengatupkan tangan, menutup matanya dan sejenak berdoa, setelah itu dia meniup lilin. Suara tepuk tangan lalu memenuhi seluruh ruangan itu.

"Ayo kak, dipotong tumpengnya. Mau dikasih ke mana nih potongan tumpengnya?" Feinya kembali memberi instruksi Tian, sementara Feli membawa piring kosong dan sedok ke Tian. Kembali, Tian menuruti instruksi Feinya. Diraihnya piring dan sendok, dipotongnya puncak tumpeng, lalu melengkapinya dengan berbagai lauk yang ada.

"Potongan tumpeng ini Tian kasih ke papa. Makasih ya pa, buat semuanya. Tian sayang sama papa" Ujar Tian sambil menyerahkan piring berisi potongan tumpeng itu ke Markus. Markus tidak menyangka sama sekali jika dirinya yang akan menerima potongan tumpeng dari Tian. Dia mengira potongan itu akan diberikan Tian pada Feinya. Dengan tangan bergetar dan menahan tangis, lalu markus menerima piring dari Tian dengan tangan kanannya, sementara tangan kirinya meraih kepala Tian yang bersandar, menariknya ke dada dan mengecup kepala Tian. Saat mengecup kepala Tian, tangis Markus tidak terbendung lagi. Cukup lama Markus menangis sambil mencium pucuk kepala Tian. Suasana yang awalnya sudah cukup ceria seketika berubah menjadi haru.

Melukis Cinta Semesta (Tamat)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang