Two Sides¹ : "Lost Control..."

3K 242 37
                                    

Soonyoung terbangun dari tidurnya, pria itu menghela nafas panjang sembari menatap langit-langit kamarnya. Sial, ternyata hanya mimpi?

Soonyoung pikir, ia benar-benar sudah gila sekarang. Pria itu bangkit, mengelus wajahnya dengan kasar dan menoleh ke arah jam dinding yang ada di sisi kanan kamarnya.

Pukul 2 pagi, entah sejak kapan ia tertidur. Bahkan, jika ia kembali tidur itu sudah tak akan bisa. Matanya, bahkan sudah tak terasa mengantuk lagi. Maka dari itu, ia lebih memilih bangkit dan keluar dari kamarnya. Mungkin, minum bisa menenangkan pikirannya sekarang?

•••

Pria itu meletakkan gelas bekas wine yang ia minum, matanya menatap pria yang kini duduk manis di depannya, dengan tatapan yang kelewat angkuh.

"Jadi, ingin melakukan sex?" Jihoon menyeringai, hanya dengan sekejap mata ekspresi wajahnya kini kembali datar.

Pria itu meraih gelas kosong tadi, lalu sengaja membenturkannya kemeja, hingga membuat ujungnya pecah. Kemudian, dengan santai Jihoon mengarahkan ujung gelas yang pecah itu ke leher pria itu.

"Ingin ku bunuh?" Ancamnya. Namun, pria itu malah tertawa dan dengan santai menyingkirkan tangan dan gelas pecah itu dari lehernya.

"Yah...aku ini tunangan mu--"

"Jangan bermimpi, aku tidak pernah merasa bertunangan denganmu, Daniel-sshi. Lebih baik tutup mulutmu, dan enyah dari hadapan ku"

"Kenapa? Kau punya pria lain, huh?"

"Diam atau--"

"Why--AKH!!" Pria itu tergeletak di lantai kamar hotel itu, dengan gelas yang tertancap di lehernya.

Jihoon beranjak dari duduknya, lalu menatap pria yang kini sudah bersimbah darah, dan tak berdaya di lantai itu.

"Sudah ku peringatkan. Kau seharusnya bersyukur, ku biayai untuk perawatan. Bukannya kau sembuh, malah membuatmu semakin gila" Jihoon meninggalkan pria yang sekarat dengan keadaan mengerikan itu dengan wajah datar, namun terkesan penuh amarah. Jihoon membuka pintu kamar hotelnya, lalu menyuruh salah satu penjaganya untuk mengurus semua itu.

Dengan arogan, ia melewati beberapa pengunjung dengan santai seolah ia tak melakukan apapun tadi. Jihoon menekan tombol lift, dan segera turun ke lobby untuk kembali ke penginapannya. Sesampainya ia di penginapan, Jihoon segera menyuruh Seungkwan untuk mengemasi semua barang-barangnya, memesan tiket kembali ke Seoul malam ini juga. Seungkwan mematuhi kemauan tuan mudanya, tak ada protes mengingat ekspresi Jihoon yang bak pembunuh sekarang.

Jihoon mendudukkan dirinya di kasur, ia berulangkali menghela nafasnya dan mengusap wajahnya dengan kasar. Pria itu benar-benar membuat moodnya hancur, dan bisa-bisanya pria itu mengajaknya berhubungan, ah menjijikkan.

"dasar gila..."gumamnya.

•••

Setelah perjalanan yang memakan waktu lumayan lama, Jihoon tiba kembali di Seoul. Pria itu bukannya kembali ke rumahnya, malah lebih memilih untuk pergi ke rumah Soonyoung. Entahlah, di otaknya sekarang hanya ada Soonyoung.

"Tuan muda, lebih baik kita pulang saja...anda harus istirahat" Jihoon menghela nafasnya, ia melirik Seungkwan dari kaca mobil dengan tatapan datarnya.

"Aku akan beristirahat, di rumah Soonyoung...jadi, jangan banyak bicara" Ujar Jihoon ketus.

Seungkwan lebih memilih diam, dan menyuruh sang supir untuk lebih mempercepat kendaraannya menuju rumah Soonyoung. Sesampainya disana, Jihoon langsung keluar dari mobil dan berjalan ke depan pintu Soonyoung. Ia menekan bel rumah itu beberapa kali, dan tak lama kemudian si pemilik rumah membukakan pintu itu untuknya.

"Jihoon..."

Pria itu tersenyum, "hm, kau merindukanku?" Ujarnya dengan penuh percaya diri.

•••

Soonyoung meletakkan secangkir teh yang baru saja ia buat, dihadapan Jihoon. Pria itu tersenyum, lalu meraih dan menyesap teh buatan Soonyoung yang masih hangat.

