Semenjak Soonyoung mulai bekerja di kantornya, Jihoon yang terkenal sebagai atasan yang jarang ke kantor, kini bahkan selalu pergi ke kantor sebelum jam 7 pagi. Seungkwan yang mengetahui itu, awalnya terkejut dan merasa aneh, hingga ia bertanya-tanya pada dirinya sendiri, ada apa dengan Jihoon sebenarnya?
Bahkan bukan itu saja, Jihoon selalu memerintah Seungkwan untuk membelikan makan siang lebih dan memberikan satunya, kepada Kwon Soonyoung, si manager baru di kantor ini.
Hingga akhirnya Seungkwan mengerti, perilaku berbeda yang dilakukan Jihoon ini disebabkan oleh apa, siapa lagi jika bukan pria itu.
Terhitung, Soonyoung sudah dua bulan lamanya bekerja di perusahaan ini. Selama dua bulan itu pula, Jihoon tak pernah absen ke kantor dan selalu memberikan makan siang lebih yang ia beli, kepada Soonyoung.
Jangan tanya bagaimana yang Soonyoung rasakan, saat melihat sekretaris pribadi atasannya itu datang ke ruangan nya untuk mengantarkan makanan padanya, dan bilang bahwa itu dari Jihoon.
Tentu, Soonyoung merasa tidak enak hati. Karena ini ia anggap menyusahkan atasannya, ia bahkan tidak tau apa maksud dari atasan yang selalu membelikannya makan siang seperti ini. Hingga akhirnya ia memberanikan diri untuk datang ke ruangan atasannya dan memintanya agar berhenti membelikannya makan siang seperti ini.
"Oh? Soonyoung, ada apa? Oh ya, apa kau sudah makan makanan yang aku berikan--"
Pruk!
Soonyoung meletakkan makanan pemberian Jihoon di atas mejanya.
"Terima kasih, tapi aku tidak ingin merepotkan mu. Aku juga tidak ingin, karyawan merasa aku diistimewakan olehmu" Ujar Soonyoung.
Jihoon mengulas senyumannya, ia beranjak dari kursinya dan mendekat ke arah Soonyoung, dan kini Jihoon berdiri tepat di hadapan manager kantornya itu.
"Kau memang istimewa bagiku..." Ujar Jihoon sambil merapikan dasi yang di kenakan Soonyoung.
Mendengar itu, Soonyoung menjauhkan dirinya dari Jihoon. Menatap atasannya itu aneh.
"Maksudnya?" Tanya Soonyoung tak mengerti.
Jihoon lagi-lagi mendekat ke arah Soonyoung, menarik dasi pria itu dan membuat wajah mereka nyaris tak berjarak. Ditatapnya mata pria itu, bibirnya tersenyum miring sambil tangan lainnya mengusap pipi pria itu.
Sebuah bisikan dari dalam diri Jihoon bersuara, "katakanlah...".
"Aku menyukaimu, aku tertarik padamu...itu mengapa, kau istimewa bagiku..." Ujar Jihoon yang membuat pria itu menatapnya tak percaya.
Jihoon melonggarkan pegangannya pada dasi pria itu, tangannya asik bereksplorasi menyentuh kulit pipi pria itu, hingga ke tengkuknya. Mata Jihoon seolah-olah mengunci, pandangan mata Soonyoung, sehingga tak beralih menatap ke arah yang lain, selain dirinya.
Pesona Jihoon memang begitu mutlak.
Jihoon berjinjit, hingga membuat bibir keduanya bersentuhan, Jihoon menahan tengkuk pria itu, sedangkan Soonyoung terpaku tak percaya dengan apa yang dilakukan atasannya.
Belum mendapatkan reaksi apapun dari Soonyoung, Jihoon memberanikan diri dengan memejamkan matanya, melumat bibir pria itu. Ia menyerah, setelah tak mendapatkan balasan apapun dari pria itu. Ia masih mengunci pria itu dengan tatapannya.
"Dengarkan aku baik-baik. Apa yang ku katakan ini, adalah hal mutlak..." Ujar Jihoon, seakan mulai menghipnotis Soonyoung, membuat pria itu mengerjapkan matanya beberapa kali.
"...kau milikku, selamanya begitu. Lupakan masa lalumu, dan beralihlah padaku. Arraseo?" Setelah mengatakan itu, dengan lancangnya Jihoon kembali mengecup bibir pria itu dan diakhiri senyuman di wajahnya.
![](https://img.wattpad.com/cover/232159196-288-k412784.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
Two Sides || Soonhoon
Fanfiction[Version :1/2] - "He just wants to feel what the happiness is in his life" - ⚠️ B×B Rated [🔞] TW// many harsh words, murder, traumatic, etc. Homophobic ❌ Tidak untuk ditiru, jadilah pembaca yang cermat. • Not for minor!! • - Happy Reading - © L I A...