Pria itu beranjak dari posisi, membenarkan pakaiannya, lalu berjalan ke arah Soonyoung berdiri dan menatapnya kini. Itu benar-benar Lee Jihoon, dan kini pria itu tersenyum ke arahnya. Pria itu melipat kedua tangannya di depan dada, memiringkan kepalanya menatap Soonyoung yang kini terdiam, juga dengan menatapnya.
"J-Jihoon kau-apa yang kau lakukan disini?" Tanya Soonyoung.
"Eumm...tidak ada, hanya iseng mengunjungi butik ku saja" Mendengar itu, sontak Soonyoung mengerutkan keningnya. Butiknya? Sejak kapan, Jihoon memiliki butik?
"Apa?"
"Ya, ini butik ku sekarang. Ah-aku mendapatkan undangan pernikahan mu pagi tadi, aku tak menyangka kau yang mencintai mantan kekasih mu itu, dan menolak bertunangan waktu itu, sekarang malah akan menikah dengannya, benar-benar di luar dugaanku. Kau hebat, Soonyoung-sshi" Ujarnya. Entah terdengar seperti pujian, atau lebih tepatnya sarkasme untuk Soonyoung. Jihoon hanya ingin mengatakannya saja.
"Wanita itu, dia cantik makanya kau jadi suka dengannya dan dengan mudahnya jatuh cinta, bukan?-"
"Tidak..." Potongnya, dan Jihoon menaikkan sebelah alisnya. "Aku tidak suka padanya, ataupun mencintainya." Lanjut pria itu.
Jihoon tertawa mendengar kalimat yang keluar dari mulut pria itu. Tidak suka, tidak cinta, lalu untuk apa ingin menikah? Dia ini benar-benar kelewat bodoh, pikir Jihoon.
"Lalu, untuk apa kau menikah jika tidak ada landasan suka dan cinta disana? Apa kau melakukannya karena terpaksa Soonyoung?" Terlalu tepat sasaran, dan membuat pria itu kehabisan kata-kata untuk memberikan alasan yang jelas, pada pria yang berdiri didepannya dengan tatapan meremehkan itu.
"Bodoh sekali"
"Ji-"
Belum selesai Soonyoung dengan kalimatnya, Rena datang dengan pakaian serba putih dengan desain yang sangat cantik dan pas ditubuhnya. Kedua pria tadi menoleh ke arah wanita itu, dengan pegawai butik di belakangnya.
"Soon-eoh? Tuan Lee?" Ucap wanita itu.
Jihoon menatap wanita itu sekilas, lalu memilih untuk pergi dari sana meninggalkan Soonyoung, Rena dan pegawai butik itu yang kebingungan melihat kepergiannya secara tiba-tiba.
"Soonyoung-"
"Kau pulang saja dengan taksi, aku ada urusan" Ujar Soonyoung, lalu ikut pergi meninggalkan Rena dan pegawai butik tadi di ruangan itu.
Rena menatap punggung pria itu yang berlari keluar dari ruangan tersebut, tak lama setelah kepergian Jihoon. Kemudian, ia menghela nafasnya.
"Rena-sshi, gwenchana?" Tanya pegawai butik itu, memastikan.
"N-ne..."
•••
Jihoon berjalan keluar dari butik tersebut, kemudian pergi meninggalkan tempat itu menaiki mobil berwarna putih miliknya. Tak lama setelah itu, Soonyoung ikut keluar menyusul Jihoon. Ketika pria itu melihat bahwa Jihoon baru saja pergi dengan mobilnya, ia pun segera pergi masuk ke mobilnya dan menyusul kemana Jihoon pergi.
Soonyoung benar-benar membuntuti mobil pria itu, ia bahkan menyelip beberapa kendaraan agar tak kehilangan jejak Jihoon. Hingga mobil Jihoon berhenti di sebuah tempat yang bahkan Soonyoung sendiri tidak tau ini dimana, ia sedaritadi hanya mengikuti kemana mobil Jihoon pergi, hingga tanpa sadar ia pergi keluar dari wilayah kota Seoul.
Wilayah tempat ini cukup sepi, sunyi dan bahkan ia tak melihat seseorang satupun disini. Lalu, untuk apa Jihoon kemari? Bisa saja, disini ada orang jahat yang bisa mencelakakannya tanpa ia ketahui. Tak berselang lama, Jihoon keluar dari mobilnya dan berjalan lebih jauh menyusuri jalan kecil dan sempit di depan sana. Soonyoung pun ikut turun, dan mengikuti Jihoon secara diam-diam menyusuri jalan kecil dan sempit itu.
KAMU SEDANG MEMBACA
Two Sides || Soonhoon
Fanfiction[Version :1/2] - "He just wants to feel what the happiness is in his life" - ⚠️ B×B Rated [🔞] TW// many harsh words, murder, traumatic, etc. Homophobic ❌ Tidak untuk ditiru, jadilah pembaca yang cermat. • Not for minor!! • - Happy Reading - © L I A...