Part 22

2.2K 163 13
                                    

Empat tahun berlalu. Phem sudah tumbuh menjadi anak yang pintar. New di bantu oleh Off Gun Krist dan Singto dalam merawat Phem. New bersyukur walupun tanpa Tay, New dapat merawat Phem dengan baik tanpa kekurangan kasih sayang sedikitpun karena Phem di kelilingi oleh orang-orang yang menyayanginya.

Empat tahun berlalu, tidak berarti New bisa melupakan Tay, justru rasa itu semakin tumbuh lebih besar. Setiap malam New selalu memandang foto Tay, New selalu mengingat Tay. Phem mengingatkan akan Tay. Sifat Phem sangat mirip dengan Tay.

"Phem bangun sayang, nanti kau terlambat sekolah" New membangunkan Phem. Untuk membangunkan Phem cukup mudah, sama seperti Tay.

"Umm baik papa" Phem membuka matanya kemudian beranjak ke kamar mandi.

"Ingin papa bantu menyiapkan air hangat?" Tawar New.

"Tidak perlu pa, Phem sudah besar"

Phem dilatih mandiri oleh New. New memeriksa tas sekolah Phem untuk mengecek apakah sudah lengkap peralatan sekolah Phem, dan New tersenyum. Phem sudah mempersiapkan perlengkapannya sendiri.

New berjalan ke arah lemari untuk mengambil seragam sekolah Phem dan meletakanya di kasur. Phem keluar dari kamar mandi dengan kondisi dari kepala hingga kaki terbalut handuk.

"Papa Phem kedinginan" adu Phem pada New.

New tertawa dan mendekati Phem. Phem sama seperti Tay, selalu bertingkah konyol. "Tadikan papa sudah menawari bantuan untuk menyiapkan air hangat. Lihat sekarang Phem kedinginan kan?" Ujar New menarik ujung hidung Phem dengan gemas. "Cepat pakai bajunya nanti Phem tambah kedinginan" perintah New.

Phem mengambil seragamnya dan memakinya dengan perlahan, New hanya memperhatikan Phem.

"Papa bantu Phem menggunakan dasi" ujar Phem memberikan dasinya pada New. New membantu Phem merapikan seragamnya.

"Selesai. Anak papa tampan" puji New sambil merapikan rambut Phem. "Ayo kita turun sarapan. Nanti kau terlambat" ajak New sambil menggandeng tangan Phem untuk keluar dari kamar.


Di ruang makan, semuanya sudah lengkap. Sudah ada Off Gun Singto dan Krist yang duduk menunggu di meja makan.

"Hai jagoan paman kau tampan sekali" ujar Off pada Phem.

"Tentu saja aku tampan, karena papa juga tampan" ujar Phem dengan bangga.

" A a a kau sama seperti Daddymu, terlalu percaya diri" seketika semua terdiam mendengar ucapan Off. Off merutuki mulutnya sendiri yang asal bicara.

"Daddy?" Tanya Phem bingung.

"Ah Phem sayang cepat sarapan nanti paman Gun yang akan mengatarmu ke sekolah" ucap Gun mengalihkan pembicaraan.

Selama 4 tahun ini, baik New ataupun yang lainnya berusaha untuk tidak mengungkit soal Tay. Mereka berusaha menyembunyikan soal Tay dari Phem, bahkan foto-foto ataupun benda-benda yang berhubungan dengan Tay sudah mereka simpan agar Phem tidak melihatnya, merek takut Phem bertanya siapa Tay dan mereka tidak bisa menjawabnya.

"Aku mau makan di suapin sama paman Singto" pinta Phem.

"Hei bocah kau sedari dulu suka sekali merebut P' Singto dariku" ujar Krist tidak terima.

Phem tidak perduli apa yang di katakan oleh Krist. Phem berjalan menuju Singto dan duduk di atas pangkuan Singto.

"Paman AA" Phem membuka mulutnya agar Singto menyuapinya, dan Singto menuruti Phem.

"Kau mengesalkan bocah" rutuk krist.

Gun mengantar Phem ke sekolahnya. New memasukan Phem ke sekolah kanak-kanak agar Phem bisa belajar sejak dini dan bersosialisasi dengan baik.

Between Revenge And LoveTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang