"Jihoon!" Si pemilik nama terus melangkahkan kakinya menuju ruangannya, lalu si pemanggil tadi menahan pergelangan tangannya yang telah memegang gagang pintu ruangannya.
Mata Jihoon memicing menatap pria yang kini berdiri dihadapannya, dengan senyuman menghiasi wajah tampannya. Lalu kemudian, pria itu meraih tangannya dan menyerahkan sebuah bungkusan ke tangannya.
"Dimakan ya? Aku membuatkannya untukmu, jangan sampai melewatkan makan siang mu" Ujarnya.
"Soonyoung--"
"Aku tinggal ya. Selamat bekerja Jihoon" Potong pria itu dengan cepat. Ia sempat mengusap pucuk kepala Jihoon, sebelum ia benar-benar pergi untuk kembali ke ruangannya.
Jihoon berbalik, ia menatap punggung Soonyoung yang perlahan menjauh darinya, "Yah, Kwon Soonyoung..." Panggilnya. Dan, pria itupun menghentikan langkah kakinya, lalu berbalik menatap Jihoon.
Pria bertubuh mungil itu perlahan berjalan mendekat ke arah Soonyoung. Setelah itu, ia meraih tangan Soonyoung dan mengembalikan bungkusan yang tadi pria itu berikan padanya.
"Aku tidak butuh ini, dan hentikan ini. Apa perkataan ku tempo hari kurang jelas? Perlukah ku ulangi lagi?" Soonyoung menghela nafasnya.
Kemudian, ia tersenyum. "Sudah jelas, kau tidak perlu mengulanginya lagi, Jihoon" Ujarnya.
"Lalu, kenapa kau masih melakukan ini?"
"Karena aku ingin, tempo hari aku juga dengan jelas bilang bahwa aku mencintaimu kan--"
"Aku tidak peduli--"
"Akupun juga tidak peduli Jihoon, ini...makanlah. Setidaknya kau bisa menghargai pemberianku" Kata Soonyoung, seraya menyerahkan kembali bungkusan itu ke tangan Jihoon. Lalu setelah itu, iapun pergi kembali ke ruangannya meninggalkan Jihoon yang berdiri mematung di tengah lorong sambil menatap bungkusan yang ada di tangannya.
•••
Hari-hari terus berjalan, Soonyoung masih terus mencoba untuk mendekati Jihoon, bahkan tak jarang Soonyoung mencoba untuk menjelaskan semua padanya. Tapi, Jihoon itu keras kepala dan teguh pada pendiriannya. Jika pilihannya A, ya harus tetap A. Dan tak jarang, Soonyoung mendapatkan kata-kata kasar dari Jihoon, ataupun usiran dari pria itu.
Tak hanya itu, Soonyoung juga masih sering memberi perhatian lebih. Walau sering kali diabaikan oleh Jihoon, tapi pria itu benar-benar tak menyerah sampai disana, demi mendapatkan hati Jihoon kembali.
Seberapa keras seseorang berusaha, mau sekeras apapun, pasti ada juga rasa lelahnya. Hingga suatu hari, ini benar-benar puncak dari permasalahan ini. Seperti biasa, Soonyoung akan mendatangi ruangan sang atasan dan mencoba membicarakan hal itu, tapi—
"Mau sampai kapan? Aku muak mendengarnya Soonyoung, bisakah kau berhenti!" Kata Jihoon dengan nada suara yang meninggi. Seketika, Soonyoung yang tadinya asik memohon, dan mencoba untuk menjelaskan segalanya terdiam.
Soonyoung terdiam cukup lama, hingga Jihoon menatapnya heran. Kemudian, "Geurae...aku akan berhenti. Baiklah, aku tidak akan memaksamu untuk mendengar segala penjelasan yang kau anggap omong kosong ini. Tapi yang perlu kau tau, Aku benar-benar mencintai mu, Jihoon. "Ujar Soonyoung penuh penekanan pada kalimat terakhirnya.
"Kau ingin kita tak saling mengenal? Baiklah, akan ku lakukan. Kau juga ingin aku menganggap mu sebagai mimpi buruk ku, dengan senang hati akan ku lakukan, Jihoon-ah. Mulai hari ini, besok dan seterusnya, aku tak akan menggangu mu lagi, memohon, ataupun memintamu untuk mendengarkan penjelasan ku. Akan ku lakukan semua yang kau minta, sebelum itu...aku minta maaf, karena terlambat menyadari perasaanku padamu"
Pria itu menunduk sejenak, ia menghela nafasnya, lalu kembali menatap Jihoon yang terdiam dihadapannya dengan mata yang sedikit berkaca-kaca. "Jaga dirimu, aku pergi. Terima kasih..." Ujarnya, sebelum akhirnya meninggalkan ruangan tersebut.
Sepeninggal Soonyoung, airmata Jihoon pun jatuh membahasi pipinya, tanpa ia sadari. Tangannya mengepal menggenggam sebuah pena dengan kuat, dadanya sesak sampai-sampai ia tak bisa menahan suara tangisannya. Sakit, amat teramat sakit.
•••
Sepi, hidupnya kembali seperti sedia kala sebelum ia mengenal Soonyoung. Inikah rasanya kehilangan? Seperti ada yang kurang, dan rasanya sangat aneh. Pria itu, benar-benar menjauh darinya, dari sekitarnya, dari pandangannya. Pria itu menghilang begitu saja.
Dan, kebiasaannya disetiap malam kembali terulang. Mimpi buruknya kembali lagi, dan kini malah jauh lebih parah dari sebelumnya. Ia bahkan harus menelan begitu banyak pil obat, demi bisa tidur dengan nyenyak. Tak jarang, bahkan Jihoon menangis meratapi betapa buruk takdir yang tertulis untuknya. Ia bahkan tak bisa merasakan kebahagiaan, walau hanya sebentar. Yang ia rasakan, hanyalah penyesalan, rasa bersalah, sakit dan kehilangan.
Menyiksa diri, kini adalah jalan terbaik demi membuatnya sedikit merasa lega dan baikkan, menurutnya. Hidupnya benar-benar berantakan, seolah kehilangan tujuan untuk tetap bertahan hidup. Ia kini bahkan menjadi seorang pecandu alkohol, dan mampu menghabiskan sekiranya 5 botol setiap malamnya.
Suatu malam, Jihoon terduduk dibawah kasur miliknya. Didepannya, sudah berserakan beberapa botol minuman alkohol yang kosong. Ia meneguk cairan itu langsung dari botol yang ia pegang, lalu menyandarkan kepalanya pada kasurnya. Rasanya masih sama seperti sebelumnya, sesak dan kesal secara bersamaan.
Prang!
Botol yang tadi Jihoon pegang, kini sudah berubah menjadi kepingan-kepingan kaca yang berserakan di lantai, dengan sisa cairan dari botol itu yang mengalir mengotori lantai kamar Jihoon.
•••
Setelah kejadian itu, Soonyoung benar-benar melakukan semua yang ia katakan. Menjauh dari pria itu, menganggapnya asing, dan seolah tak saling mengenal. Soonyoung bahkan kini juga menganggapnya sebagai sebuah mimpi buruk. Sebuah mimpi buruk, yang membuat hidupnya di rundung penyesalan karena sikap dan perkataannya, serta perasaan yang terlambat ia sadari.
Bahkan setelah itu, Soonyoung memutuskan untuk mengundurkan diri dari pekerjaannya, agar ia bisa melupakan semuanya, tentang Jihoon dan perasaannya. Sulit, tapi Soonyoung akan mencobanya. Sakit, tapi Soonyoung akan berusaha, demi kebahagiaan dirinya dan juga Jihoon.
"Mianhae... tapi aku sangat mencintaimu..."
"Dan mungkin pada akhirnya, dia harus menyerah..."
#Two_Sides
—
Hai aku balik lagi, sorry ini masih pendek tapi semoga suka ya. Jangan pada overthinking dulu ya, tenang aja tenang🙂✌️
Stay safe, jumpa lagi di hari selasa❤️
KAMU SEDANG MEMBACA
Two Sides || Soonhoon
Fanfiction[Version :1/2] - "He just wants to feel what the happiness is in his life" - ⚠️ B×B Rated [🔞] TW// many harsh words, murder, traumatic, etc. Homophobic ❌ Tidak untuk ditiru, jadilah pembaca yang cermat. • Not for minor!! • - Happy Reading - © L I A...