Two Sides¹ : "Lelah"

1.8K 229 20
                                    

Nyaris seminggu lamanya Jihoon menghilang dari pandangan Soonyoung, hampir seminggu ia tak mendengar kabar apapun tentang pria itu. Meskipun ia sudah bertanya dengan orang terdekatnya —Seungkwan, tetap saja ia tak mendapatkan kabar apapun. Seungkwan menolak memberitahunya, karena perintah dari Jihoon langsung, bahkan menurut penuturannya, Jihoon nyaris tak pernah keluar dari kamarnya selama itu. Tentu saja, hal itu membuat Soonyoung seketika merasa khawatir dengan keadaan Jihoon, apakah ia baik-baik saja?

Kemudian, suara ketukan pintu menyadarkannya dari semua lamunan itu. Salah satu staff berdiri di ambang pintu, membungkukkan tubuhnya dengan sopan sebelum menyampaikan apa maksud tujuannya kemari.

"Sudah waktunya meeting, yang lain sudah menunggu anda di ruang meeting" Ujarnya.

"Ah, baiklah aku akan kesana segera." Sahut Soonyoung sembari beranjak dari kursinya, mengambil pulpen dan beberapa berkas yang sudah ia siapkan untuk rapat hari ini.

Kemudian, ia melangkahkan kakinya menuju ruang rapat yang berada di sayap kanan lantai dimana ruangannya berada. Ia membungkukkan tubuhnya, dan seketika atensinya tertuju pada seseorang yang duduk di ujung meja. Seseorang yang selama ini hilang dari pandangannya, Lee Jihoon.

Pria itu melipat kedua tangannya, menatap kertas-kertas yang ada ditangannya, tanpa mengalihkan pandangannya sekalipun.

"Baiklah, mari kita mulai meetingnya" Ujar Seungkwan yang duduk disebelahnya. Kemudian, Soonyoung mendudukkan dirinya di kursi kosong, penglihatannya masih tak bisa lepas dari sosok atasannya tersebut.

Selama rapat berjalan, Soonyoung sama sekali tak bisa fokus pada agenda meeting hari itu, ia asik curi-curi pandang ke arah Jihoon, walau tak sekalipun sosok yang tengah ia perhatikan itu menoleh ke arahnya. Pria itu terlalu fokus pada meeting hari ini, dan juga kertas-kertas sialan yang ada ditangannya itu.

Kemudian meeting pun selesai, para staff kantor lainnya lebih dulu meninggalkan ruang meeting tersebut. Dan menyisakan Soonyoung, Jihoon dan Seungkwan yang masih ada disana. Lalu, Soonyoung memutuskan untuk pergi dari ruangan itu.

"Ada yang ingin ku katakan padamu..." Soonyoung menoleh ke arah pria yang masih setia duduk di ujung sana, sembari melipat kedua tangannya dengan arogan.

"Seungkwan, tunggu aku di ruangan. Aku ingin bicara dengannya" Perintahnya. Seungkwan mengangguk patuh, lalu beranjak dari kursinya. Sebelum ia pergi, Seungkwan sempat melirik ke arah Soonyoung dengan tatapan yang sulit di mengerti.

Sepeninggal Seungkwan, suasana ruangan itu begitu sepi, canggung dan rasanya aneh. Soonyoung masih berdiri ditempatnya, menunggu Jihoon untuk mengatakan hal yang ingin ia katakan.

"Sebelum aku—pasti ada yang ingin kau sampaikan malam itu. Katakan pointnya padaku, aku tidak perlu penjelasan, tapi aku butuh intinya" Ujar Jihoon.

Soonyoung terdiam sejenak, menarik nafasnya lalu menghela nafasnya, "Aku punya alasan kenapa aku mengatakan itu. Aku--"

"Aku bilang pointnya Kwon Soonyoung, aku tidak memintamu untuk menjelaskannya!" Potong Jihoon dengan suara yang agak meninggi.