"Hm, terima kasih untuk tehnya..." Kata Jihoon, sembari menyesap kembali teh buatan Soonyoung.

Sedangkan pria itu, asik memandangi Jihoon yang tengah menikmati teh buatannya dengan santai. Melihat Jihoon, membuat hati dan pikiran Soonyoung jauh lebih tenang.

Sungguh, Soonyoung sendiri merasa aneh dengan dirinya sendiri. Seminggu tanpa Jihoon kemarin, membuatnya uring-uringan dan entah kenapa rasanya Soonyoung selalu memikirkan atasannya itu tanpa alasan. Parahnya, semalam bisa-bisanya ia bermimpi berciuman bahkan menyatakan cintanya pada sang atasan. Katakanlah Soonyoung gila, gila karena mulai terpesona dengan seorang Lee Jihoon yang penuh rahasia dan sangat misterius, serta mengerikan.

Jihoon menatap Soonyoung bingung, ia menjentik-jentikan jarinya di depan wajah pria itu, agar sadar dari lamunannya. Namun, Soonyoung tak kunjung sadar, "Yah, Kwon Soonyoung!" Tegurnya dengan suara yang agak meninggi.

Pria itu mengerjapkan matanya, seolah bingung apa yang baru saja terjadi dengannya, dan Jihoon jauh lebih bingung lagi dengan gelagat Soonyoung.

"Yah, kau tak apa?" Tanya Jihoon memastikan.

"Ah, ya...aku tak apa. Aku hanya kurang tidur semalam, jadi maafkan aku" Ujarnya.

"Heum, tak apa. Kalau begitu, ayo kita tidur bersama–"

"Ne???!" Jihoon menatap Soonyoung dengan wajah yang terkejut setengah mati, dan lagi pipi pria itu yang sedikit bersemu.

"Memang apa yang salah dengan tidur bersama—Yah, Kwon Soonyoung..." Pria itu menatap Jihoon.

"Jangan bilang, kau–"

"Aniya!! Huh...hentikan, lupakan saja" Ujar Soonyoung, lalu bangkit dari sofanya dan pergi menuju kamarnya di lantai dua.

"Yah!! Berhenti disana–Kwon Soonyoung!!" Pekik Jihoon, sembari membuntuti pria itu pergi.

Jihoon tak berhenti memanggil nama Soonyoung, namun pria itu tak kunjung menghentikan langkahnya. Soonyoung membuka pintu kamarnya, dan langsung ingin menutupnya agar Jihoon tak ikut masuk ke dalam. Sayangnya, ia terlambat karena lengan kanan Jihoon yang masuk ke sela pintu dan bertujuan mencegahnya untuk menutup pintu kamarnya tersebut.

Soonyoung menghela nafasnya, membiarkan Jihoon untuk masuk ke dalam kamarnya. Pria bertubuh pendek itu masuk, dan tak lupa menutup pintu kamar Soonyoung kembali.

"Apa?" Tanya Soonyoung.

"Kau lelah, kau ingin tidurkan? Sama aku juga, aku lelah setelah perjalanan panjang, jadi ayo kita tidur bersama" Ujar Jihoon, dan ingin melangkah ke arah kasur Soonyoung. Namun, tubuhnya ditarik oleh Soonyoung dan kemudian pria itu mengukungnya di pintu, sengaja mengunci pergerakan Jihoon dengan kedua lengannya. Jihoon sama sekali tak terkejut, justru ia malah menatap Soonyoung dengan senyumannya.

"Kau ingin kita tidur bersama kan?" Jihoon mengangguk dengan antusias.

"Geurae, jangan salahkan aku setelah ini..." Senyuman Jihoon luntur, bingung dengan maksud perkataan Soonyoung.

Belum sempat Jihoon bertanya maksud dari pria itu, Soonyoung lebih dulu membungkam bibir Jihoon. Ya, pria itu menciumnya. Jihoon terdiam, otaknya masih mencerna tentang semua kejadian ini. Soonyoung menarik pinggang Jihoon agar tubuh mereka lebih dekat, memperdalam ciuman itu hingga membuat Jihoon terbuai, dan berujung membalas ciuman tersebut.

Soonyoung kehilangan akal sehatnya, ia tau yang ia lakukan ini salah, tapi ia bahkan tak bisa mengontrol dirinya sekarang. Semakin lama ia juga semakin terbuai, dengan nafsu yang mulai membuncah untuk dipuaskan. Soonyoung mengangkat tubuh yang lebih kecil, dan kemudian di baringkannya di atas kasur miliknya.















"Aku hilang akal karena mu..."

#Two_Sides

Hai, gimana puasanya? Semoga lancar ya😌
Fyi, selama puasa aku upnya hari selasa setelah buka ya, minggu juga mungkin kalo aku free. Stay safe ya💖

Two Sides || SoonhoonTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang