Hari-hari berlalu, Jihoon tak pernah absen untuk mengirimkan makanan untuk Soonyoung dan orangtuanya ke rumah sakit, lewat perantara Seungkwan ataupun Vernon. Bahkan tak jarang ia sendiri yang membawanya langsung jika ia penasaran dengan kondisi Soonyoung, walau ia hanya bisa melihatnya dari luar dan masih enggan untuk masuk kedalam dan bertemu langsung dengan pria itu, walau rasanya ingin.
Siang ini, seperti biasanya Jihoon akan mengirimkan makanan ke rumah sakit. Karena siang ini ia ada meeting dengan klien bersama Jeonghan, jadilah ia meminta Seungkwan yang mengantarkannya ke rumah sakit.
Seungkwan pun segera pergi kerumah sakit, setelah memesan makanan dari restoran yang diminta Jihoon. Dan membawakan beberapa buah, sesuai dengan permintaan Jihoon juga. Sesampainya dirumah sakit, seperti biasa ia akan disambut oleh ayah Soonyoung. Ia memberikan bungkusan yang ia bawa kepada ayah Soonyoung.
"Eum, Ahjusshi... bolehkah kita berbicara sebentar?"
"Heum, boleh. Tunggu sebentar, aku ingin meletakkan ini didalam dulu"
•••
Soonyoung bersandar pada kasurnya, ia tengah disuapi ibunya makan dan menatap ayahnya aneh karena ayahnya itu masuk seraya tersenyum tanpa alasan ke arahnya. Dan lagi, ayahnya masih tersenyum padanya sembari menepuk-nepuk pelan tangan kirinya yang ayahnya genggam.
"Ada apa, kenapa ayah senyum-senyum begitu?" Tanya Soonyoung heran sembari menarik tangan kirinya dari genggaman sang ayah.
"Yeobeo, kau tak apa? Melihatmu seperti itu, membuatku takut" Celetuk istrinya yang tengah memegang sendok berisi bubur, seraya menatap pria paruh baya itu dengan tatapan aneh.
"Ah... gwenchana-gwenchana" Ujar Pria paruh baya itu.
"Jinjj—"
"Ck, Gwenchana...eoh, makan itu. Biar kau cepat pulih dan keluar dari sini. Eum... Soonyoung-ah"
"Ne?"
"Tentang ucapan mu, kau benar-benar serius dengan itu?" Tanya ayahnya.
Soonyoung menyernyitkan keningnya, "Yang mana?" Ujarnya, lalu memakan suapan bubur yang diberikan ibunya.
"Tentang, cintamu untuk Lee Jihoon—"
"Jinjja...tapi, dia ingin aku melupakan perasaan itu untuknya" Ujar Soonyoung sambil menatap kedua tangannya dengan senyum tipisnya.
•••
Jihoon menarik jaket dan kunci mobilnya, berlari keluar dari kamarnya. Kakinya terus berlari melewati lorong, dan menuruni tangga dengan terburu-buru tanpa peduli jika nantinya ia akan jatuh dari sana. Satu yang ada dipikirannya, ia harus segera menemuinya sebelum terlambat.
Jihoon membuka pintu mobilnya, dan segera memasang sabuk pengamannya, lalu mengendarai mobilnya segera menuju ke tempat tujuannya. Ia bahkan mengendarai mobilnya dengan kecepatan tinggi yang bisa saja mengancam keselamatannya dan pengemudi lain. Ia memutar stirnya ke kanan dan ke kiri guna menyelip mobil lain yang menghalanginya.
Sesampainya dirumah sakit, Jihoon memarkirkan mobilnya asal, lalu berlari masuk ke dalam rumah sakit. Berlari menyusuri lorong, dan sesekali memerhatikan setiap bangsal yang ia lewati, dan kakinya berhenti didepan pintu ruangan. Ia mendorong pintu itu dan masuk kedalam dengan keadaan terisak. Namun, langkahnya kembali terhenti ketika melihat pria itu duduk diatas ranjang rumah sakit sembari tersenyum kearahnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Two Sides || Soonhoon
Fanfiction[Version :1/2] - "He just wants to feel what the happiness is in his life" - ⚠️ B×B Rated [🔞] TW// many harsh words, murder, traumatic, etc. Homophobic ❌ Tidak untuk ditiru, jadilah pembaca yang cermat. • Not for minor!! • - Happy Reading - © L I A...