"Aku minta maaf... aku tidak ingin kau salah paham tentang itu, aku minta maaf"

Jihoon memutar bola matanya, tidak ingin salah paham bagaimana? Ah, tapi sudahlah. Ia juga tidak ingin mendengar penjelasan apapun dari pria itu, ia sudah benar-benar muak.

"Sekarang giliran ku..." Jihoon menjeda perkataannya, pria itu berdiri dari kursinya lalu menatap Soonyoung.

"Apapun alasanmu, simpan saja. Mulai hari ini dan seterusnya, anggap aku sebagai mimpi buruk yang pernah kau alami--"

"Apa?"

"Mari tidak saling mengenal dan melupakan semua yang sudah terjadi, aku tidak akan mengganggu mu lagi. Setelah ini, kita hanya sebatas atasan dan bawahan, selebihnya anggap aku sebagai orang asing, dan semoga perjodohan mu itu lancar" Setelah mengatakan itu, Jihoon berjalan pergi ke arah pintu, sebelum itu Soonyoung lebih dulu menahan pergelangan tangannya, agar pria itu tak meninggalkan ruangan tersebut.

Jihoon menoleh ke arah Soonyoung, "Lepas..."

Soonyoung tak menggubris perkataan Jihoon, dan malah menarik tengkuk Jihoon dan menempelkan kedua bibir mereka. Tak peduli jika ada staff lain yang akan melihat apa yang ia lakukan pada atasannya, Soonyoung benar-benar tak peduli. Pria itu melumat bibir lawannya dengan lembut, namun menuntut. Kemudian, Jihoon mendorong tubuh Soonyoung menjauh darinya hingga tautan bibir mereka terlepas.

Jihoon menatap pria itu kesal, "Beraninya kau--"

"Aku mencintaimu, Lee Jihoon..."

Deg

Hening. Jihoon benar-benar dibuat tak percaya dengan perkataan yang baru saja Soonyoung ucapkan, mencintai katanya?

Jihoon berdecih, "kau mengatakan itu, setelah beberapa hari lalu kau jelas-jelas bilang, kau masih mencintai kekasihmu yang telah tiada di depan orangtua mu! Sadarkah dirimu, Kwon Soonyoung?" Ujar Jihoon penuh kekesalan.

"Ya, YA! Tentu aku sadar Jihoon, aku sadar dengan apa yang ku katakan. Aku sudah bilang, aku punya alasan kenapa aku mengatakan itu. Kau bahkan tak ingin mendengarnya, sekarang aku menyatakan perasaan ku padamu, apa itu salah?" Kata Soonyoung dengan suara yang ikut meninggi.

Jihoon tersenyum remeh, "Kau mengatakan itu, karena rasa bersalah mu saja. Dan aku tidak butuh itu, Soonyoung"

"Apa? Yah, Jihoon--"

"Terserah Soonyoung, aku lelah" Ucap Jihoon final, lalu benar-benar pergi dari ruangan itu meninggalkan Soonyoung sendirian.

•••

Jihoon menelan salivanya, ia memejamkan matanya dan kejadian siang tadi dengan tiba-tiba kembali terulang di dalam kepalanya. Soonyoung menciumnya, lalu menyatakan perasaannya. Entahlah, ia tidak begitu yakin dengan perkataan pria itu setelah kejadian beberapa hari lalu.

Tapi, bagaimana jika Soonyoung benar-benar mencintainya? Apa alasannya mengatakan itu?

"Tuan Lee, Kau baik-baik saja?" Celetuk Seungkwan yang duduk di kursi depan, tepat di sebelah supir pribadi Jihoon.

"Ya, aku hanya lelah..."Ujarnya, dan kemudian kembali larut dalam pemikirannya sendiri.















"...aku merasa bersalah karenamu"

#Two_Sides

Maaf telat, harusnya abis buka aku upnya. Aku lupa kalo ini selasa astaga, trus keasikan mantengin base tadi gegara soonhoon😭🙏
Semoga suka ya walaupun pendek, stay safe love u all♡

Two Sides || SoonhoonTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang