Two Sides¹ : " Memori "

1.5K 226 28
                                    

Ucapan Jihoon tempo hari, masih terngiang-ngiang dengan jelas di dalam ingatan Soonyoung. Sejujurnya, ia dibuat bingung oleh kehadiran Jihoon setelah sekian lama. Tiba-tiba muncul didepannya, dengan membawa semua hal yang membuat kepala berpikir kesekian kalinya, hanya untuk memahami satu kejadian ini.

Ia menghela nafasnya untuk kesekian kalinya, kemudian menutup laptop yang ada dihadapannya dan pergi keluar dari kamarnya. Ia pergi ke dapur, dan membuat secangkir kopi hangat untuk menenangkan otaknya sedikit. Bukannya menjadi lebih tenang seperti yang ia harapkan, malah justru sebuah bayangan memori tentang Jihoon dan dirinya tiba-tiba muncul saja di kepalanya.

Bayangan memori, dimana ia kehilangan akal sehatnya malam itu. Ia menciumnya dan berakhir melakukan hubungan intim bersamanya. Ia bahkan mengingat jelas, bagaimana jari-jemarinya menyentuh kulit putih pria itu dengan sensual. Ia bahkan, bisa mengingat suara Jihoon saat itu, ketika pria manis itu mendesahkan namanya.

"Ah sial! Apa yang kau pikirkan Soonyoung, ck!" Pria itu meletakkan cangkirnya dengan kasar di atas meja dapur, hingga isinya berceceran mengotori meja tersebut.

•••

Disisi lain, Jihoon tengah duduk di sofa yang menghadap ke jendela besar yang ada di kamarnya. Jari-jarinya, mengetuk permukaan meja tersebut hingga menimbulkan bunyi yang memecah keheningan di dalam ruangan itu.

Kemudian ia menghela nafasnya, dan menyandarkan tubuhnya di sofa tersebut. Entahlah apa yang ia pikirkan sedaritadi, hingga ia merasa pening sendiri. Yang Jihoon rasakan sekarang adalah, rasa bingung dan sedikit gelisah yang ia juga tidak tau kenapa ia merasakan ini semua.

Jihoon beranjak dari sofa itu, sembari mengencangkan tali bathrobe yang ia gunakan. Tak lama setelah itu, pintu kamarnya di ketuk dan terbuka menampilkan asistennya, Seungkwan yang membungkukkan tubuhnya sopan, sebelum masuk ke dalam kamar Jihoon untuk menyampaikan apa yang perlu ia sampaikan.

"Tuan, ada yang ingin bertemu dengan anda" Ujar Seungkwan.

Pria itu menyernyitkan keningnya, "siapa?"

"Aku..." Jihoon mengalihkan pandangannya ke arah seorang wanita yang tiba-tiba masuk tanpa dipersilahkan, ia menatap wanita itu bertanya-tanya. Ada keperluan apa, hingga ia repot-repot datang kemari?

Seungkwan mengundurkan dirinya dari kamar Jihoon, membiarkan wanita itu masuk dan menutup pintu kamar Tuan mudanya kembali, untuk memberi mereka privasi. Jihoon menghela nafasnya, begitu melihat wanita itu berjalan ke arahnya dan berdiri tepat dihadapannya. Benar-benar sebuah kejutan yang tak terduga, wanita itu datang tanpa undangan, malam-malam begini?

"Ada perlu apa malam-malam kesini?"

Wanita itu tersenyum miring, "kau tentu bisa langsung paham, apa maksud ku kesini, Tuan Lee"

Jihoon berdecih, "Kau pikir aku cenayang, bisa tau begitu saja apa maksud mu kesini, huh?" Ujarnya agak ketus.

Wanita itu memutar bola matanya malas, lalu melipat kedua tangannya di depan dadanya, "Soonyoung, aku kesini karenanya"

"Langsung pada poinnya, aku tidak suka bertele-tele asal kau tau"

"Jauhi Soonyoung, aku tau dia masih mencintai mu. Kami akan menikah, jadi tolong jangan lagi ikut campuri hidupnya lagi, Lee Jihoon" Ujar wanita itu, penuh penekanan.

Jihoon tersenyum, "jika aku tidak mau melakukannya, apa yang kau lakukan?" Ujarnya menantang wanita itu. Dan tentunya, wanita itu menanggapinya dengan serius.

"Aku...tak segan untuk melakukan apapun untuk menyingkirkan mu dari hidupnya, meski itu membunuh sekalipun, Jihoon-sshi" Ancam wanita itu, Shin Rena.

Two Sides || SoonhoonTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang