Two Sides¹ : "Mimpi"

1.7K 250 17
                                    

Tidak ada malam yang tenang bagi Jihoon, semuanya sangat menakutkan. Ia bahkan tidak bisa menutup matanya, barang sejenak saja. Itu karena arwah ibunya yang selalu datang, dan masuk ke alam mimpinya. Membuat tubuhnya berkeringat dan meracau ketakutan disetiap mimpi itu datang. Ia selalu terbangun di tengah malam, menangis ketakutan sendirian di dalam kamarnya.

Disaat ia ketakutan, di dalam hatinya ia hanya ingin ada seseorang yang bisa menenangkannya. Namun, itu tidak akan pernah terjadi. Hingga, ia mengingat pelukan hangat ayahnya sewaktu ia kecil dulu. Hanya itu, yang bisa membuatnya merasa tenang disaat ibunya datang menakutinya di alam mimpi. Walau ia tau, ia tak pernah berbuat baik pada ayahnya, bahkan sewaktu masih hidup dan berada di akhir masa hidupnya, ia tidak pernah ada untuk ayahnya. Tapi, hanya ingatan akan ayahnya yang memeluknya dengan hangatlah, yang mampu menenangkan dirinya.

Jihoon terduduk di tepi kasurnya, menatap keluar balkon kamarnya. Menikmati hembusan angin malam yang berhembus menyapu kulit putih pucatnya, matanya terpejam merasakan sapuan angin yang menyentuh kulit wajahnya.

Seketika ia membuka matanya, ia terkejut melihat sosok wajah mengerikan ibunya yang berada tepat di depan wajahnya. Tubuhnya kaku dan tak bisa digerakkan, tangan penuh darah itu mulai mengusap pipi Jihoon, membuat tubuh Jihoon bergetar hebat karena ketakutan.

"Ibu..."lirih Jihoon.

Makhluk menyeramkan itu, terus mengusap pipinya hingga turun ke bagian lehernya dan berhenti disana.

"Akh!!" Pekik Jihoon saat makhluk itu mencekiknya cukup kencang, hingga membuatnya kesulitan bernafas. Kuku-kukunya menancap di kulit lehernya, mata makhluk itu berubah menjadi merah, mulutnya terbuka dengan lidah yang terjulur panjang.

"Matilah...ikutlah bersama ibu..." Bisik makhluk itu, Jihoon meremat sprei kasurnya, karena tubuhnya tak bisa digerakkan sama sekali. Matanya terpejam erat dan terus mengeluarkan airmatanya. Ia bahkan tak bisa menghirup udara dengan benar, mulutnya terbuka sangking kencangnya cekikan itu.

"Akhhhh!!!" Pekik Jihoon cukup keras, berharap ada seseorang yang mendengarnya dan membantunya.

Atau mungkin,


































































































































































































---

Soonyoung kesulitan tertidur, matanya enggan sekali untuk menutup. Ada perasaan aneh yang ia rasakan, entah kenapa ia merasa khawatir. Apa semuanya baik-baik saja? Bagaimana dengan Jihoon?

"Akhhhh!!!" Soonyoung bangkit mendengar pekikan itu, suaranya terdengar dari sebelah kamarnya. Apa Jihoon baik-baik saja.

Soonyoung bangkit dari posisinya, duduk di tepi kasur dan berusaha untuk mendengarkan kembali apakah suara itu masih ada?

Ya, lagi-lagi pekikan itu muncul, tapi kali ini diikuti dengan rintihan.

"Akhh...ibu...sakit...!!!" Dan itu terdengar cukup jelas, itu suara Jihoon.

Soonyoung segera berlari menuju pintu, dan entah sejak kapan pintu itu ternyata sudah tak terkunci. Ah lupakan.

Two Sides || SoonhoonTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang