Seokjin tak pernah mengira jika jatuh cinta akan semenyenangkan ini. Ia stagnan kala manik mereka saling menatap untuk sepersekian detik. Jantungnya berdesir ketika kulit mereka saling bersentuhan tanpa disengaja. Rungunya tak kalah hebat, ia mendadak tuli ketika wanita yang setiap saat mampir ke mimpinya itu berkata jika jantungnya tak kalah berdebar saat keduanya saling bertukar ucap untuk pertama kali. "Aku juga mencintaimu." ucapnya kala kelopak bunga bermekaran di penghujung bulan Mei.