Part 54

271 23 1
                                    

Beneran Nikah?

Setelah kejadian yang super memalukan bagi Markus, sepanjang perjalanan pulang ke rumah mereka, Markus hanya memilih diam. Suasana di mobil menjadi sangat kaku. Pikirannya masih belum bisa mencerna sepenuhnya maksud Tian berbuat seperti itu. Walaupun endingnya, keluarga Brian juga tidak mempermasalahkan bagaimana perilaku Tian yang kadang diluar nalar mereka, namun tetap saja mereka sangat menyayangi Tian sehingga ketika Markus meminta Tian menikah dengan Feinya, tanpa pikir panjang Brian langsung setuju.

Sesampai di rumah, ternyata sudah berkumpul semua keluarga Markus. Anne dan Joenathan, Reynald dan Feli saat ini sedang duduk santai di ruang keluarga. Sore tadi, mereka memang telah diminta oleh Markus untuk berkumpul membahas tentang Tian. Mereka sendiri tidak tahu secara detail mengapa sampai harus mereka semua berkumpul. Markus, Siska dan Tian langsung bergabung bersama dengan lainnya. Markus langsung mendudukkan dirinya ke sofa. Sementara Tian, justru dengan santai mengeluarkan console game-nya dan malah memainkanya. Semua yang ada di sana saling tatap. Mereka masih belum berani untuk bertanya ada apa sebenarnya.

"Sebenarnya ada apa sih pa? Ngapain mendadak ngumpulin kita semua di sini?" Reynald yang penasaran akhirnya memutuskan untuk bertanya setelah sekian lama suasana menjadi diam. Reynald juga melihat tidak ada yang salah dengan keluarganya itu. Semua terlihat baik-baik saja. Setelah mendesah dengan nafas, Markus lalu bersuara

"Apa lagi kalau gak kelakuan absurd adik kalian itu" Markus berkata demikian sambil memandang Tian dengan tatapan yang sulit diartikan. Marah, jengkel, lelah tercampur menjadi satu di tatapan Markus. Tian yang mendapati semua tatapan mengarah ke dia, menghentikan aktivitasnya dengan console game nya.

"Tian dipaksa nikah sama papa kak. Katanya papa, Tian gak boleh nolak kak" Ujar Tian dengan mimik muka dibuat sedih. Wajahnya dia buat seolah menahan tangisan.

"Gak usah sok drama lagi. Kamu itu udah bikin papa malu di depan keluarga Brian" Sanggah Markus cepat. Lalu Markus menceritakan apa yang terjadi hari ini sampai dia harus menanggung malu di depan Brian. Keempat kakak Tian, hanya bisa geleng-geleng kepala mendengar cerita Markus.

"Jadi intinya papa akan melamar resmi Feinya minggu depan. Papa minta bantuan kalian semua buat persiapin semuanya. Waktu lamaran resminya, papa minta kita semuanya datang" Ujar Markus kemudian.

"Nikahnya kan gak mungkin mendadak pa. Palingan buat persiapan semua dokumen plus urusan kanonik, butuh tiga bulan kan paling cepet" Kali ini Feli yang bertanya.

"Iya, palingan nikahannya masih tiga atau lima bulan lagi. Cuman persiapannya sejak sekarang kan?" Siska menjawab pertanyaan Feli.

"Oke, buat urusan baju, Anne aja yang urus. Nanti biar Anne yang hubungin Feinya. Emang kamu konsepnya mau gimana nikahannya ntar? Biar kakak sesuaikan sama model bajunya" Anne yang memang sudah menjadi perancang busana langsung mengambil inisiatif

"Gak tahu kak kalau soal itu. Tian ngikut aja, yang penting jangan mahal ya kak bajunya. Berhubung ini tadi Tian dipaksa nikahnya trus dadakan pula, jadi Tian gak prepare duit" Kali ini Tian berkata jujur. Dia memang sedang tidak mempersiapkan budget sama sekali untuk urusan pernikahan.

"Soal duit urusan papa" Jujur, Markus masih sangat jengkel dengan Tian. Seumur hidupnya, baru kali ini dia harus menanggung malu karena tingkah konyol anaknya dan parahnya dia juga tetap tidak bisa marah kepada Tian. Tian yang mendengar itu langsung tersenyum lebar. Mendadak, Tian melihat Markus dan Siska lekat dan bergantian, lalu berkata

"Pa, Ma, bentaran lagi udah jadi kakek nenek lho" Tian berkata dengan santai

"Maksud kamu? Jangan bercanda lagi, Tian. Udah cukup ya kelakuan kamu bikin malu papa. Jangan bikin aneh-aneh lagi" Tian tidak memperdulikan perkataan Markus tersebut. Dia mengalihkan pandangannya ke Anne lalu bertanya

Melukis Cinta Semesta (Tamat)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang