Chapter 3

1.5K 202 107
                                    

Entah apa yg terjadi pagi ini, Mayumi sedikit emosional apa mungkin karena hari pertamanya di tempat penitipan atau karena hal lain.

Bahkan dia menolak mandi dan juga makan. Dia juga enggan untuk pergi ke tempat penitipan. Jelas sebagai orang tua barus sekaligus orang tua tunggal membuat Dazai sedikit setres, dia bukanlah tipe yg bisa mengatur apalagi anak-anak.

"Baiklah Mayumi Chan, kau tak perlu pergi. Tapi setidaknya kau makan dan mandi. Papa akan mengajakmu ke Agensi." Bujuk Dazai dengan nada yg dibuat sabar (:v mungkin kl itu author dh di acungin pistol. Dazai: Author terlalu cantik untuk merasakan timah panas, bagaimana kalau kita bunuh diri ganda :v)

Hampir 1 jam Dazai mencoba walau ada sedikit paksaan untuk hal itu.

•••••

"Baiklah, malaikat kecil papa sudah siap pergi." Ucap Dazai sambil memakaikan gadis kecilnya sepasang sepatu berwarna merah.

Di sepanjang jalan, Mayumi tak hentinya menunjuk setiap makanan yg ia mau. Namun Dazai tak ingin ditendang Kunikida jadi ia hanya mengatakan 'nanti'.

Jelas gadis itu memasang raut wajah kecewa, kemudian ia kembali menangis dalam gendongan pria berperban itu.

"Hahh di usia muda sudah memiliki anak itu adalah hal terburuk dalam hidupku." Keluh Dazai.

Tanpa memperdulikan gadis kecil yg terus saja menangis.

•••••

"Ooo... Dazai san, kenapa Mayumi chan menangis ?" Tanya Atsushi.

"Aku tidak tahu."

"Ahhh itu biasa terjadi pada anak usia 2 atau 3 tahun." Jawab seorang wanita berambut pendek yg baru saja datang.

"Yosano Sensei."

"Kau harus bersabar dan cari hal lain yg bisa menarik perhatiannya." Lanjut Yosano.

Dazai melihat Mayumi lalu ia teringat sesuatu.

Kemudian Dazai membentuk sebuah kertas yg ia bawa menjadi bunga.
Hal itu ternyata cukup berhasil membuat gadis kecil itu diam dan menatap heran papanya.

"Kau mau papa ajari?" Tanyanya. Mayumi hanya mengangguk.

"Tapi, berhentilah menangis."

••••

Saat perjalanan pulang kerja Dazai kembali harus melayani gadis kecilnya yg terus saja menangis di sepanjang jalan.

"Oh ayo lah malaikat ku. Jangan menangis." Bujuk Dazai.

Karena semakin kuat tangisan gadis itu Dazai memutuskan untuk menurunkan gadis kecilnya dari gendongannya. Lalu ia berjongkok di depan gadis kecil itu dan menarik pelan dagunya.

"Kau mau papa bersikap baik atau bersikap buruk padamu?" Tanya Dazai dengan nada yg dingin bahkan matanya juga dingin persis seperti saat ia masih di Port Mafia.

Mayumi sedikit tercengang namun karena usianya dia belum mengerti dan malah terus saja menangis.

PLAKKK...

Pipi mungil Mayumi mendapat bekas merah tamparan dari papanya sendiri.

Mendapat perlakuan kasar, gadis itu gadis yg masih berumur 3 tahun itu berlari menjauhi papanya.

Dazai hanya bisa membeku di sana menatap tangannya yg gemetar.

"Aku.... Aku... Menamparnya." Batinya.

.
.
.
.
TBC.

Kagak ada feel ya.. 😅😅

You Are Only Mine (Dazai Osamu X Reader) (C) ✅Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang