Part 25

2.8K 189 10
                                    

New memperhatikan Tay dan Phem yang sedang bermain. New sebenarnya ingin ikut bergabung dengan mereka, namun niatnya di urungkan karena New ingin Tay dan Phem menjadi lebih dekat. New ingin Phem bisa menerima Tay saat tau kebenaranya nanti.

Hari sudah sore, mataharipun sudah beranjak menuju arah barat. Sinar matahari pada sore hari memberikan kehangatan pada musim semi. Semilir angin bertiup dengan lembut.

New dan Tay segera membereskan perlengkapan piknik mereka. Phem berlari dan menaiki punggung Tay yang sedang berjongkok.

"Paman malam ini tidur bersama Phem dan papa lagi kan?"

"Tentu" bukan Tay yang menjawab pertanyaan Phem melainkan New, dan Tay hanya mengangguk dia tidak dapat menolak keinginan dua orang yang sangat di sayanginya.

Phem bersorak senang dan mencium pipi Tay. Hati Tay merasa hangat kala Phem mencium pipinya.

Mereka berjalan menuju mobil Tay dengan Phem di dalam gendonganya. Tay menurunkan Phem dan ingin mendudukan Phem di kursi penumpang namun Phem tidak ingin lepas dari Tay.

"Biar aku saja yang menyetir" New menjulurkan tanganya untuk meminta kunci mobil Tay.

Di dalam perjalanan, New melirik ke arah sebelahnya. Phem sedang tertidur di pangkuan Tay, New tersenyum. Sedari tadi Phem bermain bersama Tay dan New dapat melihat Phem nyaman bersama Tay.

"Kau merebut perhatian Phem dari aku" ujar New sambil menatap lurus ke jalan.

"Apa kau cemburu?"

"Tentu saja tidak"




Mereka telah sampai di kamar New. Tay meletakan Phem perlahan di atas kasur agar Phem tidak terbangun.

"Newwiee mau keluar sebentar?" Tanya Tay setela meletakan Phem di kasur.

"Mau ke mana?" Tanya New balik.

Tay tidak menjawab pertanyaan New. Tay melangkahkan kakinya keluar kamar hotel dan di ikuti oleh New di belakangnya.

New mengikuti Tay yang membawanya ke taman yang berada di hotel tersebut.

Melihat Tay yang mendudukan dirinya di sebuah kursi, New pun juga menduduki dirinya di sebelah Tay. Tidak ada percakapan di antara mereka berdua.

Hening. Tay menatap langit sore dengan diam. New melihat ke arah Tay, melihat wajah Tay yang sedang termenung menatap langit.

"Tee/Newwiee" panggil mereka bersamaan.

"Kau duluan" ujar Tay

"Tidak kau saja. Kau yang mengajaku kemari pasti ada yang ingin kau katakan bukan?" Tanya New pada Tay.

"Kembalilah padaku" ujar Tay sambil menatap New dan menggenggam kedua tangan New. "Kita bisa merawat Phem bersama".

"Tee"

New terdiam mendengar kalimat yang di ungkapkan oleh Tay. Jujur New sangat senang jika mereka bisa kembali seperti dulu lagi, memang itu yang New harapkan. Tapi New merasa ada yang mengganggu di pikiranya. New bingung dia harus mengikuti kata hatinya yang menginginkan Tay, atau mengikuti pikiranya.

"Kita bisa mengulang semuanya dari awal" yakinkan Tay pada New.

"Bagaimana dengan paman Phana?" Tanya New ragu.

New berpikir apakah paman Phana akan menerimanya setela semua yang menimpa Tay itu di sebabkan olehnya. New takut Phana akan menolaknya. New tak ingin berharap lebih pada Tay. Untuk mengetahui kondisi Tay saat ini saja New sudah senang.

"Aku akan membawa kalian untuk menemui paman besok" jawab Tay.

.
.
.

"Tee pelan-pelan nanti kau bisa membangunkan Phem" ujar New berbisik pada Tay.

Between Revenge And LoveTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang