"Saat pertama kali melihat langkahmu mundur terseret luka, tatapanku mulai terkunci pada bibir yang masih mempertahankan senyum. Padahal, pertahananmu sangat jelas tengah tercekik, namun kau biarkan senyum mengalir demi menguatkan satu manusia di hadapanmu. Dan saat itu juga, aku tertarik masuk ke dalam hidupmu, Afsana Alara." -Kahfa Ibrahim Sebatang kara bersama luka-lukanya. Cover by pinterest