Lihatlah dimana mereka sekarang?
Disebuah kamar hotel VIP yang dipesan Jihoon, sengaja. Entah bagaimana, Tuhan mempermudahkan rencananya. Jihoon tersenyum puas, menatap Soonyoung yang bahkan sudah tak sadarkan diri karena mabuk berat, tertidur di atas kasur kamar hotel mereka.
Jihoon melepaskan jam tangan yang sedaritadi melilit pergelangan tangannya, lalu diletakkan di atas meja nakas. Ia berbalik menuju ke arah jendela yang terbuka, dan menutup tirai jendela itu.
"Eunghh..." Jihoon menoleh, karena mendengar lenguhan dari pria itu.
Soonyoung membuka matanya, mengerjapkan matanya dan berusaha memperjelas penglihatannya. Kepalanya masih pusing, karena masih terpengaruh alkohol.
"Sudah sadar Soonyoung?" Sebuah suara, membuatnya berusaha untuk bangkit, walau ia masih keadaan setengah sadar dari mabuknya.
Ya, Lee Jihoon. Berdiri membelakanginya sambil menatap jendela yang sudah tertutup oleh tirai.
"A-aku ada dimana?" Tanya Soonyoung sambil memegangi kepalanya yang terasa pusing.
"Hotel, kita akan bermalam disini." Ujar Jihoon, membuat Soonyoung menatap punggung pria pendek itu dengan tatapan bingung.
"K-kenapa?" Jihoon berbalik, berjalan menuju kasur dimana Soonyoung berada. Jihoon menatap manik pria itu dengan senyum tipisnya.
"Aku rasa, aku mabuk. Dan, kau pasti tau, setiap pengendara yang terpengaruh oleh alkohol pasti akan ditilang" Tentu, yang dikatakan Jihoon itu benar adanya. Tapi, Jihoon sebenarnya tidak benar-benar mabuk. Toh, ia cuma minum Champaign tadi yang alkoholnya lebih sedikit, dari Wine yang diminum Soonyoung.
"Tidurlah jika masih pusing, apa perlu aku memesankan air--"
"Tidak, tidak perlu. Aku tidur saja" tolak Soonyoung cepat, lalu merebahkan dirinya di kasur dengan posisi yang benar.
Tak lama, Jihoon menyusul Soonyoung merebahkan dirinya, tepat disebelah pria itu.
"A-apa yang kau lakukan?" Tanya Soonyoung terkejut, melihat Jihoon yang tiba-tiba ikut merebahkan diri disebelahnya.
"Tentu saja tidur, lalu apa lagi?" Kata Jihoon yang memejamkan matanya dan mengarah ke arah Soonyoung.
"K-kita sekamar--"
"Se hotel, se kamar dan se kasur. Sudah jelas?"
Soonyoung menghela nafasnya, ingin sekali ia mengusir pria di hadapannya ini, namun kepalanya terasa pening untuk berbicara dan lagi, Jihoonlah yang memesan kamar ini. Ah sudahlah, ia menyerah.
Ketika Soonyoung ingin beranjak dari kasurnya, namun tangannya di tahan oleh Jihoon yang masih memejamkan matanya.
"Tidurlah disini, jangan berani untuk pindah." Jihoon membuka matanya, lalu menarik tangan Soonyoung hingga pria itu kembali berbaring seperti semula.
Soonyoung meringis, merasakan kepalanya yang semakin pusing akibat berbenturan dengan bantal, padahal itu benda empuk. Tapi bisa membuat pusingnya semakin parah.
"Ahhh..."
"Yah~ jangan mendesah, kita tidak sedang berhubungan intim. Jadi diamlah, kau membuatku tidak bisa tidur" Ujar Jihoon.
"Apa? Astaga, otakmu sungguh mesum dari yang ku kira" Sahut Soonyoung malas.
"Kau bilang apa?" Tanya Jihoon dan kali ini, ia membuka matanya menatap pria yang berada di sebelahnya.
"Tidak ada--"
"Yah~"
"Setelah menciumku dengan lancang, sekarang menjebak ku untuk tidur denganmu?--"
KAMU SEDANG MEMBACA
Two Sides || Soonhoon
Fanfiction[Version :1/2] - "He just wants to feel what the happiness is in his life" - ⚠️ B×B Rated [🔞] TW// many harsh words, murder, traumatic, etc. Homophobic ❌ Tidak untuk ditiru, jadilah pembaca yang cermat. • Not for minor!! • - Happy Reading - © L I A...