Two Sides¹ : "Sihir"

1.8K 249 12
                                    

Haruskah Jihoon merasa lebih beruntung sekarang?

Soonyoung jauh lebih penurut dibandingkan Daniel, bahkan pria itu mudah sekali untuk dipengaruhi. Sekali dikata, apa yang ia katakan mutlak, ia akan mematuhi segala yang dikatakan Jihoon.

Pria baik.

Langkah awal Jihoon sudah selesai, sekarang waktunya mengenalkan dunia baru yang akan Soonyoung tinggali. Dunia sebenarnya, dimana Jihoon tinggal dan menjadi penguasa serta pengendalinya.

Itu hanya kiasan untuk menjelaskan rumah Jihoon, yang kemungkinan Soonyoung tidak akan bisa keluar setelah memasukinya nanti. Disinilah Jihoon tinggal, bersama dengan segala tragedi mengerikan dan begitu mencekam di dalamnya. Mulai kematian ibunya, saksi bisu meninggalnya beberapa suami dari ibunya secara sadis. Sebelum ayahnya lah, yang bertahan hingga ajalnya sendiri yang menjemput.

Sedikit info, Jihoon anak dari pernikahan ibunya dengan suami terakhir ibunya. Ya, dia ayahnya dan seseorang yang sama yang menitip pesan pada ibu Seungkwan. Ia sendiri tidak tau apakah ia memiliki saudara dari pernikahan ibunya sebelumnya, ia sama sekali tidak tau. Yang jelas adalah, ia anak kesayangan ibunya dan menjadi malaikat maut bagi ibunya itu.

•••

Dari luar saja, rumahnya sudah terlihat menyeramkan, apalagi dalamnya yang serba bernuansa hitam dengan interior castle penyihir. Disinilah Soonyoung berada sekarang, setelah menerima undangan Jihoon. Akhirnya, ia datang kerumah atasannya untuk pertama kalinya.

Tidak ada perasaan curiga, takut dan semacamnya. Soonyoung malah dibuat terkagum-kagum dengan interior rumah Jihoon yang sangat luar biasa. Semua yang ada di dalam sana, terlihat antik dan juga mahal. Jiwa seninya memang sangat luar biasa.

"Sudah puas Soonyoung?" Soonyoung menoleh ke sumber suara, dimana Jihoon tengah berdiri di tangga dengan baju yang serba hitam.

Dengan senyuman tipis yang menghiasi wajah Jihoon, ia melangkahkan kakinya turun mendekat ke arah Soonyoung.

"Sungguh, rumahmu sangat cantik..."Puji Soonyoung.

"Terima kasih atas pujiannya, ini bukan apa-apa sebenarnya...ayo, kau pasti lelah." Ajak Jihoon, pria manis itu pergi terlebih dahulu ke arah sebuah ruangan, Soonyoung mengekorinya dari belakang, sambil terus melihat-lihat isi rumah Jihoon.

Tak lama, tibalah mereka di sebuah tempat. Ya, bisa dibilang ini ruang tamu di rumah Jihoon. Untuk kesekian kalinya, Soonyoung benar-benar merasa terkagum dengan interior rumah Jihoon yang sangat artistik.

"Duduklah...kau ingin minum?"Tawar Jihoon.

"T-tidak usah repot-repot–"

"Tak apa, jangan merasa asing di rumahku..."

Prok

Prok!

Prok!!

Hanya dengan menepuk tangan 3 kali, beberapa pelayan Jihoon datang berjajar, siap menunggu perintah dari Jihoon.

Sedangkan Soonyoung merasa aneh, ia sedaritadi tak melihat para pelayan, kecuali satu orang pria bule yang membukakan pintu untuknya. Lantas, darimana para pelayan ini datang?

Seolah, bisa mendengar apa yang dipikirkan Soonyoung, Jihoon lantas menjawab,

"Aku yang menyuruh mereka untuk tidak berkeliaran di rumah, ada jam-jam tertentu dimana mereka harus menjalankan tugas mereka masing-masing. Itu mengapa aku membiarkan rumah ini terasa sunyi dan tidak ada suara sedikitpun, itu agar mereka dapat mendengar panggilan ku. Apa kau sudah paham, Soonyoung-ah?" Soonyoung mengangguk kecil, sedangkan Jihoon menatap para pelayannya dengan tatapan datarnya.

Two Sides || SoonhoonTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang