Two Sides¹ : "Belum siap"

2.3K 233 27
                                    

Soonyoung terbangun dari tidurnya, matanya mengerjap dan mendapati cahaya matahari sore yang masuk ke dalam kamarnya yang perlahan menggelap. Ia meregangkan tubuhnya, dan menutup kembali matanya sejenak, tangannya meraba sisi kasurnya yang lain.

Kosong.

Kemudian, ia membuka matanya kembali dan benar Jihoon tidak ada disana. Lalu, ia terduduk melirik ke arah kamar mandi dan mendapati pintu kamar mandi itu terbuka lebar yang berarti Jihoon tak ada disana. Lalu, ia melirik pintu kamarnya yang terbuka sedikit. Tanpa pikir panjang, Soonyoung meraih bajunya dan mengenakannya kembali, setelah itu pergi keluar dari kamarnya untuk mencari keberadaan Jihoon.

Perlahan ia menuruni tangga seraya membenarkan rambutnya yang berantakan, sesampainya dilantai dasar. Ia menemukan sosok yang ia cari, tengah duduk sambil menyimpangkan kakinya seraya menyesap secangkir teh ditangannya. Soonyoung tersenyum, baru selangkah ia berjalan ke arah Jihoon, kakinya terhenti seketika begitu melihat siapa yang tengah duduk dihadapan lelaki itu.

"Ibu, ayah..."

Keduanya menoleh, tak terkecuali Jihoon dengan ekspresi datarnya. Kemudian, Jihoon meletakkan cangkirnya di atas meja dan memerintahkan Soonyoung untuk duduk disebelahnya. Tentu, Soonyoung langsung menuruti permintaannya.

"K-kalian kenapa tidak memberitahu ku jika ingin berkunjung?" Tanya Soonyoung kepada kedua orangtuanya.

Ibunya tersenyum, "sekali-sekali, kami memberimu kejutan Soonyoung-ah"

"Soonyoung-ah, kami kesini punya sesuatu untuk disampaikan padamu..." Sahut ayahnya.

"A-apa?"

"Kami akan menjodohkan mu" Jihoon yang tadinya diam, serta kurang tertarik dengan obrolan antara orangtua dan anak itu, tiba-tiba menatap kedua pasangan suami-istri tersebut dengan tatapan terkejutnya.

"Ne?!!"

"Kenapa kau terkejut begitu? Lagipula, kami akan menjodohkan mu dengan anak teman ayahmu, kau masih ingat Shim Rena?"

Jihoon memalingkan wajahnya ke arah lain, berusaha menulikan pendengarannya agar tak mendengar lebih banyak, dan lebih jauh lagi. Ia tak ingin tau, tapi setiap ucapan itu terdengar ditelinganya. Ia bangkit, membawa cangkir tehnya yang masih tersisa isinya ke arah dapur.

"Kamjagi, wae?" Tanya Soonyoung keheranan.

"Umurmu sudah matang untuk yang namanya pernikahan Soonyoung-ah, lagipula kami tidak mau terlalu lama untuk menunggu mendapatkan cucu darimu. Soonyoung-ah, kau anak tunggal kami--"

"Hmm, arra. Tapi tidak sekarang, maksudku--aku masih punya banyak hal yang perlu ku jalani. Aku...belum siap untuk menikah sekarang. Apalagi, dengan seseorang yang tak ku cintai sama sekali"Ujarnya.

"Mencintai perlu waktu Soonyoung--"

"Aku tau, aku tau betul itu. Tapi tidak untuk sekarang, ibu...ayah"

"Kenapa? Kau masih mencintai mantan kekasihmu yang kecanduan obat terlarang itu?! Benar-benar..." Ujar Ayahnya dengan nada yang sedikit meninggi.

"Iya! kau benar ayah, aku masih mencintainya..."

Deg

Jantung Jihoon seakan berhenti untuk persekian detik, lalu kembali berdetak lagi. Bagaimana menjatuhkan diri di atas tumpukan kaca, begitu sakit mendengar kata-kata itu tentu saja. Ia menghela nafasnya, lalu meletakkan cangkir itu kembali di tempatnya dan melangkahkan kakinya kembali ke kamar Soonyoung.

•••

Seungkwan menatap pria yang berdiri di depannya, "Jadi, Daniel dibunuh oleh tuan muda Lee?" Pria tersebut mengangguk, seraya menyerahkan flashdisk dari kantung jasnya.

"Tuan muda memerintahkan ku untuk menghapus semua rekaman cctv di hotel tersebut, hari itu juga. Dan membuat kematiannya seolah ia meninggal karena bunuh diri, bukan dibunuh" Jelas pria bernama Vernon Chwe itu. Tentu Seungkwan yang mendengar itu tak habis pikir dengan kelakuan tuan mudanya, entah iblis apa yang ada di dalam diri pria itu sampai berani membunuh Daniel dalam hitungan detik.

Brak!!!

Bunyi hantaman keras dari pintu utama membuat keduanya mengalihkan pandangan ke arah pria yang tengah berjalan melewati mereka dengan wajah penuh amarah, dan siap membunuh siapapun yang mencoba mengajaknya bicara kini.

Itu Jihoon, pria itu melangkahkan kakinya menaiki anak tangga, dan pergi menuju kamarnya. Ia membuka pintu kamarnya dengan kasar, lalu mendudukkan dirinya di atas kasur dengan nafas yang memburuh karena amarahnya yang tertahan sedaritadi.

"Dasar brengsek..."

Kemudian, ponselnya berdering. Jihoon mengambil benda persegi panjang itu, lalu melihat siapa nama kontak dari si penelpon tersebut, Soonyoung. Rahangnya mengeras, lalu membanting benda persegi panjang itu ke lantai, tak peduli jika ponselnya akan rusak ataupun hancur, ia tak peduli.

Jihoon menundukkan kepalanya, kedua tangannya mengusap wajahnya kasar, betapa bodohnya ia menganggap pria itu sudah benar-benar membuka hati untuknya, bahkan dengan senang hati ia menerima sentuhannya. Lalu apa sekarang, kenyataan menariknya yang telah terbang tinggi di angkasa untuk jatuh ke dasar bumi, menyisakan luka dan sebuah penyesalan yang sulit hilang di kemudian hari.

Bodoh sekali.

"Kau menjijikkan Lee Jihoon..."Ujarnya lirih, untuk dirinya sendiri.

•••

Soonyoung berulangkali mencoba untuk menghubungi Jihoon. Tapi, tak kunjung ada jawaban dan malahan, nomor tersebut tiba-tiba tidak aktif.

Tadi, ketika Soonyoung dan orangtuanya selesai berbicara, ia naik ke kamarnya untuk menemui Jihoon, mengajaknya bicara soal apa yang ia bahas dengan orangtuanya, mengenai ia yang ingin dijodohkan, ia ingin menjelaskan semuanya agar pria itu tak salah paham. Namun, Jihoon tak memberinya kesempatan untuk menjelaskan sedetikpun, dan detik itu juga Jihoon pergi tanpa pamit atau sepatah katapun.

Soonyoung ingat dengan jelas tatapan matanya, tatapan mata yang menyiratkan kemarahan, kecewa, dan sakit disaat yang bersamaan. Soonyoung membanting tubuhnya ke atas kasur miliknya, memejamkan matanya dan menghela nafas panjang.

"Maaf...aku mengatakan itu, hanya karena belum siap menyatakan perasaan ku padamu, Jihoon"


















"Maaf...aku mencintaimu"

#Two_Sides

Hai, aku sempetin up sebelum tidur nih... Semoga suka ya, walau udah mulai bikin bingung kalian😉 Siapkan hati dan pikiran kalian untuk eps selanjutnya ya...papai

Two Sides || SoonhoonTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang